Bagaimanakah jika bisa menyewa gadis cantik untuk jadi pacar sehari? Hanya dengan membayar segepok rupiah, sudah bisa menyelesaikan masalah anak muda yang di jodohkan atau bahkan hanya untuk have fun saja.
Keira, dialah gadis cantik belia yang menjadi pencetus ide bisnis unik ini bersama kedua sahabatnya. Tujuan bisnis yang awalnya demi meraup rupiah, jadi meleset kala bertemu dengan seorang anak kecil yang ingin menyewanya menjadi Mama dan sekaligus istri sewaan untuk Papanya. Akankah tugas kali ini sukses atau jadi merubah hidup Keira?
Cussss, ayo segera berkelana ke dalam hidup Keira!!!
Jangan lupa juga follow IG @dydyailee536 makasih 🙏❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dydy_ailee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22 Merawat Marvel
Gina kemudian pergi menemui suster. Sementara Marvel tidak melepaskan pelukannya pada Keira.
''Bagaimana mungkin putraku bisa dekat dengannya? mustahil sekali. Apa yang dia lakukan pada putraku?'' gumam Kevin dalam hati.
''Apa perutmu masih sakit?''
''Masih tante.'' Jawab Marvel dengan lemas. Keira lalu mengeluarkan minyak anging dari tas slempangnya. Ia kemudian membalurkan minyak angin pada perut Marvel.
''Apa yang kamu berikan pada putraku?''
''Tuan, ini hanya minyak angin saja. Mungkin saja perut Marvel sembelit.'' Ketus Keira sambil terus membalurkan minyak angin pada perut Marvel.
''Kevin, tenanglah! jangan banyak bicara,'' bisik Miko.
Tak lama kemudian Gina pun kembali.
''Ini Bu Keira. Suster sudah mengemasnya tiap dosis jadi bisa langsung di tuang dan di beri air.'' Jelas Gina.
''Terima kasih, Nona Gina. Maaf merepotkan anda.''
''Sama-sama.''
''Tuan Kevin tolong tuangkan obat itu untuk Marvel dan tambahkan sedikit air lalu aduk supaya larut.'' Jelas Keira.
''Enak saja memberiku perintah sembarangan,'' gerutu Kevin dalam hati. Kevin hanya bisa diam dan mengikuti langkah Keira.
''Marvel, ayo minum! jangan manja! lepaskan pelukanmu nanti obatnya bisa tumpah,'' pinta Kevin pada putranya. Marvel perlahan melepaskan pelukannya pada Keira. Kevin lalu memberikan cangkir berisi obat itu pada Marvel namun Marvel buru-buru menutup hidungnya dan hendak muntah.
''Marvel, kalau kamu tidak minum obat bagaimana kamu bisa sembuh? kamu mau berlama-lama di rumah sakit?'' kata Kevin dengan suara meninggi.
''Tuan kalau anda marah seperti ini, bagaimana Marvel bisa menurut?'' sahut Keira.
''Tidak usah ikut campur!" ketus Kevin.
''Aku tidak bisa membiarkan kekerasan pada seorang anak. Jadi tuan diam! simpan energi anda supaya tidak cepat tua!" sahut Keira dengan nada ketus pula. Miko dan Gina hanya bisa menahan tawanya melihat Kevin di marahi oleh Keira. Keira lalu merebut cangkir itu dari tangan Kevin.
''Marvel, tolong pegang sebentar ya.'' Pinta Keira dengan lembut. Keira lalu mengambil sebuah permen dari kantong belanjanya.
''Nah, setelah kamu minum obat, kamu bisa menjilat lolipop ini untuk menetralkan rasa pahit.''
''Memangnya boleh tante?''
''Boleh, Marvel. Dulu saat tante masih kecil, minum obatnya harus sama permen, biar nggak pahit. Kamu coba ya? nanti buka dulu bungkusnya ya?''
