Hidupnya tak mudah, bahagia seperti enggan menghampirinya. Sejak kecil hidup dalam kemiskinan dan keluarga yang hancur berantakan.
Ayahnya seorang pemabuk berat dan penjudi.
Ibunya berselingkuh dan wanita simpanan seorang pengusaha. Bahkan kakaknya pun kurang lebih sama seperti orang tuanya.
Gita tetap bertahan dalam keluarga itu demi dua adiknya yang masih kecil.
Hingga malam itu menghancurkan semuanya. Keluarganya tercerai berai, Gita terpaksa berpisah dengan dua adik kesayangannya.
Usianya baru lima belas tahun, tapi harus menanggung akibat dari kesalahan yang tak dilakukannya.
Gita diusir dari kota itu dengan cacian dan hinaan dari warga. Arga, putra selingkuhan ibunya bahkan membakar rumah gubuknya.
Hingga dua belas tahun kemudian dia kembali dengan tujuan mencari kebenaran tentang kematian ibu dan selingkuhannya.
Apa benar ayahnya itu benar seorang pembunuh ataukah dia difitnah oleh seseorang yang berkuasa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_W, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sedekat Apa Mereka?
Gita menahan rambutnya agar tak menghalangi pandangannya saat angin kencang berhembus.
Mata bulatnya menatap panorama alam yang begitu menakjubkan saat matahari mulai tenggelam.
Sudah lama dia tak menikmati suasana pantai seperti ini.
Terakhir kali dia pergi ke Maldives bersama almarhum suaminya, saat anniversary pernikahan mereka yang ke tiga.
Setelahnya, sang suami mulai sibuk dengan turnamen yang diikutinya musim itu. Hingga Dewangga meninggal dunia, Gita tak pernah lagi pergi ke pantai. Lebih tepatnya menghindari suasana seperti ini.
Keindahan sunset berpadu dengan suasana romantis, tapi dia hanya bisa menikmatinya sendirian.
Gita memeluk tubuhnya sendiri sambil memejamkan matanya. Setelah Dewangga pergi, Gita benar-benar merasa kesepian. Dia sangat merindukan kehangatan dan kelembutan Dewangga.
Petuah itu benar adanya, kita akan merasa kehilangan jika orang itu pergi.
Dewangga adalah lelaki pertama yang menatapnya dengan penuh cinta bukan nafsu.
Suaminya juga lelaki pertama yang berhasil melunakkan hatinya setelah kecewa dengan kelakuan orang tuanya dulu.
Gita menatap ke arah semburat senja. Menerawang jauh ke arah langit, seolah-olah ada orang yang dirindukannya sedang disana dan sedang melihatnya.
"Semoga kamu bahagia di sana, mas. Terima kasih karena kamu sudah menjaga dan memberikan semua cintamu untukku." ucap Gita sambil menghapus air matanya yang mengalir di kedua pipinya.
Gita pun berbalik dan meninggalkan tempat itu. Sudah dua hari Gita berada di pantai Karimun Jawa ini.
Bukan hanya untuk menenangkan diri dan menghindari Arga saja, Gita memiliki tujuan lain di hingga datang ke tempat yang tak pernah dikunjunginya.
Dia sedang mencari seseorang yang mengetahui kepergian Gilang dia belas tahun yang lalu.
Gita sudah berusaha mencari-cari lelaki bernama Doni, supir yang ditumpangi oleh Gilang untuk kembali ke Bandung kota asalnya.
Tapi sejak hari Gilang pergi, adiknya menghilang. Begitu juga dengan Doni si supir truk ekspedisi yang ditumpangi oleh Gilang di malam itu.
Lelaki itu hanya kembali ke Garut beberapa hari kemudian dan langsung memboyong anak dan istrinya pergi begitu saja.
Gita merasa jika Doni mengetahui sesuatu tentang adiknya. Doni pergi seperti seorang buronan yang kabur, pergi tanpa pamit pada kerabatnya.
