Bayi Rahasia CEO

"Mas Adrian" teriaknya dengan nafas tersengal-sengal serta keringat dinginnya membanjiri seluruh wajah cantiknya.

"Alhamdulillah hanya sebuah mimpi. Ya Tuhan tolong lindungi Mas Adrian" ucapnya kembali dengan tetesan air mata di pipinya.

Beruntung malam ini Linda tengah sendiri di rumah jadi Abian tidak mendengar teriakannya tadi saat ia bermimpi buruk. Malam ini Abian tengah tidur di rumah Umi Aisyah karena selepas acara pengajian tadi malam, putranya sepertinya kelelahan sehingga tertidur di kamar Anton. Umi Aisyah pun melarang Linda membangunkan putranya sehingga Abian pun tidur di rumah Umi Aisyah.

🍁🍁🍁

Pagi hari Anisa tengah berkunjung ke rumah Umi Aisyah dan ternyata ia melihat Abian tengah tersenyum bahagia. Bocah itu sedang megutak atik laptop entah kepunyaan siapa dan ada seorang bapak yang tidak ia kenal juga duduk di teras rumah Umi Aisyah. Ada Anton yang tengah berbincang dengan bapak tersebut.

"Pagi semua, lho Abian sudah di sini pagi-pagi? Sedang apa itu?" tanya Anisa yang penasaran.

"Iya semalam Abian ketiduran di kamarku jadi tidur di sini. Pas mau pulang eh laptop anak Pak Abdul eror katanya. Ini lagi diperbaiki sama Abian" ucap Anton menjawab pertanyaan Anisa untuk Abian.

Bocah kecil itu sedang berkonsentrasi karena keterangan Pak Abdul dirinya sudah membawa laptop tersebut ke toko dekat kecamatan namun tidak bisa diperbaiki dan coba dibawa ke kota, pihak tokonya bisa memperbaiki namun menunggu satu bulan dan biayanya sangat mahal sedangkan dirinya juga bukan kategori orang kaya.

Dirinya hanya sebagai petani biasa dan anaknya sangat membutuhkan laptop tersebut untuk menulis skripsinya. Anaknya pun masuk kuliah karena dapat beasiswa dan laptop tersebut juga hadiah dari kampus karena anaknya pernah meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi di kampusnya.

"Abian bisa perbaiki laptop Mas?" tanya Anisa sedikit terkejut.

"Bisa Nis bahkan ponsel Umi yang lalu sempat rusak bahkan mau dijual saja sama Umi eh bisa nyala berkat tangan dingin Abian" ucap Anton seraya memamerkan kehebatan dan kegeniusan Abisan pada Anisa.

"Ah Om Anton lebay kak. Jangan terlalu percaya omongan Om Anton, kakak cantik" ucap Abian merendah.

"Kalau kamu gak percaya tanya saja sama Umi langsung atau beberapa warga yang pernah ponsel atau laptop maupun elektronik lainnya yang diperbaiki sama Abian. Tapi kamu jangan bilang-bilang ke ibunya soalnya Abian sembunyi-sembunyi" bisik Anton.

"Hayo Om Anton kenapa itu bisik-bisik sama kakak cantik? Ingat belum muhrim Om. Nanti aku laporkan Umi dan Abah lho biar dinikahin sama kakak cantik langsung" ucap Abian terkekeh meledek keduanya yang kini membuat Anisa pipinya memerah karena malu. Sedangkan Anton langsung menjaga jarak dengan Anisa karena tak enak hati pada gadis ini.

"Wah Abian genius dong. Masih bocah sudah ahli dalam hal serba digital seperti ini. Keren pokoknya kakak cantik acungin sepuluh jempol buat Abian deh" ucap Anisa seraya mengacungkan jempolnya dan bertepuk tangan membuat semua orang tertawa riang.

"Kamu hari ini libur Nis? Kok tumben gak pergi ke klinik dokter Rika?" ucap Anisa.

"Dokter Rika sedang ada urusan di desa seberang jadi hari ini beliau memang menutup kliniknya kecuali ada lahiran urgent nanti tetap ditangani dan aku bantu juga" ucap Anisa.

"Yeii berhasil...berhasil..." ucap Abian sembari lompat kegirangan.

"Alhamdulillah" ucap Pak Abdul dan Anton.

"Wow...keren Abian" ucap Anisa yang makin terkagum-kagum dengan kehebatan Abian karena sekarang dia melihat langsung anak itu membuat laptop Pak Abdul yang rusak dan pihak toko profesional tak bisa menangani namun justru di tangan anak kecil seperti dia bisa kembali normal.

Anisa pun melihat Pak Abdul memberikan upah pada Abian yang tak seberapa namun tetap bocah itu tidak mematok harga sama sekali karena dia ikhlas membantu. Namun prinsipnya rejeki tak akan ditolaknya sehingga ia tetap menerima upah dari Pak Abdul kemudian diserahkan pada Anton untuk ditabung.

"Lho kok uangnya diberikan semua ke Om Anton?" tanya Anisa.

"Iya kakak cantik soalnya Abian gak bisa menyimpang uang dengan benar dan Abian gak mau menyinggung Bunda karena Abian bisa memiliki uang sendiri. Jadi biar uangnya Abian tabung di Om Anton saja bila sewaktu-waktu Abian butuh untuk sekolah atau pergi ke tempat Ayah berada.

"Kamu sudah tahu Ayahmu tinggal di mana?Nanti biar kakak cantik antar secara cuma-cuma gak apa-apa" ucap Anisa.

"Belum" ucap Abian lesu seraya menunduk.

Anisa yang sedih melihatnya jadi merasa bersalah karena telah membahas sosok Ayah Abian. Saat Anisa akan melanjutkan pembicaraan bersama Anton dan Abian, mendadak ponselnya berdering lalu ia langsung mengangkat setelah melihat id pemanggilnya.

"Halo...Apa? Kok bisa? Di rumah sakit mana?" cecar Anisa dengan raut wajah pucat pasi membuat Anton dan Abian mengerutkan keningnya karena penasaran

🍁🍁🍁