NovelToon NovelToon
3 Ratu Sakti

3 Ratu Sakti

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Epik Petualangan / Perperangan / Dendam Kesumat / Fantasi Wanita
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rudi Hendrik

Ratu Ani Saraswani yang dihidupkan kembali dari kematian telah menjadi "manusia abadi" dan dianugerahi gelar Ratu Sejagad Bintang oleh guru ayahnya.

Aninda Serunai, mantan Ratu Kerajaan Siluman yang dilenyapkan kesaktiannya oleh Prabu Dira yang merupakan kakaknya sendiri, kini menyandang gelar Ratu Abadi setelah Pendekar Tanpa Nyawa mengangkatnya menjadi murid.

Baik Ratu Sejagad Bintang dan Ratu Abadi memendam dendam kesumat terhadap Prabu Dira. Namun, sasaran pertama dari dendam mereka adalah Ratu Yuo Kai yang menguasai tahta Kerajaan Pasir Langit. Ratu Yuo Kai adalah istri pertama Prabu Dira.

Apa yang akan terjadi jika ketiga ratu sakti itu bertemu? Jawabannya hanya ada di novel Sanggana ke-9 ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudi Hendrik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Angin Bangkai

Penjebak Kepeng dan Penyair Ngik Ngok kini melayang di udara rendah dalam kondisi kejang dan kesakitan. Mereka diangkat oleh ilmu Sabda Batin Dewa dan dicekik oleh ilmu Kesaktian Mahasakti.

Leher keduanya dililit oleh sinar ungu yang tidak bisa dipegang tapi bisa mencekik kuat, sampai-sampai kedua pendekar Sanggana itu kewalahan menahannya.

Sementara itu, Sari Sani masih terkapar dalam kondisi tengkurap tidak bergerak. Di sisi yang lain, Perwiramadya Tanggal Muda baru saja dilempar keras dari atas kudanya oleh kekuatan Sabda Batin Dewa Kentang Kebo.

“Akrr!” erang Penjebak Kepeng dan Penyair Ngik Ngok dengan sepasang mata yang memerah dan berair.

Pasukan Kerajaan Pasir Langit dan Kerajaan Sanggana di sisi nun jauh hanya bisa tegang menyaksikan para pendekar pemimpin mereka di ujung tanduk.

Semua tali sinar yang menjerat kepala, tubuh dan kaki Kentang Kebo akhirnya lenyap dengan sendirinya. Kesepuluh kepeng yang melayang mengepung kepala jatuh ke tanah. Hal itu sangat jelas membuat Kentang Kebo kini tanpa perlawanan dan dia bebas memaksimalkan kesaktiannya kembali.

Dalam kondisi itu, tiba-tiba muncul dua ekor tupai berbulu merah yang berlari kencang tanpa suara mendekati Kentang Kebo dari belakang. Kedua tupai itu adalah dua binatang piaraan Penyair Ngik Ngok yang sempat diduga kabur menyelamatkan diri.

“Ak!” pekik Kentang Kebo yang justru tidak menyadari kedatangan dua hewan pengerat alias hewan penggerogot kayu itu.

Kedua tupai merah itu kompak menggigit kaki kanan Kentang Kebo, tepatnya di sisi belakang pergelangan kaki.

Gigitan itu jelas mengejutkan Kentang Kebo yang memengaruhi kekuatan dari kedua ilmunya. Itu berdampak pada cekikan di leher Penjebak Kepeng dan Penyair Ngik Ngok. Cekikan dari ilmu Kesaktian Mahasakti jadi mengendur, memberi Penjebak Kepeng dan Penyair Ngik Ngok bisa bernapas sejenak.

Hanya sejenak. Itu karena Kentang Kebo kembali meningkatkan kekuatan kesaktiannya. Kedua lawannya kembali tercekik kuat dengan posisi tetap melayang.

Bug!

Kentang Kebo menghentakkan kaki kanannya ke tanah, bermaksud membuat dua tupai merah tersentak lepas dari kakinya. Namun tidak. Kedua binatang itu sempat terlempar dari kaki, tetapi dua gigi serinya tetap menyangkut di daging kaki.

