Visual Novel ini ada di akun Dedek, yuk follow
- Tiktok @Tanti
- Instagram @ Tantye005
Kika Naziah, gadis korban pembulian karena wajah dan penampilannya, membuatnya di gelar gadis buruk rupa. Suatu hari ia didatangi pria paruh baya yang menawarkan sebuah perkejaan dengan bayaran lumayan mengiurkan. Ingin terlepas dari jeratan Virgo Verdinan yang selalu membulinya tanpa pikir panjang Kika menerima tawaran itu.
Sejak saat itu kehidupan Kika berubah 180°, tak ada lagi Kika buruk rupa. Kini penampilannya sangat modis dan mempunyai wajah yang cantik.
Dirinya bertekad akan membalaskan dendam sakit hatinya pada Virgo suatu hari nanti.
Akankah Kika berhasil membalaskan dendamnya? Atau ia akan terjatuh dalam lubang yang sama untuk kedua kalinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tugas Baru
Hari minggu yang indah, saatnya untuk Ziah dan Panji olahraga pemanasan sebelum melakukan latihan bela diri. Kali ini mereka hanya latihan di Mansion karena perintah om Alan.
Ziah duduk di salah satu bangku memerhatikan Panji yang sedang olahraga perut yaitu Sit up. Merasa sudah cukup istirahat ia menghampiri Panji dan ikut berbaring di samping laki-laki itu. Mengikuti seluruh gerakan yang Panji lakukan.
Tidur telentang di matras lalu menekuk kedua kakinya agar telapak kaki menyentuh matras dengan sempurna, melipat kedua tangan di belakang kepala. Lalu mulai mengangkat tubuhnya menggunakan otot bahu, tetapi semua usahanya sia-sia, berkali-kali ia mencoba, hasilnya tetap sama tak bisa melakukannya selancar Panji.
Panji yang melihatnya hanya mengelengkan kepala tak percaya, gadis mungil seperti Ziah sok-sok an ingin meniru seluruh kegiatan yang ia lakukan.
"Nggak gitu caranya Zi, sini gue bantu pegangin," ujar Panji berlutut tepat di depan lutut Ziah, menekan lutut gadis itu agar tidak bergerak.
"Dalam hitungan ke tiga lo mulai bangun!" perintah Panji di jawab anggukan oleh Ziah.
"Satu ... dua ... ti ... ga ... mulai,"
Sekuat tenaga Ziah mengangkat tubuhnya tetapi tak mampu untuk bangun, itu ia lakukan berulang kali tetap saja hasilnya nihil.
"Dah lah jangan di paksain, istirahat dulu!"
"Nggak mau, sekali lagi pasti berhasil, udah setengah jalan tadi," tolak Ziah.
Panji kembali menekuk lutut Ziah, kini ia semakin maju kedepan agar gadis itu lebih mudah bangun. Percobaan pertama gagal, percobaan kedua setengah jalan. Dan percobaan ketiga gadis itu berhasil mengangkat tubuhnya.
Terlalu kedepan membuat hidung mereka bersentuhan membuat jantung Panji berdetak tak karuan tetapi belum juga merubah posisinya, membeku bagaikan es, sementara Ziah semakin semangat tak peduli jika bangun hidungnya menyentuh hidung mancung Panji.
Di hitungan kesepuluh, Ziah menahan tubuhnya agar tetap duduk, 1 senti lagi hidung mereka bersentuhan, terpaan nafas terengah-engah dari Ziah begitu terasa di wajah Panji. Benda tak bertulang itu semakin maju dan ....
"Tuan, Nona ... Tuan Alan menyuruh Anda menemuinya di ruang kerja setelah menganti baju," ujar salah satu pelayan yang tiba-tiba datang merusak kesempatan emas Panji.
Panji refleks berdiri tanpa membantu Ziah bangun, ia berjalan meninggalkan ruang latihan menuju kamarnya, jangan sampai gadis itu menyadari detak jantungnya, atau ia akan di suruh menjauh dengan alasan demi kesehatan jantung.
Usia mandi dan segar, keduanya menemui om Alan di ruang kerja, entah apa yang akan di bicarakan om Alan hingga mereka harus mengunjungi ruang kerjanya padahal biasanya mereka hanya bicara di ruang tamu sembari bercanda ria.
"Panji, lo tau kenapa kita di panggil?"
"Mau di nikahkan kali," jawab Panji asal.
"Ngebet banget pengen nikah, dari kemarin nikah mulu yang di bahas," gerutu Ziah.
Keduanya bungkam saat berada di depan ruang kerja om Alan dan pelayan membukakan pintu. Mereka tersenyum dan berdiri di depan om Alan yang tengah duduk di kursi kebesarannya.
"Kenapa wajah kalian seperti itu? Om manggil kalian bukan karena ada masalah atau kalian buat salah, duduk lah!" ujar om Alan yang melihat wajah tegang kedua anak-anaknya.
Ziah dan Panji duduk berdampingan di sofa, menunggu om Alan ikut bergabung.
"Gimana misi balas dendam kalian, berjalan lancar?"
"Iya Om," jawab keduanya serempak.
"Rencananya Ziah mau putusin Virgo besok om, kayaknya udah cukup buat dia sakit hati," lanjut Ziah.
"Lanjutkan hubungan kalian!"
Panji dan Ziah saling pandang.
"Kenapa Om?
"Om ada klien yang meminta memata-matai pak Verdinan karena di duga mengelapkan dana perusahaan yang sangat besar dan memalsukan data-data keuangan. Untuk sekarang tidak bisa di serahkan ke hukum karena tidak miliki cukup bukti, cara kerja pak Verdinan sangat bersih dan tanpa jejak."
"Mereka mempunyai koneksi sangat kuat dengan hukum, juga mansion penuh penjagaan, bahkan ahli IT om tidak bisa menerobosnya, jadi satu-satunya cara menyusup masuk ke mansion pak Verdiana tanpa di curgai."
"Maksud om, Ziah harus jadi pacar Virgo, dan berusaha masuk kerumah itu?" tanya Ziah yang mulai mengerti arah pembicaraan om Alan.
"Iya, kamu mau bantu om menyelesaikannya kan?"
Ziah mengangguk mantap, mungkin ini saatnya ia membalas kebaikan Om Alan, sekaligus membalaskan dendam yang sebenarnya, menghancurkan ayah Virgo, maka laki-laki itu akan ikut hancur karena selama ini bergantung pada kekayaan ayahnya.
"Ziah akan membantu Om sebisa Ziah. Ziah akan melakukan semua yang om perintahkan," jawab Ziah.
"Panji siap melaksanakan tugas komandan!" ujar Panji semangat 45, setelah berpikir inilah saat terbaik untuk menghancurkan Virgo juga memberantas perampokan berkedok pengusaha, pencuri berdasi mamang sangat berbahaya dan ada di mana-mana.
...****************...
Jangan lupa meninggalkan jejak😊
...