Akhirnya Marvel menurut pada Keira. Marvel dengan mudah menghabiskan beberapa resep gerusan pil itu. Setiap selesai meminum obat, dengan terburu Marvel langsung mengulum lolipop itu. Dan akhirnya resep obat yang seharusnya ia minum sedari tadi pagi, masuk juga ke dalam mulut Marvel. Miko dan Gina tidak menyangka kalau Keira bisa menenangkan Marvel, begitu pula dengan Kevin.
''Bagaimana? apa masih pahit?''
''Tidak, tante. Bahkan rasa pahitnya tidak terasa.''
''Permisi, tuan.'' Suara dokter wanita spesialis anak membawa laporan laboratorium Marvel.
''Tuan ini hasil pemeriksaan dari Marvel. Dari hasil pemeriksaan dan gejala yang di rasakan oleh anak, Marvel terkena tipes. Jadi rasa mual, muntah dan sakit di perutnya itu karena ini. Biasanya sakit perut itu karena kembung ataupun sembelit. Untung saja tidak di sertai diare. Apa Marvel sudah mau minum obat ataupun makan sesuatu?'' ucap dokter paruh baya itu.
''Sudah Bu Dokter. Aku baru saja selesai minum obat. Aku menetralkan rasa pahit dengan memakan lolipop ini? boleh kan dokter?''
''Tidak masalah, sayang. Oh, pasti tadi kamu marah dan tidak mau minum obat karena belum ada mama kamu kan? Sekarang ada mama, kamu baru mau minum obat?'' kata Bu Dokter yang melihat Marvel memeluk manja Keira. Mendengar ucapan dokter, Keira pun tampak terkejut, begitu pula dengan Kevin, Miko dan Gina. Saat Kevin ingin membantahnya, Miko mencengkeram pelan lengan Kevin. Memberikan kode pada Kevin supaya Kevin diam.
''Iya, Bu Dokter. Soalnya aku tidak bisa menelan pil itu.''
''Tapi tadi kita sudah meminta menggerusnya, Dokter.'' Kata Gina.
''Marvel memang sangat susah minum obat, dokter.'' Kata Kevin.
''Pasti karena papa tidak tahu ya kalau Marvel tidak bisa menelan pil?'' goda Bu Dokter.
''Iya, dokter. Papa memang tidak tahu apa-apa. Sukanya marah-marah, beda dengan mama yang lebih tahu segalanya dan lebih sabar,'' celoteh Marvel dengan polosnya. Padahal Marvel sendiri tengah menceritakan sosok Kania. Namun mereka semua salah paham dan mengira yang di ceritakan Marvel adalah Keira.
''Mama yang hebat, muda dan cantik. Anda luar biasa, Nyonya. Setelah itu coba anda bujuk Marvel untuk makan. Saya khawatir nanti malah terjadi infeksi di lambungnya.'' Pesan Dokter pada Keira. Keira hanya tersenyum dengan tatapan penuh kebingungan.
''Marvel, cepat sembuh sayang. Sepertinya dia sangat dekat sekali dengan anda, nyonya. Dari tadi dia tidak mau melepaskan pelukannya.'' Sambung dokter sambil menyentuh lembut pucuk kepala Marvel.
''Iya dokter. Maklum saja, Mamanya baru saja tugas luar kota, dokter. Ini saja mamanya baru bisa pulang karena pesawat sempat delay.'' Sahut Miko dengan ocehan ngawurnya. Membuat Kevin melotot ke arah Miko.
''Memang di saat anak sedang sakit, kekompakan orang tua yang bisa menghibur dan menjadi obat untuk kesembuhannya.''
''Oh ya dokter, lalu Marvel perlu rawat inap berapa hari?'' sela Kevin.
''Biarkan saja untuk beberapa hari disini dulu, tuan. Apalagi demam Marvel belum turun ditambah dia susah mengonsumsi obat. Lebih baik segera di bujuk untuk makan dan pastikan, makan makanan yang halus dulu ya. Baiklah kalau begitu saya permisi.''
''Terima kasih dokter.'' Kata Kevin. Bu Dokter pun segera meninggalkan ruangan.
''Marvel, kamu dengar kan apa kata dokter? kalau kamu harus makan. Kamu mau makan apa?''
