Kisah ini menceritakan seorang gadis manis bernama Azizah yang diperebutkan oleh beberapa laki-laki. Parasnya yang memang cantik dari lahir, membuat orang yang dekat demagnnya merasa suka dan nyaman. Apalagi Azizah memiliki sifat yang baik dan lemah lembut. membuat hati para laki-laki yang ada di dekatnya menjadi sebuah rasa sayang. Perjuangan para laki-laki masih terus bergulir hingga salah satu dari mereka mendapatkan cintanya Azizah. Ikuti terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lifalifo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Sisca merasa bahagia hari ini sebab bisa banyak berbincang dengan Kaze, sudah lama ia menantikan hal ini. Jika di kantor Kaze terkenal dengan sikapnya yang dingin, namun di sini Sisca menemukan sisi lain dari Kaze.
'Ternyata bos kulkas tak sedingin kulkas, uhhh jadi makin semangat nih ngejar kulkas, ups' batin Sisca.
"Sis, aku balik dulu ya. Sudah mau sore nih. " Ucap Kaze. Ia melihat jam yang ada di pergelangan tangannya, sudah menunjukkan pukul empat sore. Itu artinya mereka sudah duduk bersama selama hampir tiga jam. Seharusnya Sisca diberikan penghargaan sih, sebab ia satu-satunya wanita paling lama yang duduk berdua dengan Kaze. Terlebih, pria tampan itu bisa senyum-senyum saat bersama dengan Sisca. Fix, Sisca besok harus dikasih piagam penghargaan nih.
"Yaelah Ka kok pulang sih. " Protes Sisca
"Apa bokong kamu nggak panas apa Sis, kita duduk sudah tiga jam lebih loh. Ini meja juga sudah penuh dengan piring dan gelas bekasmu. Ternyata kamu makannya banyak banget. " Kaze menunjuk meja yang ada di depannya. Memang sudah penuh dengan piring kotor dan juga beberapa gelas.
"Ya kan mumpung lagi ada bos Kaze, makanya aku makan banyak. Kan mau ditraktir. Ya kan bos. " Ucap Sisca tanpa rasa malu.
"Hehhhh,,, enak saja. Kamu yang makan banyak ya kamu yang harus bayar. Kok malah nyuruh aku buat bayarin sih. " Kaze tidak mau kalah.
"Cuma segini aja nggak mau bayarin. Dasar pelit. Awas ya Ka, besok di kantor aku pastikan semua orang akan memberikan cap manusia pelit kepadamu. " Sungut Sisca.
"Kamu mengamcamku?? " Kaze menatap tajam pada Sisca. Yang ditatap bukannya takut, eh malah melotot.
"Tidak, siapa yang mengamcammu. Aku kan hanya menunjukkan fakta yang sebenarnya. Jika bos besar kita itu bagaimana. Ternyata pelit. " Sisca terus ngedumel. Ia tidak akan menyerah sampai Kaze mau membayar semua yang ia makan.
"Huhhhh, ok-ok aku bayarin ini semuanya. Kalau bulan perempuan, sudah aku ajak gelut kamu Sis. Dasar. "
"Wajahnya jangan galak gitu dong Ka. Ketara banget kalau nraktir nya nggak ikhlas. Rugi loh kamu kalau nggak ikhlas. Udah keluar uang, nggak dapat pahala pula. Kan rugi dua kali."
Pernyataan Sisca membuat telinga Kaze terasa panas mendengar nya. Ternyata Sisca se cerewet ini. Tapi Kaze cukup gemes juga sih.
"Kamu tuh Sis,,,,, "
"Eits, santai bos. Hehehhehee... Btw busway mamacih banyak ya Ka atas traktirannya. Aku do'ain semoga kamu lancar rejekinya dan juga cepet dapet jodoh. Syukur-syukur kalau jodoh kamu orang yang ada di depanmu saat ini, eh. "
Kaze tidak perduli dengan apa yang dikatakan oleh Sisca. Sengaja ia lakukan supaya ia tetap terlihat cool di depan anak buahnya ini. Mulut Sisca telalu lemes jika diajak ngomong terus. Bisa merembet kemana-mana seperti kereta.
Hampir pukul lima sore Kaze sampai di apartemen. Di sana sudah ada Davio yang sudah lebih dulu sampai. Pasien yang tidak terlalu banyak membuat Davio bisa pulang cepat. Lagi pula ia juga tidak membuka praktek pribadi. Tiga rumah sakit sudah membuatnya kelelahan.