Maka, Kentang Kebo pun menggunakan kekuatan Batin Sabda Dewa. Untuk melempar kedua binatang itu, dia harus menengok melihat jelas kepada kedua tupai.

Kedua tupai itupun terlempar jauh seperti dua kerikil kecil yang terpental. Keduanya jatuh sejauh beberapa tombak di tanah terbuka dan keduanya terdiam tidak bergerak.

“Ngik Ngoookrr!” teriak tertahan Penyair Ngik Ngok histeris melihat kedua hewan kesayangannya sudah tidak bergerak di tanah jauh. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa karena dia pun sebentar lagi pasti mati kehabisan napas atau mengalami patah leher.

Di detik-detik perjuangan terakhir Penjebak Kepeng dan Penyair Ngik Ngok dalam bertahan, serta tanpa sepengetahuan siapa pun, kepala Sari Sani mendadak bergerak perlahan.

Wajah Sari Sani terangkat sedikit, cukup untuk melihat sejenak keadaan yang terjadi saat itu. Setelah itu, wajah wanita gemuk itu kembali jatuh rapat ke tanah seperti semula.

Namun, gerakan justru dilakukan oleh telapak tangan kanannya. Telapak tangan yang rata di tanah bergerak terangkat tanpa diikuti oleh pergelangan tangannya.

Pak!

Kecil saja telapak tangan itu menepak tanah. Hanya itu.

Namun, sesuatu terjadi di titik lain.

Kendi hijau milik Perempuan Angin Bangkai itu mengeluarkan asap halus berwarna hijau yang terus-menerus. Semakin mengudara, asap itu semakin memudar warnanya.

Ada yang aneh. Meski angin berembus ke arah selatan, tetapi asap hijau dari kendi pusaka itu bergerak terbang ke arah posisi Kentang Kebo yang ada di sisi barat dari kendi.

Sekedar bocoran. Asap hijau itulah yang bernama Angin Bangkai, nama yang melekat di gelar Sari Sani. Angin Bangkai tidak bisa bergerak sendiri, apalagi sampai melawan arus embusan angin. Pergerakannya jelas dikendalikan oleh kesaktian pemiliknya yang kini kondisinya kritis.

Kentang Kebo baru menyadari kehadiran udara aneh ketika penciumannya disuguhi bau busuk yang sangat tajam dan menyengat.

Seketika Kentang Kebo mengerutkan hidungnya dan langsung menahan napas.

“Hoekhr!” mual Kentang Kebo karena telah terlanjur kemasukan bau bangkai, yang tidak jelas itu bau bangkai apa. Pada saat itu juga, kepalanya dilanda kepusingan ekstrem secara mendadak. Itu jelas mengganggu kinerja kesaktiannya yang sedang berusaha membunuh dua lawannya.

Sinar ungu yang menyelimuti tubuh Kentang Kebo memudar. Sinar ungu yang melilit leher Penjebak Kepeng dan Penyair Ngik Ngok mendadak lenyap. Namun meski demikian, kondisi kedua pendekar Sanggana itu telah sangat lemah dengan posisi tetap terangkat melayang.

Dengan wajah mengerenyit, Kentang Kebo menengok melihat kepada kendi yang tenggelam separuh di tanah dan kepada Sari Sani yang tetap tengkurap tanpa gerakan.

Kentang Kebo sedikit oleng karena pusingnya. Kaki kanannya yang berdarah segera bergerak untuk menguatkan kuda-kuda agar tidak jatuh. Dia kini tahu apa yang menyerangnya. Sebelum kondisinya memburuk, dia memutuskan untuk mengakhiri nyawa Penjebak Kepeng dan Penyair Ngik Ngok yang masih di dalam kuasanya.

Kentang Kebo memandang tajam kepada kedua korbannya. Dia tahu separah apa kondisi mereka.

Tiba-tiba tubuh Penjebak Kepeng dan Penyair Ngik Ngok terlempar kencang ke udara tinggi, melambung seperti dilempar oleh kekuatan besar.

Kentang Kebo memang telah melepas kedua mangsanya, tetapi dengan cara melemparnya ke langit.

