Javier adalah seorang dokter legendaris bermata emas. karena suatu insiden membuatnya kehilangan ingatannya. Menikah dengan seorang wanita cantik secara kebetulan, membuat dirinya begitu di remehkan oleh keluarga si wanita.
Kemampuannya begitu sangat hebat dalam bidang medis. Matanya bersinar seperti Kilauan emas yang mampu melakukan segalanya.
Hingga akhirnya ingatan dan kemampuannya telah kembali, membuatnya bangkit merubah takdirnya.
Menjadi rebutan banyak wanita cantik, terkenal dan sangat di hormati. Javier adalah simbol pria sempurna di dunia.
"Kamu adalah dokter legendaris itu...?" ujar Clara.
"Aku hanya tidak ingin kamu minder saja," balas Javier.
"Kenapa kamu tidak mengatakannya sejak awal?" tanya Clara.
"Jika keluarga mu tahu bahwa aku dokter legendaris, aku tidak akan pernah tahu bahwa seluruh anggota keluargamu begitu kejam," jawab Javier.
Clara terdiam tertunduk tidak bisa berkata-kata. Perasaan bersalah memenuhi hati dan pikirannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 SURAT CERAI
Javier mencoba terus menjelaskan, tapi Clara sama sekali tidak mendengarkannya. Clara terus memaki Javier dengan sangat pedas sekali tanpa memikirkan perasaan Javier.
"Clara percayalah kepadaku, Dion hendak berbuat buruk kepadamu, untung aku datang tepat waktu menyelamatkan mu," ujar Javier.
"Lantas aku harus berterima kasih kepadamu, apa kamu pikir dirimu pahlawan, apa aku buta tidak bisa melihat kebenaran di hadapanku," balas Clara.
Clara sama sekali tidak mengingat kejadian sebelumnya. Clara percaya dengan apa yang di lihatnya, bahwa Javier telah membuka bajunya dengan wajah yang memerah memandangi tubuhnya.
"Ayo kita lihat, Dion sekarang sedang berada di kamar mandi, aku sudah memberinya pelajaran," ujar Javier.
"Sudahlah!" balas Clara.
Clara mulai menghirup nafas dalam-dalam. Matanya tampak merah, tubuhnya juga bergetar sambil mengepalkan kedua tangannya.
"Kamu benar-benar tidak mau mengakuinya Javier, aku benar-benar kecewa terhadap mu," ujar Clara.
"Kita bercerai saja!" sambung Clara.
Sontak saja kata cerai dari Clara ini langsung menyentuh sudut hati Javier yang paling dalam. Jantungnya seolah berhenti berdetak. Tubuhnya menjadi begitu lemas.
Emosi dan amarah Clara sudah sampai pada ujungnya. Javier yang hendak berbuat kurang ajar kepadanya sudah tidak bisa di maafkan.
Javier juga mulai melangkah mendekati Clara dan memegang pundak Clara dengan kedua tangannya. Clara tampak terdiam sambil menundukkan wajahnya.
"Clara apa yang kamu katakan barusan?" Javier berharap Clara hanya asal bicara saja atau dirinya yang salah dengar.
"Kita cerai saja," jelas Clara tidak berani melihat Javier.
Javier melepaskan tangannya dari pundak Clara dan mundur beberapa langkah. Perasaannya begitu hancur saat ini. Orang yang dia sukai ingin bercerai dengannya. Padahal alasan Javier bertahan selama ini karena dirinya.
Javier tidak perduli keluarganya merendahkannya dan memaksanya untuk menceraikannya, tapi kali ini kata cerai justru keluar dari mulut Clara sendiri. Hal ini tentu saja terasa begitu sakit di hati Javier.
Kedua mata Javier juga mulai berlinang, namun dia menahannya untuk tidak menangis.
"Apa kamu sama sekali tidak mempercayai ku?" tanya Javier.
"Aku hanya percaya dengan apa yang aku lihat," jawab Clara.
"Apa aku sama sekali tidak pernah ada di hatimu?" tanya Javier lagi.
"Kamu terlalu berlebihan, pernikahan kita juga karena nenek yang memaksa," jawab Clara.
Javier diam sejenak berusaha untuk tegar dan menghela nafasnya. Rupanya selama ini cintanya hanya bertepuk sebelah tangan saja.
"Lalu kenapa selama ini kamu sering bersikap baik kepadaku, membelikan ku sepeda motor listrik baru?" tanya Javier untuk terakhir kalinya.
"Kalau kamu tidak punya kendaraan, bagaimana kamu bisa belanja sayur untuk keluarga kami," jawab Clara.
Jawaban ini sudah cukup bagi Javier untuk memutuskan. Mencintai seorang diri memang sangat menyakitkan.
"Baik, kalau itu maumu," ujar Javier.
Javier juga berbalik badan dan mulai melangkah pergi. Dirinya selama ini terus bertahan berharap mungkin saja Clara perlahan menyukainya, ternyata semuanya hanya harapannya yang terlalu jauh.
Kini tidak ada gunanya bagi Javier untuk terus bertahan, jika wanita yang di cintainya sudah tidak menginginkannya.
Entah mengapa Clara merasakan sebuah perasaan yang aneh di dalam dirinya melihat punggung Javier yang mulai menjauh. Tanpa di sadari kedua mata Clara meneteskan air mata dengan sendirinya.