"Assalamu'alaikum,,,, " Ucap Kaze diambang pintu. Kaze yang juga mengetahui password pintu apartemen tersebut membuatnya bisa leluasa keluar masuk tanpa harus bertukar kunci dengan sang abang. Kecanggihan memang mempermudah kehidupan seseorang.
"Wa'alaikumsalam. Eh dek baru pulang kamu. Memangnya mampir kemana tadi? " Tanya Davio. Ia masih merasa bersalah kepada adiknya sebab kejadian di ruang prakteknya tadi. Davio benar-benar tidak mau menyakiti hati adik yang begitu ia sayangi.
"Mampir nongkrong di kafe bareng teman bang. Aku ke kamar dulu ya bang, mau mandi. " Kata Kaze yang seolah sengaja ingin menghindari abangnya.
"Bentar deh dek, sini abang mau bicara. " Ucap Davio sambil menepuk sofa di sampingnya. Kalau sudah begini, Kaze tidak dapat menghindar lagi. Sudah menjadi nasehat dari bundanya, bahwa ia tidak boleh menolak saat abangnya mengajak berbicara. Bagaimanapun perasaan yang ia rasakan. Sebab itu adab menghargai yang lebih tua. Kaze pun duduk di samping Davio.
"Mau bicara apa bang?? " Tanya Kaze datar.
"Kamu marah sama abang ya dek?? " Tanya Davio memulai pembicaraan nya.
"Tidak,, memangnya abang salah apa sehingga aku harus marah. Aku nggak marah sama siapapun. " Jawab Kaze. Menahan gejolak yang ada di hatinya.
"Abang tahu kamu salah faham kan kepada abang soal kejadian azizah memeluk abang tadi. Itu semua diluar kendali abang dek. Azizah terlalu senang dengan beasiswa yang kembali ia dapatkan. Sehingga reflek memeluk abang saat memberitahu. Semoga kamu percaya dengan penjelasan abang. Sebab abang tahu kamu mencintai Azizah kan. " Ujar Davio panjang lebar.
"Aku tidak masalah bang. Kalaupun Azizah memilih abang nantinya, aku tidak masalah. Sebab aku juga tidak ada hal atas perasaannya Azizah. Ia yang lebih berhak atas dirinya. Aku rasa kalian sudah begitu dekat bang. Apalagi profesi kalian yang memang sama. " Ujar Kaze menahan rasa perih di dalam hatinya.
"Tidak dek, abang tidak mungkin melakukan itu ke kamu. Abang tahu betul kamu menyukai Azizah sejak dulu. Bahkan sejak kalian kecil. Mana mungkin abang,,,,,,, "
"Dulu ya dulu bang, sekarang ya sekarang. Perasaanku memang tidak berubah kepada Azizah. Namun aku merasa berat untuk meraihnya. Yang aku lihat, Azizah lebih nyaman dengan abang. Kebersamaan kalian setiap hari aku rasa membuat gadis pujaanku itu sudah jatuh cinta kepada abang. "
"Tidak dek, tidak mungkin. Aku dan Azizah hanya rekan. Apalagi aku juga menganggap Azizah selayaknya adikku. Kamu jangan berfikiran seperti itu dek. Aku mohon. "
Davio benar-benar merasa bersalah, terlebih dengan apa yang diungkapkan Kaze baru saja. Davio akhir-akhir ini memang memiliki rasa yang berbeda terhadap Azizah. Ia memuji setiap apa yang dilakukan gadis cantik itu. Apalagi dengan prestasi yang Azizah tunjukkan akhir-akhir ini, membuat davio menjadi begitu kagum dengan Azizah. Membuat jantungnya berdebar kala mereka bertemu. Padahal dulu, semua itu tidak dirasakan olehnya.
Kaze dan Davio sama-sama diam. Mereka larut dalam fikiran masing-masing. Davio yang merasa bersalah namun juga tidak bisa membohongi perasaannya sendiri, dan Kaze yang berusaha mengikis rasa sakit hatinya. Bagaimana pun ia juga begitu menyayangi abangnya. Abang io adalah sosok panutan baginya. Tidak mungkin jika ia harus menyakiti perasaan abang yang begitu ia sayangi.
*********
jangan lupa tinggalkan like dan komentar terbaik kalian. terimakasih
jangan2 ntar azizah milih bang io malah/Angry//Angry//Angry//Angry/
lanjut thor makin seru
ndang gage/Angry/