NovelToon NovelToon
Roller Coaster Kehidupan Jennifer

Roller Coaster Kehidupan Jennifer

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Mafia / Cintapertama / Nikah Kontrak
Popularitas:514
Nilai: 5
Nama Author: Inge

Roda kehidupan yang kejam bagi seorang anak perempuan bernama Jennifer. Lara dan Kemalangan yang bertubi-tubi menimpanya. Akhirnya dia menemukan suatu kebahagiaan dari cinta pertama dan cinta sejatinya melalui perjalanan roda kehidupan yang penuh dengan lika-liku dan intrik di dalam lingkungan yang toxic.

Seperti apakah Roller Coaster kehidupan milik Jennifer? Seperti apakah ruang lingkup dirinya sehingga dia menjadi seorang wanita yang mandiri?

Mari baca cerita novel ini ☺

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menginginkan Itu

Dilike ya guys 😊

Divote ya guys 😊

Dikasih bintang lima ya guys 😁

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Mentari terbit memancarkan cahayanya yang menghangatkan bumi dan seisinya. Sinarnya menembus lembut celah - celah gorden dan ventilasi udara ke dalam kamar Jennifer sehingga pencahayaan di kamarnya Jennifer tampak temaram. Silaunya sinar matahari tidak mengusik tidur lelapnya Jennifer yang masih betah berada di alam mimpinya. Tubuhnya Jennifer dengan posisi terlentang berada di bawah selimut tebal.

Kringggg...

Kringggg...

Kringggg...

Terdengar bunyi berisik yang memekakkan gendang telinga dari jam weker klasik yang berada di atas nakas samping kanan tempat tidur Jennifer. Kelopak matanya mulai bergerak sayup - sayup, kemudian mengerjap dengan perlahan untuk menyesuaikan dengan cahaya temaram di dalam kamarnya. Dia menggeliatkan tubuhnya dengan mata yang masih belum terbuka sempurna. Tangan kanannya meraba - raba untuk menggapai jam weker yang sudah berdering sejak tadi hingga hampir terjatuh dari atas nakas.

Jennifer berhasil mendapatkan jam wekernya dan mematikan alarmnya, lalu menaruh jam weker itu ke tempat semula. Dia bangun dari posisi terlentang ke posisi duduk menyandarkan punggungnya di headboard. Kelopak matanya yang masih terkantuk - kantuk, dan tangannya mengusap - usap daun telinganya yang terasa berdenging karena bisingnya bunyi alarm tadi.

"Whoammm." Jennifer menguap sambil menutup mulutnya dengan tangan kanannya.

Jennifer menoleh ke samping kirinya untuk mencari keberadaan Luna. Namun dia tidak mendapati Luna. Sejak Liona pingsan karena sedang hamil muda, Jennifer diurus oleh Luna. Dia beranjak berdiri, lalu berjalan menuju pintu kamar mandi. Sekilas dia mendengar suara Liona dan Ricardo di ruang kerjanya Ricardo karena pintu penghubung terbuka sedikit. Jennifer bingung karena keberadaan Liona di ruang kerjanya Ricardo.

Tiba-tiba pintu itu terbuka lebar. Memperlihatkan sosoknya Liona yang kelihatan pucat. Jennifer menghentikan langkah kakinya ketika Liona menutup pintu penghubung itu, lalu berjalan mendekatinya. Liona menghentikan langkah kakinya di hadapan Jennifer. Liona menundukkan kepalanya untuk melihat Jennifer yang sedang mendongakkan kepalanya. Tatapan mata mereka bertemu.

"Apa yang tadi kamu dengar?" tanya Liona datar.

"Aku hanya mendengar suara orang sedang mengobrol, tapi aku tidak tahu mereka ngomong apa," jawab Jennifer jujur. "Di mana Bu Luna?" tanya Jennifer polos.

"Dia sedang mengurus Nyonya Rosalinda. Mulai hari ini, aku kembali mengurusi kamu."

