Pitung yang merupakan Wibu garis keras sedang menonton Anime baru di Bioskop, tiba-tiba tersedak Popcorn saat pemutaran film baru dimulai.
Pitung tewas tanpa ada penonton yang mengetahuinya dan jiwanya bertransmigrasi ke tubuh Raja Iblis yang sedang sekarat.
“Eh... kenapa Aku menjadi Raja Iblis Zagralaas!” Pitung berteriak histeris.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencoba Menghancurkan Lingkaran Sihir
Lima Ratus meter dari jalan yang dilalui kereta kuda itu, Iblis Level 75 langsung mengerutkan keningnya saat melihat asap hitam membubung dari arah lingkaran sihir yang ia buat.
Saat ini ia sedang memandu gerombolan babi menuju Kota Senderos melalui jalan pintas melewati hutan.
Dia terpaksa membuat lingkaran sihir jauh dari Kota Senderos karena dibutuhkan kepadatan Mana agar lingkaran sihir itu dapat membuat Portal Teleportasi yang memindahkan babi-babi tersebut dari wilayah Utara atau wilayah kekuasaan Ras Iblis.
“Sial! Apakah ada Petualang yang mendekati lingkaran Sihirnya? atau mungkin binatang buas tertarik memburu babi-babi itu?” pikirnya berspekulasi. “Aku akan ke sana memeriksanya!” gumamnya sembari merapalkan Sihir Teleportasi.
Iblis Level 75 itu terkejut melihat sosok yang sangat mirip dengan mantan Raja Iblis Zagralaas yang mencoba merusak lingkaran Sihirnya.
“Pedang itu?”
Dia yakin Pedang di genggaman tangan Manusia yang mirip dengan mantan Raja Iblis Zagralaas itu adalah Hell Of Darkness yang hanya dimiliki oleh Zagralaas.
“Mungkinkah rumor yang menyebar dikalangan manusia kalau Raja Iblis Zagralaas masih hidup? Namun, kenapa ia malah mencoba menghancurkan lingkaran sihir ini, padahal dia adalah Iblis yang sangat membenci Manusia?” Iblis itu keheranan.
Pitung merasakan kehadiran yang membuat bulu kuduknya berdiri, dia pun menoleh ke arah cabang batang kayu besar yang tidak hancur di dekat lingkaran sihir.
“Eh, ada Iblis!” Pitung terkejut melihatnya dan langsung gugup, karena saat ia menggunakan Skill Deeping Eyes, Level Iblis itu ternyata jauh lebih tinggi darinya. “Sial! Dia Level 75... apakah Villains sepertiku akan mati? Kenapa jiwaku tidak bertransmigrasi ke salah satu Pahlawan Nistenia saja, kan aku ingin juga jadi Protagonis Utama yang dikelilingi Harem cantik-cantik!” keluhnya sembari menggertak kan gigi saking kesalnya.
Bila Pitung mati ditangan Iblis ini maka tubuhnya yang ada di Bumi akan mati mengenaskan, karena kata Demon King System bila ia tidak dapat menyelesaikan misi utama maka tubuhnya di Bumi akan mati tersedak popcorn.
“Alamak... tak bisakah NPC yang lemah-lemah saja dulu yang menghampiriku!” keluhnya lagi sembari menggenggam erat gagang Pedang Hell Of Darkness.
“Dari mana kau mendapatkan Pedang itu?” Iblis itu turun dari cabang Pohon dengan terbang perlahan-lahan turun ke permukaan tanah. “Atau kau itu adalah Raja Iblis... eh maksudku mantan Raja Iblis yang telah dikalahkan secara memalukan oleh Pahlawan Nistenia yang sedang menyamar menjadi Petualang Manusia?” selidiknya penasaran.
Dia berpikir bila ia menangkap mantan Raja Iblis hidup-hidup dan menyerahkannya pada Raja Iblis Eblirt, maka ia akan diberikan hadiah menarik atau jabatannya mungkin akan dinaikkan——mengingat Raja Iblis Eblirt dan para Jenderal Iblis lainnya sangat membenci Zagralaas.
Kekalahan Pasukan Iblis pada perang sebelumnya masih membekas di benak Ras Iblis, Jutaan Iblis tewas oleh Pahlawan Nistenia dan aliansi keadilan yang terdiri dari Prajurit Kerajaan Kinearus, Kesatria Sihir Kuil Cahaya, Kesatria Sihir Elf, dan gabungan Petualang dari berbagai Guild Petualang.
Sebagai Raja Iblis saat itu, Zagralaas harus bertanggungjawab atas kekalahan itu. Dia seharusnya dieksekusi mati dihadapan Ras Iblis dan mempersembahkan darahnya pada Dewa Kegelapan agar Ras Iblis diberikan kekuatan yang dapat mengalahkan kekuatan para penyembah Dewi Cahaya.
“Ha-ha-ha... sebenarnya aku menemukan Pedang ini saat berpetualang di dekat hutan perbatasan dengan wilayah Iblis!” sahut Pitung berkilah, tetapi ia tidak dapat menyembunyikan kegugupannya. Detak jantungnya berdebar kencang, begitu juga dengan genggaman tangannya yang terlihat jelas sedang gemetaran.
Iblis itu tersenyum, tetapi senyumannya tampak menakutkan dimata Pitung.
“Kalau begitu, mau kah kau ikut denganku ke Istana Iblis?”
Iblis itu tiba-tiba sudah di depan Pitung, tangannya mencengkram leher Pitung yang tak dapat bereaksi untuk menghadangnya.
Pitung terkejut, sekujur tubuhnya tak bisa digerakkan lagi. Pedang Hell Of Darkness pun terjatuh dari genggaman tangannya, dia ingin berteriak meminta tolong agar Netla Durand atau Larissa Blackwood datang menolongnya. Namun, suaranya seperti tersangkut di tenggorokan.
“Sial! Apakah aku akan mati? Demon King System dapatkah kau menolongku?” Pitung sangat putus asa dan tidak ingin mati muda walaupun kehidupannya saat di Bumi sangat membosankan, tetapi ia tetap masih berharap menamatkan tontonan anime yang masih on going agar tidak mati penasaran. “Ah, ya... aku masih ada satu item Sihir Necromancer! (Pemanggilan Beast)”
Dengan terpaksa ia harus menggunakan item elite yang sangat sulit didapatkan itu, karena setiap ia melakukan undian Demon King System; hadiah yang ia dapatkan kebanyakan adalah naik Level satu tingkat atau penambahan Mana.
“Mudah-mudah yang datang adalah Beast Naga atau Salamander lah... jangan sampai yang muncul Kucing Oren atau Kelinci imut.” Karena Pitung tidak terlalu berharap pada Demon King System karena sering melakukan Prank (candaan yang merugikan Pitung atau tidak mau membantunya saat sedang dibutuhkan).
“Iblis sialan! Berani sekali kau menyakiti tuan Zagralaas!”
Teriakan memekakkan telinga membuyarkan lamunan Pitung yang hendak menekan tombol item Sihir Necromancer pada Panel Virtual Demon King System.
“La-larissaaaaaa... oneesannnnn tulungngng aku!” Akhirnya suara Pitung keluar juga.
Namun, Larissa kebingungan, apa itu oneesan. Dia berpikir positif, mungkin itu adalah sapaan akrab dikalangan Iblis sehingga ia segera merapalkan mantera sihir, padahal arti Oneesan itu sebenarnya adalah Kakak Perempuan dalam bahasa Jepang. Karena Pitung adalah Wibu elit, kebiasaan bicara ngawurnya tetap terbawa-bawa ke Dunia Nistenia.
“Kau adalah Penyihir Kegelapan yang ditolong oleh Zagralaas di Kota Trivoni!” seru Iblis Level 75 itu mengerutkan keningnya, karena ia tahu Level Larissa Blackwood sebenarnya adalah Level 90 yang jauh lebih tinggi darinya. “Jangan mendekat atau aku akan membunuh Zagralaas!” ancamnya sembari mencoba merapal mantera sihir Teleportasi dalam pikirannya.
Rapalan Sihir itu butuh waktu setengah menit makanya ia mengancam Larissa yang lebih dulu merapalkan mantera sihir.
Pitung kesulitan bernapas, pandangannya mulai berkunang-kunang karena cengkraman tangan Iblis itu semakin mencekik lehernya.
...***...
Pitung tidak tahu apa yang terjadi, karena ia tak sadarkan diri. Namun, saat ia membuka matanya, kepalanya sedang bersandar pada p.a.h.a Netla Durand yang langsung tersenyum hangat.
“Lanjutkan saja tidurnya tuan Zagralaas... sebentar lagi kita akan sampai ke Kota Senderos!” bisik Netla sembari mengelus-elus rambut Pitung.
Pitung tentu saja merasa keenakan dan senang. “Eh, tunggu... bagaimana dengan Iblis itu dan Larissa?” teriaknya.
Jari telunjuk Netla menempel di bibir Pitung dan berbisik agar tidak berbicara tentang hal itu karena itu dapat membuat Kusir kereta kuda panik. Selain itu ia memutuskan merahasiakan kejadian itu dari mereka karena belum jelas dengan siapa Iblis itu bekerjasama mengendalikan gerombolan babi hutan tersebut.
Larissa langsung muncul dari belakang Netla sembari tersenyum manis. Dia memberikan jempol tangan tanda bahwa ia baik-baik saja, tetapi sebenarnya Iblis itu berhasil kabur karena Iblis itu melempar Pitung ke arahnya sehingga ia terpaksa membatalkan rapalan mantera Sihirnya, kemudian Iblis itu memanfaatkan momen itu untuk kabur dengan Sihir Teleportasi.
Larissa dan Netla yakin perjalanan mereka kedepannya tidak akan mudah, Para Pahlawan Nistenia, Inkuisitor, dan Iblis akan mencari keberadaannya bahkan walaupun itu hingga ke ujung Dunia.