Addara Azalea, gadis cantik dari desa plosok yang di panggil Dara. Tanpa sengaja menemukan sebuah batu berbentuk buku di tengah hutan saat ia mencari kayu bakar.
Bagaimana jadinya jika ia mendapatkan warisan dari wanita super kuat pada jamannya?
Akankah hal aneh yang terjadi padanya bisa membuat kehidupan Dara berubah menjadi lebih baik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiindy ArAs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Mendaftar Sekolah.
Carmila mengantarkan Dara kembali ke hotel. Ini sudah pukul 11 malam jadi jalanan lengang dan mereka sampai lebih cepat dia banding mereka berangkat.
Di sepanjang perjalanan, Carmila sangat bahagia telah mempermainkan Natalie di pelelangan.
"Kamu terlihat senang sekali" ucap Dara.
"Ya aku senang dan puas. Kau lihat tidak wajah Natalie? Ha-ha-ha sungguh lucu dan aku yakin dia datang untuk mendapatkan pulau itu. Sayang nya ia tidak mendapatkannya karena sebagian uangnya ia habiskan untuk membeli kalung milikmu itu" ucap Carmila
"Ya, itu salahnya sendiri karena bodoh. Kalau saja ia tidak menyinggung kita lebih dulu, kita tidak akan melakukan hal seperti itu padanya" ucap Dara
"Ya, kau benar. Dia memang bodoh" ucap Carmila mengangguk setuju.
"Aku berterimakasih padamu, karena dengan bantuanmu aku jadi kaya raya sekarang" ucap Dara
"Kau bisa saja, lagian kita tidak ada yang rugi dengan kesepakatan ini. Aku juga senang mengerjai Natalie" ucap Carmila tulus.
"Ah tidak bisa seperti itu, sebagai ucapan terimakasih. Ini buat kamu" ucap Dara memberikan sebuah botol dan juga kotak kecil.
"Kamu memberiku Pil kecantikan lagi?" ucap Carmila terkejut
"Itu bukan pil kecantikan, tapi itu adalah pil penyembuh. Jika kau percaya padaku, itu bisa menyembuhkan penyakit berat sekalipun. Bahkan jika orang itu sedang sekarat, selama masih ada denyut nadinya. Itu akan mengembalikan hidupnya dan segera sembuh setelah beberapa saat" ucap Dara
Carmila lebih terkejut lagi setelah mendengar ucapan Dara, bukankah itu berarti obat yang saat ini dia pegang sangat berharga? Terlebih ini seperti memiliki nyawa cadangan, sekaya apapun seseorang tetap kesehatan adalah yang nomor satu dan tidak ternilai harganya.
"Te-tentu, aku percaya padamu" ucap Carmila, mau tidak mau dia percaya pada Dara. Terlebih ia tahu bagaimana berefeknya pil kecantikan yang sangat di luar nalar.
Suatu keberuntungan dan anugerah dari Tuhan, ia bertemu dan kenal dengan Dara. Ia tidak akan meninggalkan orang seperti Dara yang sangat menakjubkan. Ia tidak iri, tapi ia bangga karena saat ini menjadi teman dari seorang jenius super dan juga Triliuner muda.
"Lalu ini kotak apa?" tanya Carmila lagi
"Kau bisa membukanya kalau penasaran" ucap Dara
Carmila membuka kotak hitam di tangannya, ia terkejut saat melihat sepasang anting yang indah. Itu terbuat dari berlian murni yang di taksir kurang lebih 5 karat.
"Ini terlalu mahal" ucap Carmila
"Tidak, itu sepadan dengan bantuan yang kamu berikan. Jadi tolong jangan menolaknya" ucap Dara
Mau tak mau Carmila menerima semua pemberian dari Dara. Karena tidak mau membuat Dara kecewa jika ia menolaknya.
....
Pagi harinya, Dara menepati janjinya. Ia membawa Dimas pergi ke sekolahnya yang baru untuk mendaftar. Dara juga menelepon Agam untuk menjemputnya dan membawa berkas yang di perlukan Ryan untuk mendaftar juga.
Karena Ryan harus menjaga kakaknya di rumah sakit pasca menjalani operasi kemarin, jadi Ryan tidak ikut melihat sekolah barunya itu. Meskipun ia tidak tahu akan mendaftar di sekolah mana, Ryan tetap merasa bahagia dan terimakasih pada Dara karena ia bisa melanjutkan sekolahnya.
Dara sudah siap dengan Dress berwarna pastel yang sangat cantik. Ia juga membawa tas tangan dan juga memakai masker. Ia tidak memakai high heels, karena belum terbiasa memakai sandal yang seperti itu.
Mungkin nanti ia akan belajar menggunakan nya, bagaimanapun ia sudah membeli beberapa sandal, sepatu, high heels, wedges dan lain-lain yang memenuhi lemari sepatunya.
"Kamu sudah siap Dek?" tanya Adiknya
"Sudah kak, bagaimana menurut kakak?" tanya Dimas yang hanya mengenakan kaos, celana jeans, sepatu kets dan juga tas punggung yang berisi berkas sekolahnya.
Penampilan Dimas sederhana tapi menarik, orang yang kaya yang melihatnya pasti tahu jika pakaian yang di pakai Dimas adalah pakaian bermerek. Setidaknya itu menghabiskan 3.000 dolar atau setara 44 jutaan.
