Aminah tidak pernah menyangka bahwa dia akan dijodohkan dengan anak konglomerat tapi tidak pernah mencintai nya sedikitpun bahkan dia pun juga tidak pernah mencintai pria itu.
Saat dirinya tahu bahwa calon suami konglomerat nya itu berselingkuh dengan seorang artis terkenal, dia hanya bisa menahan gejolak hati nya yang tersakiti.
Aminah sadar bahwa dia tidak pernah mencintai calon suaminya tetapi rasa sakit karena pengkhianatan cinta sang calon suami konglomerat nya membuatnya menjadi berani dan mengambil sebuah keputusan yang sangat besar dalam hidupnya.
Takdir cinta Aminah terjadi...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhirnya sadar
Ibu hendak melangkah pergi untuk makan malam bersama keluarga Sheikh.
Namun, ibu masih ragu meninggalkan putri kesayangannya bersama Shaheer Sheikh yang sangat jelas dia tidak peduli dengan Aminah.
"Tolong usapkan minyak kasturi ini di hidung Aminah !", ucap ibu pada pria tampan itu.
Shaheer Sheikh tidak menjawab ucapan ibu dan hanya berdiri diam bersandar di dinding kamar.
"Ayo, Kalini, kita pergi makan malam, sayang !", ajak ibu pada Kalini.
"Iya, bibi Yasmina", sahut Kalini.
Ibu menggandeng tangan gadis kecil itu dengan lembutnya lalu berjalan keluar kamar ke ruangan makan bersama Jannah Sheikh dan yang lainnya.
Suasana ruangan kamar tamu berubah hening.
Hanya tinggal Shaheer Sheikh dan Aminah yang terbaring pingsan di atas tempat tidur.
Pria berwajah tampan itu mengambil bangku kecil dari meja rias untuk dirinya duduk disamping tempat tidur.
"Fuih... ! Ada-ada saja ! Kenapa dia sampai jatuh pingsan ?", gerutu Shaheer Sheikh.
Shaheer Sheikh mendekatkan botol kecil berisi minyak kasturi ke hidung Aminah.
Berulangkali Shaheer Sheikh menggerakkan botol kasturi itu di dekat wajah Aminah sedangkan gadis malang itu masih saja terpejam tak sadarkan diri.
"Ada apa sebenarnya dengan dia ? Apa tubuhnya memang selemah itu ?", ucap Shaheer Sheikh.
Dia memandangi lama wajah Aminah yang terpejam dihadapannya.
"Hmmm... Dia lumayan juga... Aku baru pertama kalinya melihat wajahnya sedekat ini...", gumam Shaheer Sheikh.
Sudut bibir Shaheer Sheikh membentuk lengkungan tipis saat dia terus menerus memandangi wajah Aminah yang sangat cantik.
Sesekali dia memalingkan wajahnya ke arah lain kemudian kembali menatap Aminah yang terpejam.
"Harus berapa kasturi agar dia bisa terbangun sadar !? Seribu kasturi tidak akan pernah cukup untuk membangunkannya, gadis yang rumit", ucap Shaheer Sheikh.
Shaheer Sheikh kembali menggerakkan botol kasturi di dekat Aminah tetapi tetap Aminah tidak sadarkan diri.
"Berapa lama dia akan pingsan seperti ini ?", ucap Shaheer Sheikh.
Shaheer Sheikh terdiam.
Dia lalu berpikir sesuatu yang lain di otaknya.
"Apa aku perlu membangunkan dia seperti cerita drama di televisi ? Seorang pangeran datang dan menyelamatkan seorang putri yang tertidur...", ucap Shaheer Sheikh.
Shaheer Sheikh menghela nafasnya.
"Mana mungkin aku melakukannya !?", keluhnya kesal.
Shaheer Sheikh mengusap wajahnya berulangkali dan kembali menggerakkan botol kasturi yang ada di tangannya.
"Dia gadis seperti apa sebenarnya !?", ucap Shaheer Sheikh.
"Uhuk ! Uhuk ! Uhuk..."
Terdengar suara terbatuk yang datangnya dari Aminah.
"Oh !? Dia sudah sadar rupanya !?", ucap Shaheer Sheikh.
Aminah membuka kedua matanya perlahan-lahan.
Pandangan Aminah berubah menjadi kabur karena dia masih merasa pening di kepalanya.
Rasa nyeri menghantam kepala gadis cantik itu berulang kali.
Aminah bergumam lirih sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.
Dia mencoba melihat sekitarnya dengan jelas dan sadar.
"Ehk !?", Aminah tersentak kaget.
Ketika dia melihat siapa yang ada di hadapannya kini.
"Shaheer Sheikh... ? Kenapa dia ada disini ?", gumam Aminah dalam hatinya.
Tubuh Aminah langsung bereaksi saat Shaheer Sheikh mencoba menggerakkan botol kasturi ke arah dirinya.
Aminah langsung bangkit dari tempatnya berbaring, dia dengan cepat menepis tangan Shaheer Sheikh keras-keras.
Menyebabkan botol kasturi yang ada di tangan Shaheer Sheikh terlempar jatuh ke lantai kamar hingga pecah berkeping-keping.
PRAAAAANG...
Shaheer Sheikh terkejut kaget.
Dia menoleh ke arah botol kasturi yang telah pecah di atas lantai kamar kemudian kembali menatap Aminah dengan kesal.
"Apa yang kamu lakukan ?", tanya Shaheer Sheikh.