Dia menghilang tanpa jejak, meninggalkan rumah juga mata pencahariannya begitu saja. Itulah yang menjadi tanda tanya besar bagi Gita.
Seminggu lalu, tepatnya sehari setelah dia kembali dari kota Bandung, Gita baru mendapatkan informasi jika Doni berada di tempat ini.
Entah kenapa setelah bertahun-tahun membayar beberapa orang untuk menelusuri keberadaan Gilang, baru minggu lalu orang-orang itu berhasil melacak orang terakhir yang ditemui oleh Gilang.
Lucunya lagi, Doni dikabarkan memiliki dua buah vila di wilayah ini dan bertambah beberapa buah lagi sejak dua belas tahun yang lalu.
Sesuatu yang menakjubkan sekali, bukan.
Seorang supir truk biasa, tiba-tiba bisa punya uang banyak dan memiliki vila di tempat ini.
Gita saja tak akan mampu membeli vila di tempat ini jika itu dari gajinya sebagai direktur pemasaran selama hampir empat tahun.
Hari mulai gelap saat Gita melangkah masuk ke area vila yang disewanya untuk seminggu ke depan.
Tubuhnya terasa sangat lelah setelah seharian berkeliling.
Sepertinya berendam di air hangat akan membuat otot-ototnya rileks. Dengan segera dia pun menyiapkan air untuk berendam.
Niatnya selesai mandi dia akan makan malam di restoran yang direkomendasikan oleh Sahara, petugas kebersihan di vila ini.
"Hmmm.... Enaknya...." Gita memejamkan matanya sambil menikmati air dengan aroma mawar itu.
Gita tersenyum mengingat hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat jika mengingat betapa menderitanya dia dulu.
Tak mau berlama-lama, Gita pun segera menyelesaikan acara berendamnya lalu bersiap-siap untuk pergi ke restoran yang katanya tak jauh dari area vila.
Dengan berjalan kaki Gita pun akhirnya sampai di restoran bertema outdoor. Gita sempat melongo saat melhat restoran rekomendasi Sahara.
Wajar saja Sahara adalah orang asli daerah ini. Dia tak pernah berpergian keluar, jadi tak mengetahui luasnya dunia luar.
Kemudian di menengadah ke atas menatap langit malam yang tampak cerah dan berbintang.
Syukurlah, setidaknya malam ini tak akan turun hujan. Karena tak bisa dia bayangkan jika hujan turun, dia harus berteduh dimana karena hanya ada satu bangunan kecil yang Gita yakni sebagai dapur sekaligus tempat kasir.
Gita segera menuju ke area pemesanan. Ternyata dia bisa memilih sendiri ikan yang ingin dimasak. Gita memilih kepiting asam manis dan juga ikan bakar sebagai menu makan malamnya.
Sembari menunggu pesanannya datang, Gita mengecek kembali ponselnya. Ternyata ada beberapa pesan yang masuk salah satunya dari mertuanya yang mengatakan jika kontrak dengan Arga sudah berjalan. Ternyata Arga benar-benar gila, mengejarnya sampai ke perusahaan mertuanya.
Untung saja ayah mertuanya mau membantunya walaupun dia juga tak mau rugi karena kehilangan kontak.
Memang sedikit jahat, Gita terpaksa menerima berbohong pada Saja dan menerima panggilan asisten Arga itu beberapa kali. Padahal saat itu dia sudah bersiap-siap untuk resign.
Awalnya Himawan menolak, karena menganggap Gita sangat cocok lebih tepatnya terbaik dalam pemasaran produk perusahaan mereka.
Tapi lelaki itu luluh setelah Gita menceritakan tentang kekurangan ajaran Arga, minus ciuman panas mereka tentunya.
Akhirnya disinilah Gita, tiga hari yang lalu pergi dari kota yang menjadi tempat tinggalnya selama dua belas tahun ini.
Dan lagi-lagi itu semua gara-gara lelaki yang bernama Arga. Sial sekali hidupnya, harus bertemu dengan lelaki sebrengsek Arga.