"Bukannya Kak Liona cuti kerja karena sedang hamil muda?"

'Aku tidak jadi cuti. Oh ya, aku dengar, kemarin ayah kandung kamu datang ke sini?"

"Iya, dia ingin membawaku ke London."

"Kamu mau ikut ke sana?"

"Tidak,"

"Kenapa?"

"Yah nggak mau aja."

"Padahal di sana enak loh, ada Big Ben, Tower Bridge, Eye London, istana Buckingham dan sebagainya."

Tok... tok... tok...

"Liona! Tolong bukakan pintunya, ini Momny!" ucap Luna dengan volume suara yang kencang.

"Iya, tunggu sebentar!" teriak Liona sambil membalikkan badannya.

Kemudian Liona melangkahkan kakinya dengan malas menuju ke pintu kamarnya Jennifer. Membuka kunci pintunya dan menekan ke bawah handle pintunya. Menarik handle pintu itu ke dalam sehingga pintu kebuka secara perlahan. Luna langsung masuk nyelonong ke dalam kamarnya Jennifer setelah pintu kamar terbuka lebar. Kemudian, Liona menutup pintu kamar itu. Liona membalikkan badannya dan berjalan dengan malas.

"Selamat pagi Nona," sapa Luna dengan sopan setelah menghentikan langkah kakinya di hadapan Jennifer.

"Pagi Bu. Kenapa Ibu tadi pergi?" tanya Jennifer polos.

"Maaf Nona, Ibu ada tugas yang lain."

"Udahlah Mom, Mommy urus aja Mommy Ros. Jennifer aku yang urus," samber Liona sambil menghentikan langkah kakinya di belakang Luna..

Luna menoleh ke belakang, lalu berucap, "Kamu sebaiknya istirahat. Mommy Ros sudah setuju kamu cuti selama hamil."

"Aku tidak apa-apa Mom, aku cuma aja sekarang ini suka pusing dengan aroma wanginya bunga. Waktu itu aku pingsan karena terlalu mencium aroma bunga."

"Mommy tetap tidak setuju kamu kerja selama kamu hamil."

"Baiklah," ucap Liona malas.

"Oh ya Liona, tolong kamu bereskan semua barang kamu yang ada di dalam ruang kerja kamu dan jadikan ruang kerja kamu sebagai kamar tidur kamu karena mulai Minggu depan, kamar tidur kamu akan dijadikan kamar tidurnya Silvia," ujar Luna yang membuat Liona kaget.

"Silvia pelayan pribadi Shella?"

"Iya."

"Memangnya ada apa Mommy?"

"Mereka akan mulai sekolah di kota ini, mereka pindah sekolah, otomatis pelayan pribadi mereka juga akan tinggal di sini."

"Maksud Mommy mereka itu Shella, Shelly dan Shayna?"

"Iya."

"Aku nggak mau," ucap Liona kesal.

"Ini kemauan Mommy Ros! Liona balik ke kamar kamu sekarang! ucap Luna tegas, lalu dengan kesal Liona melangkah menuju pintu kamar.

"Bu Luna, apakah Shella, Shelly dan Shayna orang baik?" tanya Jennifer polos sambil menoleh ke Luna.

"Mereka tidak baik," samber Liona spontan sambil menekan handle pintu ke bawah.

"Liona tolong jangan bicara seperti itu!" ucap Luna kesal.

"Mom, aku bicara fakta," ucap Liona santai sambil melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya Jennifer.

Apakah benar yang dikatakan oleh Kak Liona?"

"Tidak Nona. Sebaiknya Nona mandi," ucap Luna lembut tapi tegas.

"Baik Bu Luna."