Aminah terdiam sambil menundukkan kepalanya tanpa memandang pria tampan di hadapannya.
"Kenapa ? Apa yang ada di pikiranmu ? Kamu pikir aku akan berbuat macam-macam padamu ?", ucap Shaheer Sheikh marah.
Aminah mengacuhkan ucapan Shaheer Sheikh dan masih duduk membisu.
Wajah Aminah masih terlihat pucat setelah jatuh pingsan.
Kedua tangannya gemetaran saat menggenggam selimut yang menutupi bagian bawah tubuhnya.
Shaheer Sheikh melirik ke arah tangan Aminah yang gemetaran.
Dia menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskan nafasnya kasar.
"Fuih... !!!", keluh Shaheer Sheikh.
Shaheer Sheikh beranjak cepat dari tempatnya duduk.
Berdiri tegak seraya menatap lurus ke arah Aminah.
"Kamu seharusnya mengerti jika aku tidak pernah menaruh hati padamu dan aku tegaskan lagi bahwa aku tidak pernah ingin melakukan pernikahan denganmu", ucap Shaheer Sheikh.
Aminah tetap terdiam tanpa memandang sedikitpun pria tampan di hadapannya.
"Terus terang kamu bukanlah tipe wanita yang aku sukai meski aku akui kamu sangatlah cantik", lanjut Shaheer Sheikh.
Aminah masih bergeming mendengar ucapan Shaheer Sheikh.
Tidak ada bantahan yang biasa Aminah lakukan jika ada orang yang berbicara kasar kepadanya.
Aminah menundukkan kepalanya dalam-dalam.
"Kenapa kamu tidak menolak hubungan ini ?"
Tiba-tiba Aminah membuka mulutnya.
Masih dengan wajah tertunduk dia berbicara kepada Shaheer Sheikh.
"Kenapa kamu menanyakannya ? Apa itu penting untukmu ?", sahut Shaheer Sheikh.
Pria tampan itu mengangkat kedua alisnya ke atas seraya menatap tajam ke arah Aminah yang duduk di atas tempat tidur.
"Penting ! Sangat penting untukku karena jika aku mendengarnya dengan jelas darimu sendiri maka aku akan mengerti", sahut Aminah.
Shaheer Sheikh membuang muka ke arah lain.
Kembali menatap tajam ke arah Aminah dengan ekspresi wajah kesal.
"Aku akan mengatakannya bahwa sejak awal aku tidak berminat dengan hubungan ini. Dan aku hanya menunggu momen penting untuk membatalkannya tapi kamu tidak perlu tahu", sahut Shaheer Sheikh.
Aminah terdiam tanpa memandang Shaheer Sheikh.
"Apakah kamu merencanakannya ?", tanya Aminah.
"Iya, benar ! Aku memang merencanakan semua ini tetapi itu bukanlah urusanmu", sahut Shaheer Sheikh dingin.
Shaheer Sheikh lalu mendekati Aminah dan berbisik pada gadis cantik itu.
"Kamu tidak perlu cemas karena aku akan melepas mu jika saatnya tiba, nona", ucap Shaheer Sheikh.
Kembali sudut bibir Shaheer Sheikh membentuk lengkungan tipis seperti sebuah senyuman.
"Jika kamu tidak menginginkan hubungan ini lalu untuk apa kamu menyetujuinya dan tetap melakukannya !?", ucap Aminah.
"Sudah aku katakan bahwa kamu tidak perlu tahu alasannya, nona kecil !", sahut Shaheer Sheikh.
Aminah menatap tajam ke arah Shaheer Sheikh dengan menahan amarahnya.
"Suatu saat aku akan memutuskan hubungan antara kita, dan kamu perlu ingat satu hal pastinya... Jangan pernah menaruh hatimu atau cintamu pada hubungan kita, kamu paham !?", lanjut Shaheer Sheikh kejam.
Keduanya saling berpandangan satu sama lainnya.
Tampak permusuhan telah dimulai diantara mereka berdua.
Saling menatap tajam serta penuh kebencian.
Aminah tidak menjawab ucapan Shaheer Sheikh.
Namun, dalam hati Aminah dia tidak akan pernah memaafkan Shaheer Sheikh yang ternyata telah mempermainkan hidupnya bahkan tidak hanya dirinya yang pria tampan itu permainkan tetapi semua perasaan keluarga besar Kapoor.
Aminah menggertakkan gerahamnya menahan kebencian di dalam hatinya.
"Baiklah, aku pergi dulu karena kamu sudah sadar maka aku tidak perlu lagi bersandiwara untuk terus menjagamu", ucap Shaheer Sheikh.
Shaheer Sheikh menjauhkan dirinya dari Aminah lalu berdiri tegak disamping sisi tempat tidur.
"Aku akan memberitahukan kepada semuanya jika kamu telah sadar dari pingsan agar mereka segera melihatmu", kata Shaheer Sheikh.
Shaheer Sheikh lalu berlalu pergi dari hadapan Aminah.
Pada saat dia berada tepat di depan pintu masuk kamar tidur.
Pria tampan itu menoleh kembali ke arah Aminah sambil berkata.
"Ingatlah akan perkataanku barusan... Kamu mengerti...", ucap Shaheer Sheikh mencoba meyakinkan kembali Aminah akan ucapannya tadi.
Shaheer Sheikh lalu beranjak pergi meninggalkan Aminah seorang diri di kamar tidur untuk tamu.
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu