Setelah 15 Tahun Menikah Denganmu

Sehabis pulang dari rumah Risa, Elma langsung menuju pasar untuk membeli beberapa make up.

Kata Risa, alat make up itu harus selalu Elma bawa di dalam tasnya. Selalu berjaga-jaga andai make up-nya rusak, bisa langsung dibenarkan.

Risa juga sudah memberikan arahan ada Elma untuk mendatangi toko penjual make up murah. Sampai di pasar Elma langsung menuju ke sana.

Segera menunjukkan foto di dalam ponselnya pada pekerja di sana.

Elma hanya menunggu hingga semuanya siap dan dia tinggal membayar.

"Terima kasih mbak," ucap Elma, bibirnya tersenyum lebar sekali. Entah kenapa menjalani hal ini membuatnya merasa senang.

"Sama-sama mbak," sahut pekerja wanita itu dan setelahnya Elma keluar dari dalam toko.

Dia berjalan dengan riang, bibirnya pun tak henti-hentinya mengukir senyum.

Namun seketika langkahnya terhenti saat tiba-tiba di depan sana dia melihat seseorang yang sangat dikenalnya, Danu.

Deg! seketika Elma tersentak, matanya langsung membola. Secepat kilat dia memalingkan wajah, membuang wajahnya cepat-cepat agar Danu tak menyadari keberadaannya.

Ya ampun, kenapa aku malah bertemu Danu disini. Oh Tuhan aku mohon buat dia tidak tahu jika ini aku. Buat dia melewati aku begitu saja, aku mohon, aku mohon. Batin Elma, penuh permohonan. Jalan disini hanya ada 1, tempat kulu kilir para pembeli mengelilingi seluruh toko yang ada di dalam pasar.

Elma membeku, mendadak gugup menanti detik demi detik Danu akan melewati dia. Sementara Elma terus membuang wajah, menunduk dan pura-pura sibuk dengan barangnya sendiri di genggaman.

Tapi sayang, usahanya sia-sia ketika dia mendengar suara berat memanggil namanya dengan jelas.

"Elma." panggil Danu, dia cukup terkejut saat melihat Elma ada di sini. Bahkan lebih terkejut lagi saat menyadari jika istrinya itu telah menggunakan riasan wajah yang sangat mencolok.

Cantik memang, tapi Danu bingung dengan riasan seperti itu kemana Elma akan pergi.

Meski Elma memalingkan wajah dengan cepat, namun Danu sangat menghapal tubuh istrinya itu.

"El," panggil Danu sekali lagi karena dilihatnya Elma yang masih betah terdiam.

Dan di panggilan kedua Danu akhirnya Elma pasrah dengan takdir yang kini mendatanginya. Mau tidak mau dia harus berbalik dan memperlihatkan wajah pada sang suami.

Perlahan, Elma memutar tubuh. Masih sedikit menunduk dia menghadap Danu.

"Kamu mau pergi kemana?" tanya Danu dengan suaranya yang dingin. Makin dingin saat dia tak tau kenapa istrinya berubah secepat ini. Elma jadi berani merias wajahnya ketika baru beberapa hari mereka memutuskan berpisah.

Danu menatap lekat wajah Elma yang sedikit menunduk, dari dulu wanita ini selalu cantik. Tapi Danu selalu suka ketika melihat wajah polos istrinya.

"Jawab El."

"Aku mulai kerja."

"Kerja?"

"Iya."

"Dimana?"

"Jaga toko aksesoris hp di CSM."

"Sejak kapan?"

"Kemarin."

Diam, baik Danu ataupun Elma sama-sama diam setelah itu. Seolah keduanya sedang sibuk dengan pikiran masing-masing.

Danu yang sungguh tak menyangka jika Elma akan mengambil keputusan sepenting ini tanpa memberitahu dia lebih dulu.

Sementara Elma yang merasa mereka tak perlu membicarakan ini, karena sudah mengambil keputusan untuk berpisah.

"Jam berapa kerja mu?" tanya Danu lagi dan Elma selalu menjawab apa yang ditanyakan oleh Danu tanpa menambah-nambahi ataupun mengurangi ...

"Jam 5 sore sampai jam 11 malam."

"Kenapa ambil shift malam?"

"Cuma itu yang ada."

"Kamu tahu darimana pekerjaan itu?"

"Risa."

"Apa nama tokonya?"

"Glory Aksesoris."

Danu mengulik ingatannya dan mulai terbayang akan toko itu. Toko yang tak jauh dari tempatnya biasa bekerja ketika di CSM.

"Aku akan tetap memberimu uang meski kamu bekerja, aku pergi," ucap Danu, kemudian berlalu lebih dulu.

Sementara Elma hanya memasang wajahnya yang masam.