Setelah mencapai puncak terbangnya, kedua tubuh pendekar itu meluncur turun seperti benda yang mati. Tidak ada jeritan atau pergerakan hidup dari Penjebak Kepeng dan Penyair Ngik Ngok, seolah-olah keduanya sudah pasrah menuju kematian. Atau mungkin keduanya sudah tewas saat itu juga.

Perwiramadya Tanggal Muda yang dalam kondisi terluka dalam dan pasukan yang menjadi penonton dari jauh, hanya bisa mendelik tegang menyaksikan kejadian itu.

Wuss!

Namun, hanya sedetik kemudian setelah kedua tubuh itu meluncur jatuh, terjadi kejadian yang memberi kejutan tambahan. Bukan hanya bagi Tanggal Muda dan dua pasukan yang jauh di belakangnya, tetapi juga bagi Kentang Kebo.

Entah dari mana munculnya, tiba-tiba muncul suara angin menderu yang tidak tampak. Namun, eksistensi angin itu bisa dilihat ketika pakaian dan rambut Penjebak Kepeng dan Penyair Ngik Ngok berkibar kencang.

Tidak hanya itu, tubuh keduanya yang meluncur lurus dengan deras ke bawah mendadak bergeser seperti didorong ke samping saat masih di udara.

“Hoekhr!”

Sambil menyaksikan adanya kekuatan lain yang mengintervensi kedua musuhnya, Kentang Kebo kembali mual, kali ini ada cairan yang keluar dari mulutnya. Kentang Kebo jatuh terlutut satu kaki karena tidak kuat menahan pusing yang juga mengganggu pandangannya.

Meski demikian, murid Sambar Bintang itu masih bisa menyaksikan, ketika tubuh Penjebak Kepeng dan Penyair Ngik Ngok jatuh di tanah seperti diturunkan secara santun oleh angin yang membawanya.

Tubuh Penjebak Kepeng dan Penyair Ngik Ngok tergeletak diam tidak bergerak setelah kain pakaian dan rambutnya tidak lagi berkibar oleh angin kencang. Selain menunjukkan angin penyelamat telah lenyap, juga menunjukkan buruknya kondisi kedua Pendekar Pengawal Dewi Bunga itu.

Pada saat itu pula, Angin Bangkai telah berhenti keluar dari kendi.

Melihat kondisi Kentang Kebo yang melemah oleh efek Angin Bangkai, Tanggal Muda yang posisinya sendirian di tengah medan segera bertindak.

“Pasukan Buaya Samuderaaa! Seraaang!” teriak Tanggal Muda kencang kepada pasukannya yang jauh di belakang.

Perintah itu segera direspons oleh kepala regu.

“Buayaaa! Seraaang!” teriak dua kepala regu pasukan.

“Huh hah!” sentak semua prajurit Pasukan Buaya Samudera bersamaan, lalu serentak berlari maju dengan satu tangan memegang busur.

Para prajurit berotot dan tidak berbaju itu berlari maju meninggalkan Pasukan Kaki Gunung yang tidak mendapat perintah. Target serangan mereka tidak lain adalah Kentang Kebo karena musuh yang tersisa tinggal dia seorang.

Sementara itu, Kentang Kebo tidak menyangka bahwa bau bangkai yang diciumnya membuatnya lemah dan pusing luar biasa. Dia masih terlutut satu kaki dengan wajah menunduk dan mengerenyit. Tangan kanannya memegangi kepalanya.

Saat Pasukan Buaya Samudera hendak melewati posisi komandannya, Tanggal Muda, tiba-tiba….

“Berhenti!”

Tiba-tiba terdengar suara wanita yang memberi perintah. Suara wanita itu tidak bernada teriak, tetapi terdengar keras menggema di telinga setiap orang di tempat itu, mengalahkan suara teriakan puluhan prajurit yang sedang berlari, seolah-olah suara itu memenuhi alam.

Meski tidak tahu dan tidak melihat siapa si pemilik suara, tetapi perintah itu sukses membuat Pasukan Buaya Samudera menghentikan larinya.