Gita menarik kembali ingatannya, kesialan hidupnya berasal dari keluarga lelaki itu. Ayahnya, adiknya juga Arga, tiga orang yang memporak-porandakan kebahagiaan keluarganya.
Hati Gita merasa diremas kuat saat mendengar alasan ayahnya mabuk-mabukan dan berjudi.
Gita tak ingin membenarkan kelakuan buruk ayahnya. Tapi Gita juga memahami bagaimana perasaan ayahnya saat itu. Seorang lelaki yang kehilangan harga diri hingga jatuh ke dasar jurang yang paling dalam.
Tak ada seorangpun yang mau membantu dan memahaminya. Tiga orang anaknya masih sangat kecil dan membutuhkan biaya.
Terpaksa...
Saat itu, tiba-tiba saja ayahnya tak bisa bekerja karena tak diterima ditempat manapun.
Bahkan bekerja kuli panggul saja ayahnya bisa dipecat karena membela diri saat dia diganggu oleh rekannya sesama pekerja.
Otak cerdas Gita sangat tau siapa yang membuat ayahnya menjadi menyedihkan seperti itu. Dia adalah tuan Rizal, selingkuhan ibunya.
Tentu saja tujuannya adalah agar ibunya terus-terusan bergantung padanya. Hingga akhirnya ibunya benar-benar lupa diri dan melupakan suami serta anak-anaknya.
Sayang sekali si Rizal itu sudah mati, jika tidak mungkin saat ini Gita lah yang akan mencekik lehernya hingga dia mati kehabisan nafas.
Tring!!
Sebuah notifikasi pesan masuk dari detektif yang dibayarnya. Pesan itu membuat Gita yang tadinya santai menikmati malam berubah serius.
Doni Ramadhan, lelaki yang menjadi saksi hilangnya Gilang. Dia ternyata adalah pemilik vila yang ditempatinya sekarang.
Gita memaki pelan, pantas saja dia tak menemukan lelaki bernama Doni di pulau ini. Ternyata Doni mengganti nama panggilannya menjadi Rama.
Tak lama kemudian sebuah gambar dikirim oleh Jack, detektif bayaran itu
"Arga?" tanpa sadar Gita menyebut nama lelaki yang dibencinya saat melihat foto keduanya yang sedang bersalaman. Dari latarnya, Gita meyakini jika foto itu diambil di daerah sekitar sini. Tepatnya 'restoran seafood' ini
"Ternyata si brengsek itu juga memiliki hubungan dengan Doni? Sedekat apa mereka?" ucap Gita dalam hatinya dengan rasa penasaran yang sudah setinggi gunung.
Baiklah....
Selesai makan, dia harus mencari tau tentang Doni alias Rama pada para pegawai restoran ini. Gita yakin jika apa yang akan dia lewati ini tak akan mudah
Tapi demi menemukan adiknya, tentu saja dia akan melakukan apa saja.
Arga atau Bara?
😘😙😙❤❤❤
siapa sih yg bakar ibu gita sebenarnya..
😘😍😙😗❤❤❤
❤❤❤😍😍😙😙
bisakah Gita benaekan Gilang..
❤❤❤❤😍😙😙
bunuh Arga jga fosa besar...
❤❤❤😘😍😙😙
😀😀😀
❤❤❤❤❤
❤❤❤😍😙😙😙
❤❤❤😘😙😗
Arga penolongnyaaa...
❤❤❤❤😘😍😙
lanjuttt torrr, sehatt, semangatttt, suksessss🙏🙏💪💪💪💪💪👍👍😍😍
❤❤❤😍😙😙
gilang tetap hidup..
❤❤❤😍😙😙
masih hidup..
kok gak hubungi tante lia..
bikin kuatir aja.
❤❤❤❤
bapaknya garong tau aja kw amna Gita pergi..
😀😀😀❤❤😘😙😗
jga takut ancaman Arga ya nurut2 aja ..
❤❤❤😘😍😙
❤❤❤❤😍😙😗
❤❤❤😍😙😙
❤❤❤😘😍😙🤦♂️
❤❤❤😘😍😙😙