"Kenapa aku merasa sedih?" pikir Clara.
Beberapa menit setelah Javier pergi, Clara juga merapikan pakaiannya dan pergi dari kamar hotel itu.
Sebuah kamera yang masih terus menyala di sudut kamar menjadi saksi dengan kejadian ini. Tapi sayangnya kamera itu ukurannya kecil, sehingga mereka tidak mengetahuinya.
Larut malam Javier telah selesai berkemas memasukkan seluruh pakaiannya ke dalam sebuah tas ransel.
Javier keluar dari kamarnya menghampiri Clara yang sedang duduk di ruang tamu. Di hadapan Clara ada selembar kertas berwarna putih yang ada di atas meja.
"Aku sudah tanda tangan, giliran kamu untuk tanda tangan," ujar Clara.
Selembar kertas putih itu adalah surat cerai yang telah Clara siapkan.
"Setelah ini kita juga tidak ada hubungan lagi," sambung Clara.
Javier menghela nafasnya dalam-dalam dan mulai menandatangani surat cerai itu. Kali ini pernikahannya sudah berakhir hanya karena sebuah kesalahpahaman saja.
Setelah selesai tanda tangan, Javier juga langsung pergi tanpa berkata satu katapun. Sementara Clara berusaha untuk tetap tenang.
Di luar rumah, begitu Javier keluar dari gerbang, tiba-tiba iring-iringan mobil menuju ke arahnya. Iring-iringan mobil itu terdiri dari mobil mewah yang keseluruhannya berwarna hitam.
"Siapa pejabat yang lewat malam-malam begini?" ujar seseorang di sana yang melihatnya.
"Seluruh mobilnya adalah Rolls Royce, setidaknya ada lima buah mobil, semuanya bernilai ratusan milyar," ujar orang yang lain.
Iring-iringan mobil itu sangat menarik perhatian semua orang. Namun tiba-tiba saja iring-iringan mobil berhenti tepat di hadapan Javier.
Segera keluar dari dalam mobil-mobil tersebut belasan orang dengan menggunakan setelan jas berwarna hitam. Mereka semua langsung membungkuk memberikan hormat kepada Javier.
Javier tampak terdiam, mereka semua terlihat tidak asing baginya. Lalu seorang wanita cantik menerobos di antara orang-orang tersebut menuju ke Javier.
"Guru..." ujar wanita tersebut dengan sangat bersemangat dan penuh senyuman.

Wanita tersebut ternyata adalah Jenifer yang merupakan murid dari Javier. Setelah melakukan pencarian selama beberapa tahun, akhirnya dia berhasil menemukan Javier. Jenifer tampak begitu senang sekali karena telah bertemu dengan Javier.
"Jenifer..." Javier cukup terkejut.
Jenifer langsung memeluk Javier sangking senangnya karena akhirnya bisa menemukannya. Walaupun Jenifer adalah murid dari Javier tapi hubungan mereka juga sudah seperti adik dan kakak saja.
"Guru, akhirnya aku menemukanmu," ujar Jenifer.
"Aku begitu sangat khawatir mendengar guru mengalami kecelakaan, untung saja guru saat ini baik-baik saja," sambung Jenifer.
"Tampaknya aku telah membuatmu khawatir," balas Javier.
"Tentu saja, guru adalah segalanya bagiku," ujar Jenifer.
Kemudian Jenifer mengajak Javier untuk pergi dari sana. Javier menoleh sejenak ke arah rumah yang telah menjadi tempat tinggal nya selama ini.
Di rumah itu ada sosok seorang wanita yang dia cintai, namun kini semua telah berakhir hanya karena kesalahpahaman saja.
Sesaat kemudian Javier juga mulai melangkah pergi menuju ke mobil di ikuti oleh Jenifer dan para bawahannya. Iring-iringan mobil mewah tersebut juga mulai berjalan pergi dari sana.
Sementara Clara yang sudah ada di dalam kamarnya merasa bimbang saat ini. Surat cerai yang sudah mereka tanda tangani juga Clara letakkan begitu saja. Dirinya seolah tidak mengerti tentang perasaannya saat ini yang menjadi kacau.
"Kenapa hatiku terasa hampa saat ini," pikir Clara.
Hanya karena emosi sesaat tanpa mendengarkan penjelasan dari Javier, ini akan membuat Clara merasa kehilangan sosok yang selama ini begitu tulus mencintainya. Pada kenyataannya, Clara masih belum memiliki kepercayaan kepada Javier sepenuhnya.
Clara keluar dari kamarnya dan berdiri di balkon rumah yang ada di lantai dua. Clara ingin diam-diam melihat Javier benar-benar pergi atau tidak.
Namun Clara sama sekali tidak melihat keberadaan Javier dari balkon rumahnya. Clara hanya melihat iring-iringan mobil mewah yang melintas di jalan depan rumahnya.
Di dalam mobil, Javier dan Jenifer juga mulai mengobrol. Javier menceritakan apa yang telah terjadi kepadanya. Javier mengalami kecelakaan hingga membuatnya sampai hilang ingatan. Namun Javier tidak menceritakan tentang dirinya yang sudah menikah dan bercerai.
"Guru adalah dokter legendaris nomor satu di dunia ini, guru selalu berbuat baik dan telah menolong banyak orang, tuhan pasti akan selalu melindungi guru," ujar Jenifer.