Tanggal Muda dan pasukannya segera mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Namun, mereka tidak melihat apa yang mereka cari.

“Siapa?!” teriak Tanggal Muda dengan pandangan beredar. (RH)

1
❤️⃟Wᵃf🍁🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️🤎
permaisuri Kerling Sukma pasti terkejut karena dia yang sudah membunuh ratu Ani saraswani apalagi sekarang sedang ratu sudah abadi alias alias tidak bisa mati
❤️⃟Wᵃf🍁🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️🤎
yok kita juga mau ikutan lihat Kentang kebo bertarung melawan permaisuri Kerling Sukma siapakah yang akan menang nanti 🤔🧐
Om Rudi: yok ayok
total 1 replies
rajes salam lubis
gaassskan
rajes salam lubis
holeeee
rajes salam lubis
iya ya ya ya
rajes salam lubis
pasti ingat dong om
👣Sandaria🦋
rupanya bapak pacar yg mau dilamarnya seorang ustadz. kW pula tuh🤦😂
Om Rudi: hehehhee
total 1 replies
👣Sandaria🦋
iya iya.paham betul aku dengan kencang dan panjang ini, Om. gak usahlah Om tulis dua kali segala🙄
Om Rudi: tapi kan pasti dibahas pula sama Mak Imut
total 1 replies
👣Sandaria🦋
kecewa lah pasti Kerling, Om. madu yg dihabisi ternyata hidup lagi, dia dibuang, suami gak sayang, jatah ranjang hilang. alasan apa lagi yg menghalangi dia ganti suami, Om. segerakanlah!😆
Om Rudi: siap. tunggu tanggal mainnya
total 1 replies
👣Sandaria🦋
Kerling Sukma dapat jatah burung bergilir Joko setelah Tirana menyembuhkan penyakit burung loyonya kan, Om? lupa aku🤔😂
Om Rudi: hahahah. hanya Tirana yg menguasai terapinya.
total 1 replies
≛⃝⃕|ℙ$ ⍣⃝Avi(𝗢𝗙𝗙)
noted ku cuma tegang dan terengah doang/Chuckle/
≛⃝⃕|ℙ$ ⍣⃝Avi(𝗢𝗙𝗙)
ada soto dan tuyul juga😭
Om Rudi: hehehehe
total 1 replies
≛⃝⃕|ℙ$ ⍣⃝Avi(𝗢𝗙𝗙)
namanya gak elit banget om🤧
Om Rudi: hahahahahah ya demikianlah
total 1 replies
👣Sandaria🦋
cepat up, Om Sayang. udah lama ini aku enggak Om suguhi tarung tingkat tinggi. tarung pendekar maksudku. kalau tarung yg lain mah baru semalam😉🤣
Om Rudi: hehehehehe. saking tingginya sampai bingung ngebayangin
total 1 replies
👣Sandaria🦋
bohong itu. bukannya semalam Om baru saja bilang aku tanpa pakaian justru lebih cantik?🤔😂
👣Sandaria🦋
aduh. menggemaskan banget kamu, Om. pengen dihamili nih jadinya🤦🤣
Om Rudi: hmmmmm
total 1 replies
👣Sandaria🦋
sakit jantung ditemukan tahun berapa memangnya, Om? duluan mana dibanding pohon jengkol?🤔 tapi kalau dibandingin dengan alat kontrasepsi mah aku tahu. duluan pohon pete pasti🙃🙃😂
Om Rudi: hahahaha AU ah
total 1 replies
👣Sandaria🦋
ahahaha. kok enggak 7S saja, Om. siaga, santai, sambil, seruput, susu, sandaria, saja🤦🤣
Om Rudi: joahahahaha ini baru bikin ketawa
total 1 replies
👣Sandaria🦋
kok serius amat ukuran jaraknya, Om? udah rindu juga aku Om pakai sejauh lompatan kodok hamil atau sejauh tembakan kencing si Tomy gitu🤣
👣Sandaria🦋
oh.sepertinya Om ingin menyampaikan pesan padaku si Kebo ini enggak receh buat diadu dengan Kerling Sukma. iya kan?🤔😆
Om Rudi: lihat aja ntar
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!