''Marvel, papa sudah membelikan kamu makanan yang sehat. Ini ada nasi merah, tumis ayam dan tumis sayuran. Makanan ini bagus untuk kesehatan kamu.'' Kata Kevin sambil menunjukkan makanan yang telah ia beli.
''Tuan, kalau penyakit tipes memang di sarankan untuk makan makanan yang halus. Karena itu mempengaruhi pencernaannya.'' Jelas Keira. Lagi-lagi Kevin merasa tidak berguna sebagai seorang Ayah. Kesibukannya selama ini membuat Kevin memiliki waktu yang kurang untuk putranya.
''Sebaiknya elo telepon Bi Nani, biar di buatin nasi tim gitu.'' Usul Miko.
''Baiklah kalau begitu.'' Singkat Kevin.
''Ya udah ya, karena Marvel sudah membaik, kita mau pamit dulu. Bu Keira, kami permisi. Terima kasih sekali untuk kedatangan anda dan maaf untuk ucapan saya yang melantur tadi.'' Kata Miko yang meralat ucapannya.
''Tuan Miko, tidak usah terlalu formal. Panggil nama saja. Sebenarnya saya ini hanya guru magang saja di sekolahnya Marvel untuk tugas akhir di kampus. Kebetulan tiga bulan lagi saya akan lulus jadi ini semua untuk menyelesaikan skripsi.''
''Apa mahasiswa? wah, gokil elo Kev,'' kata Miko dengan hebohnya sambil memukul bahu Kevin. Kevin benar-benar salah tingkah dengan ucapan Miko.
''Jaga ucapan, Mik!" ketus Kevin.
''Sayang, kamu ini apa-apaan sih,'' tegur Gina.
''Ya aku kaget saja, sayang. Ternyata Keira ini masih mahasiswa, kalau begitu kita bisa bicara lebih santai.'' Kata Miko.
''Iya tuan Miko.''
''Keira, boleh kan aku memanggil seperti itu?'' sahut Gina.
''Boleh Nona Gina.''
''Jangan Nona tapi Mbak saja. Biar kita semakin akrab.''
''Tentu saja Mbak Gina.''
''Dan panggil aku Mas atau Kakak saja, oke.''
''Baik Kak Miko.'' Jawab Keira yang berusaha memaksa senyumnya.
''Sepertinya memang ini yang di butuhkan oleh Marvel. Jadi kita pamit ya. Biar gua aja yang telepon Bi Nani, Kev. Elo nikmati aja disini.''
''Om Miko, tolong bilang Bi Nanti untuk membawakan celengan kucingku ya?''
''Siap anak tampan! cepat sembuh ya. Om daj Tante pamit dulu, bye.'' Miko dan Gina pun akhirnya pamit. Kini tinggalah mereka bertiga. Tiba-tiba suasana menjadi sunyi.
''Kalau begitu, saya juga permisi tuan.'' Pamit Keira seraya beranjak dari sisi Marvel.
''Tante, jangan pergi!" cegah Marvel sambil menggenggam pergelangan tangan Keira.
''Marvel, dia harus pulang. Dia kan juga harus melayani tamunya.''
Telinga Keira sungguh panas setiap kali Kevin berpirik buruk tentangnya.
''Tuan, tidak bisakah anda menjaga ucapan anda?''
''Papa, jangan bicara seperti itu pada Tante Keira. Tante Keira baik, pah. Aku menyukai Tante Keira.'' Ucap Marvel yang berusaha membela Keira.
''Terserah kamu saja, Marvel.'' Jawab Kevin menyerah.
''Tante jangan pulang dulu ya? setidaknya tunggu Bi Nani membawa makanan ku. Aku ingin tante menyuapi ku. Setelah itu tante boleh pulang.''
''Baiklah, Marvel. Tapi janji ya harus makan tepat waktu dan janji untuk minum obat.''
''Iya tante, aku janji.''
''Anak pintar,'' kata Keira sambil mengusap lembut kepala Marvel.
Bersambung...... Yuk jangan lupa like, komen dan vote yang banyak ya, makasih 🙏🙏❤️❤️