Bella Cintia?" Gumam Eric. Dia seolah tidak asing dengan nama itu. Bahkan ketika menyebutnya namanya saja membuat hati Eric berdesir menghangat.
"Kenapa harus designer ini?" Tanya Eric.
"Karena hanya dia yang cocok untuk mode produk kita pak."
"Apalagi yang kau ketahui tentang designer ini?" Tanya Eric kembali.
"Dia adalah salah satu designer terkenal di dunia. Dia sering berpindah dari negara satu ke negara lain. Karena dia memiliki cabang butiknya hampir di setiap negara yang dia tinggali. Namanya Bell's Boutique. Tapi untuk rumah mode utama nya, dia hanya memilikinya di negara ini. Nama rumah mode itu adalah Bellaric."
Eric terkesiap kala manager produksi itu menyebutkan kata Bellaric.
"Bellaric?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LidyaMin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Bodoh Karena Cinta
Sejak mengetahui Eric sudah memiliki kekasih, Bella memutuskan untuk lebih fokus lagi pada kuliahnya. Dia belajar dengan sangat keras. Dia ingin menyelesaikan kuliahnya tepat waktu.
Walaupun dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri, kalau Eric masih berada di hatinya.
Belum ada seorang pun yang bisa menggantikan posisi Eric di hatinya. Ucapan selamat tidur dan selamat malam tidak pernah Absen dari bibir Bella ketika fotonya dan Eric masih setia di atas nakasnya.
Orang pasti akan mengatakan dia gadis bodoh karena masih saja mengharapkan laki-laki yang sudah sangat jelas memiliki kekasih. Tapi Bella sendiri tidak tahu kenapa dia masih bertahan di posisi itu. Bella hanya tahu kalau hatinya cuma untuk Eric.
Dia sudah berusaha untuk bisa dekat dengan laki-laki lain. Tapi tetap saja tak satu pun dari mereka yang mampu menggeser posisi Eric di hatinya. Temannya Adelyn saja sampai bingung tidak tahu harus berbuat apa lagi supaya Bella bisa berkencan dengan laki-laki pilihannya.
"Kamu sungguh tidak bisa menerima Jose sebagai kekasih mu?" Tanya Adelyn sambil menatap lekat gadis di depannya itu.
"Sorry Al..aku tidak bisa." Ucap Bella dengan nada menyesal.
Bella tahu maksud dari temannya ini baik. Tapi dirinya tidak bisa di paksa untuk melakukan hal yang bertentangan dengan keinginan hatinya.
"Oke. I give up." Ucap Adelyn dengan mengangkat kedua tangannya ke atas. Tanda dia benar-benar sudah menyerah menjadi 'mak comblang' bagi Bella. Karena tidak ada satupun yang berhasil.
"Aku hanya ingin fokus pada kuliah ku saja sekarang."
"Urusan cinta memang sulit." Dengan gelengan pelan dan kemudian memangku dagu dengan tangannya sendiri.
"Aku lupa!" Pekik Bella sehingga membuat Adelyn terkejut.
"Bisakah suaramu tidak usah naik setinggi gunung begitu! Jantung ku hampir keluar karena suara mu." Adelyn mengumpat sambil cemberut lalu mengusap pelan dadanya.
"Sorry." Bella terkekeh kecil.
"Memangnya kamu lupa apa?"
"Mamah ku akan datang besok." Ucap Bella senang.
"Benarkah?? Woah akhirnya aku bisa bertemu langsung dengan ibu mu." wajah Adelyn berubah menjadi ceria.
"Aku akan meminta di buat masakan khas Indonesia pada ibumu." Lanjut Adelyn sambil membayangkan pasti makanan-makanan itu sangat lezat dan nikmat di lidah asingnya. Tanpa sadar Adelyn menelan ludahnya sendiri. Sehingga membuat Bella tertawa terbahak melihat reaksi Adelyn yang demikian.
"Dasar tukang makan." Celetuk Bella sambil terkekeh.
***
Bella dan Adelyn sedang berada di bandara saat ini untuk menjemput mamah Bella. Sambil menunggu, Bella mengajak Adelyn untuk meminum kopi di cafetaria. Bella melirik jam tangannya. Masih 45 menit lagi, batin Bella.
"Apa kamu ingin makan sesuatu?" Tawar Adelyn pada Bella. Karena dia berpikir untuk membeli roti.
"Tidak. Aku hanya ingin kopi saja." Jawab Bella.
"Hey kenapa wajah mu seperti itu? Kamu terlihat tidak bahagia menyambut kedatangan ibumu." Adelyn menatap lekat wajah Bella lebih terlihat tidak bersemangat.
"Semalam aku melihat akun Instagramnya lagi. Dia memposting fotonya bersama wanita itu lagi."
"Kamu cemburu?"
"Tentu saja aku cemburu. Tapi aku tahu aku tidak punya hak untuk marah padanya."
"Oh come on Bella. Untuk apa lagi kamu melihatnya kalau itu akan membuat kamu sakit hati." Adelyn menggelengkan kepalanya tidak memahami jalan pikiran Bella yang masih saja mengharapkan laki-laki yang dalam hitungan jari sudah melupakan Bella. Bahkan sudah memiliki kekasih.