Tak lama kemudian, Jennifer berjalan menuju ke kamar mandi. Luna melangkahkan kakinya ke walk in closet. Membuka dua pintu lemari pakaian milik Jennifer. Mengambil sebuah gaun yang simpel. Luna merasakan getaran dari smartphone miliknya. Merogoh saku rok seragamnya, lalu mengambil smartphone miliknya. Dengan sigap Luna menyentuh ikon hijau setelah melihat tulisan Nyonya Rosalinda di layar smartphonenya. Mendekatkan benda pipih itu ke telinga kirinya.

"Hallo selamat pagi, ada yang bisa saya bantu Nyonya?" sapa Luna sopan dan santun.

"Luna, kamu lagi di kamarnya Jennifer?" ucap Rosalinda lemah.

"Iya Nyonya."

"Tolong kamu ke ruang kerjanya Tuan Besar, bilang ke Tuan, bahwa saya ingin bicara sama dia. Smartphonenya ketinggalan di kamar dan biasa, penyakit saya kambuh lagi jadi saya tidak bisa naik ke atas."

"Baik Nyonya, nanti setelah saya selesai mengurus Nona Jennifer, saya akan mengurus Anda, Nyonya."

"Terima kasih Luna, tapi kamu tidak perlu lakukan itu, nanti Tuan yang akan mengurus saya."

"Baik Nyonya."

Tak lama kemudian sambungan telepon itu terputus. Luna menjauhkan benda persegi panjang itu dari telinga kirinya, lalu menaruhnya di tempat semula. Mengambil pakaian dalam Jennifer. Menutup dua pintu lemari pakaian itu. Berjalan menghampiri tempat tidur. Menaruh gaun dan pakaian dalam Jennifer di atas ranjang.

Berjalan menghampiri pintu kamar, lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya Jennifer dan menuju ke pintu ruang kerjanya Ricardo. Menghentikan langkah kakinya di depan pintu ruang kerjanya Ricardo. Mengetuk pintu itu dengan sopan secara berulang-ulang. Tidak ada sahutan dari dalam karena Ricardo sedang berjalan menyusuri lorong rahasia menuju ke ruang kerjanya Liona. Membuka pintu rahasia dengan menggeser sebuah pigura sehingga pintu itu kebuka.

Masuk ke dalam ruang kerjanya Liona. Menggeser pigura yang ada di salah satu sisi tembok ruangan itu. Berjalan menuju sofa panjang. Menduduki tubuhnya di atas sofa itu setelah menghentikan langkah kakinya. Pintu utama ruang kerja itu terbuka secara perlahan. Liona masuk ke dalam ruangan itu. Dia langsung menutup dan mengunci pintu ruangan itu ketika melihat sosoknya Ricardo.

Berjalan dengan langkah kaki yang menggoda sambil tersenyum sensual ke Ricardo. Menghentikan langkah kakinya di hadapan Ricardo. Menduduki tubuhnya di atas pangkuan Ricardo. Membelai dengan sensual wajahnya Ricardo yang masih awet muda. Ricardo memeluk erat pinggang mungilnya Liona. Tangan lemah gemulai Liona menyusuri leher kokohnya Ricardo. Sedangkan tangan kanannya Ricardo menyingkap daster pendek yang dipakai Liona.

"Sayang, kenapa kamu tidak bilang dan menyetujui Shella, Shelly dan Shayna tinggal di sini, padahal kamu tahu bahwa aku tidak menyukai mereka?" ucap Liona dengan suara yang manja.

"Aku terpaksa untuk menyetujuinya, Sayang. Semalam aku bertengkar lagi dengan Rosalinda karena itu. Tak lama kemudian Sean meneleponku. Dia telah menekan diriku untuk menerima ketiga anak perempuannya tinggal di sini. Aku tidak bilang sama kamu, karena aku tidak enak sama kamu. Kamu sudah meminum obat itu?"

"Udah. Apakah kita jadi melanjutkan kegiatan kita yang tadi?"

"Jadilah Sayang. Aku sudah menahannya selama dua hari, aku sangat menginginkan itu."

1
Inge Gustiyanti
Sangat bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!