"Kamu sangat keren, baiklah ayo kita berangkat" ucap Dara mengacungkan jempolnya puas dengan penampilan adiknya itu.
"Hehe, kakak bisa aja" ucap Dimas sedikit malu.
Keduanya kemudian keluar dari kamar dan menuju lobby, Saat mereka keluar Agam sudah menyambutnya di luar dan membuka pintu mobil untuk keduanya.
"Selamat pagi Nona Dara dan tuan muda Dimas, silahkan naik" Ucap Agam sopan.
Dimas yang melihat itu tertegun, ia seperti masuk ke dalam dunia orang kaya yang dia tonton, di sinetron ikan terbang yang ibu-ibu di desanya dulu nonton di warung Bu Naah.
Setelah keduanya masuk ke dalam mobil, Dimas berdecak kagum melihat desain interior dari mobil Lexus LM ini.
"Bagaimana mobilnya nona, tuan muda? Apa ini nyaman?" tanya Agam
"Ini nyaman Pak Agam, Bagaimana menurut kamu dek?" tanya Dara.
"Nyaman kak, mobilnya bagus banget" ucap Dimas terlihat senang melihat mobil itu.
"Syukurlah jika anda suka dan nyaman. Nona kita berangkat ke mana sekarang?" tanya Agam, karena ia tidak tahu sekolah mana yang di tuju oleh Dara.
"Teranish School" ucap Dara ringan
Agan terkejut mendengar Teranish School, namun ia menenangkan dirinya dan kembali menjalankan mobilnya dengan perlahan menuju sekolah internasional itu.
Teranish School adalah sekolah elite bertaraf internasional. Sekolah yang khusus di peruntukan orang-orang berkantong tebal dan juga cerdas.
Meskipun Teranish School membuka jalur beasiswa, tapi mereka hanya menerima 3 siswa saja dalam setiap tahunnya. Biaya mendaftar ke sana adalah 40 juta, sedangkan untuk bulanannya adalah 8,5 juta perbulan.
Mereka kini sudah sampai di gedung sekolah yang sangat megah. Meskipun suasana di sana cukup sepi, karena masih ada class meeting untuk kelas 10 dan 11, sembari menunggu liburan sekolah.
Tapi guru sebagian guru masuk untuk menerima pendaftaran sekolah. Satpam mengantarkan ketiganya masuk ke ruangan pendaftaran.
"Selamat pagi Bu Indri, saya mengantar yang mau mendaftar" ucap satpam
"Baik, terimakasih Pak Budi" ucap Indri dan satpam pun pamit pergi setelahnya.
"Selamat pagi silahkan duduk" ucap Indri sopan menunjuk ke arah sofa, bukan ke arah kursi yang mejanya karena bangku di sana hanya ada 2.
Indri sangat tahu apa saja yang melekat di badan orang yang datang. Jadi ia tahu jika dua di antara mereka adalah orang kaya dan melihat Agam tanpa merendahkan.
Setidaknya Agam mengenakan pakaian cukup mahal dan masuk ke brand kalangan menengah. Lagian mereka datang bersama jadi kemungkinan mereka adalah kerabat.
"Selamat pagi Perkenalkan nama saya Addara, ini adik saya Adimas dan sebelah saya Pak Agam.." ucap Dara
"Salam kenal nona, nama saya Indri. ada yang bisa saya bantu?" ucap Indri
"Saya ingin mendaftarkan adik saya Adimas dan juga anak Pak Agam bernama Ryan, untuk bersekolah di sini" ucap Dara.
Indri membantu keduanya untuk mendaftar dan mengisi biodata lengkap di sana dan melampirkan berkas-berkas yang di perlukan.
Melihat alamat keduanya, Indri terkejut saat tahu mereka tinggal di luxury mansion. Yang mana mansion yang di tempati adalah salah satu dari tiga mansion terbesar di ibukota.
Meskipun wali kedua calon muridnya itu berbeda, tapi mereka tinggal di alamat yang sama. Jadi kemungkinan mereka adalah kerabat. Kalau tidak, mana mau mereka membiayai sekolah orang lain kalau bukan kerabatnya.
Setelah membayar uang pendaftaran dan uang bulanan satu tahun penuh. Mereka berkeliling sebentar, Indri memperkenalkan sekolahnya secara singkat, di mulai fasilitas kelas, fasilitas olahraga, Auditorium, Gedung serbaguna dan cafetaria sekolah.
"Kak sekolahnya sangat jauh beda dengan sekolahku yang lama. Di sini semuanya canggih" bisik Dimas pelan.
"Kamu harus bisa membiasakan diri mulai dari sekarang. Kamu juga harus belajar dengan rajin dan jangan mengecewakan kakak, Oke?" ucap Dara sama pelannya.
"Hmm, aku nggak akan ngecewain kakak, aku akan jadi orang sukses di masa depan biar kakak bisa hidup enak dan bahagia" ucap Dimas serius.
"Anak pintar!" ucap Dara terkekeh pelan.
Dia menyayangi Dimas, ia terharu adiknya itu masih memikirkan kebahagiaan dirinya, yang merupakan keluarga satu-satunya.
....