"Aku pinjam ponsel mu sebentar." Adelyn mengulurkan telapak tangannya untuk meminjam ponsel Bella.
"Untuk apa?" Tanya Bella sambil mengerutkan dahinya.
"Berikan saja." Adelyn merebut paksa ponsel Bella dari tangannya. Dia mengusap layarnya hingga menampilkan menu yang dia cari.
"Ini dia." Ucap Adelyn.
"Apa yang kamu lakukan?" Bella memiringkan kepalanya agar bisa melihat apa yang dilakukan Adelyn pada ponselnya. Tapi Adelyn malah menjauhkan ponsel itu darinya.
"Sudah selesai." Adelyn memberikan kembali ponsel Bella setelah menghapus aplikasi Instagram di ponsel Bella tanpa rasa bersalah. Tapi justru Adelyn tersenyum sangat manis pada Bella.
Setelah ponsel kembali berada di tangannya. Bella menatap Adelyn penuh curiga. Dia membuka ponselnya dan merasa ada yang kurang pada menu di sana. Setelah sepersekian detik dia mencari, Bella terperangah dan menatap tajam Adelyn. Bukannya takut Adelyn malah tersenyum dan melipat kedua tangannya di dada.
"Kenapa kamu hapus?" Bella menatap Adelyn dengan kesal dan cemberut.
"Kalau kamu terus mengintip sosmednya, kamu akan semakin terluka. Dan itu akan berpengaruh pada pendidikan kamu. Sekarang kamu boleh berkata tidak apa-apa. Tapi nanti lama kelamaan sakitnya akan sangat terasa. Jauhkan pikiran kamu tentang dia mulai dari sekarang." Adelyn menyentuh dahi Bella dengan telunjuknya.
"Tapi aku mencintainya." Ucap Bella sambil menunduk setelah mendengar semua perkataan Adelyn yang begitu mengena di hatinya.
"Aku tahu kamu mencintainya. Tapi jangan bodoh karena cinta."
Kata-kata yang di ucapkan Adelyn seketika membuat air mata Bella jatuh begitu saja. Benarkah yang di katakan Adelyn kalau dia selama ini bodoh karena cinta? Apakah dia bodoh karena terlalu mencintai Eric?
Adelyn iba melihat wajah Bella yang murung. "Maafkan aku. Tapi aku tidak bermaksud menyakiti mu dengan perkataanku. Aku hanya ingin kamu sadar bahwa di luar sana masih banyak laki-laki yang tulus dan bisa menghargai cintamu. Bukan di gantung lalu di tinggalkan seperti ini. Aku menyayangimu Bella." Adelyn memeluk Bella dan mengusap kepalanya lembut. Membuat Bella semakin terisak.
"Terima kasih karena mau menjadi temanku." Ucap Bella sambil menyeka air matanya.
" Never mind. I'm glad to be your friend." Balas Adelyn sambil tersenyum.
"Hey sepertinya pesawat ibumu sudah mendarat. Ayo kita kesana." Adelyn segera membayar makanan dan minuman mereka tadi. Lalu dia Bella segera beranjak dari sana.
.
.
.
Sampai di flat Bella, Adelyn membantu mamah Bella membawa barang-barang nya ke dalam. Dia meletakkan semuanya di dekat sofa.
"Adelyn terima kasih." Ucap mamah Bella dengan tulus.
"Sama-sama Aunty." Balas Adelyn sambil tersenyum.
"Kamu jangan pulang dulu ya. Kita makan bersama. Nanti Aunty akan masak sesuatu untuk kalian." Ujar mamah Bella.
"Tidak usah repot-repot Aunty." Ucap Adelyn dengan malu-malu.
"Tidak usah malu-malu begitu. Aku tahu kamu sangat ingin makan masakan ibuku." Ujar Bella terkekeh.
"Benarkah?" Mamah Bella menoleh pada Adelyn.
"Iya mah. Dari kemaren dia gak sabar nunggu mamah datang. Katanya dia mau coba masakan Indonesia."
"Kalau begitu mamah akan buat soto betawi dan juga opor ayam. Apakah bahan-bahannya ada?"
"Mamah gak usah kuatir. Nanti Bella dan Adelyn akan membelinya di supermarket yang jual khusus untuk makanan dan bumbu Indonesia. Mamah catet aja bahan yang di perlukan."
"Tunggu sebentar." Mamah Bella mengetik sesuatu di ponselnya lalu mengirimnya pesannya pada Bella.
"Oke mah. Let's go!" Ajak Bella pada Adelyn dan menarik salah satu tangannya.
Sepeninggal Bella dan Adelyn ke supermarket, mamah Bella berkeliling melihat flat sederhana putrinya. Terakhir dia masuk ke dalam kamar Bella. Matanya tertuju pada sebuah bingkai foto yang terpajang di atas nakas. Mamah Bella mengambilnya dan menatap lekat foto putrinya dan Eric.
"Cinta yang tulus tidak pernah mengecewakan." Ucap mamah Bella sambil mengelus lembut foto tersebut. Lalu meletakkan kembali ke tempatnya dan beranjak keluar dari sana.