Lanjutan dari novel Iblis penyerap darah, untuk baca season 2 gak wajib baca season 1,tapi kalau mau baca itu lebih bagus.
Kaisar Mo Tian adalah tirani hidup. Dikenal sebagai Iblis Darah Abadi, ia memimpin Kekaisaran dengan tangan besi dan kegilaan yang disengaja. Bagi Mo Tian, kesetiaan adalah segalanya; pengkhianatan dibalas dengan pembantaian brutal—seperti yang dialami para pemberontak Sekte Tinju Api, yang dihancurkan tanpa sisa olehnya dan Liu Bai, sang Tangan Kanan yang setia namun penuh kepedulian.
Di mata rakyatnya, Mo Tian adalah monster yang mendamaikan dunia melalui terror. Namun, di balik dominasinya yang kejam, bersembunyi luka lama dan kilasan ingatan misterius tentang seseorang Seorang wanita cantik misterius yang mampu memicu kegelisahan tak terkendali.
Siapakah dia? Apakah dia adalah kunci untuk menenangkan Iblis Darah, atau justru pedang bermata dua yang akan menghancurkan Takhta Abadi yang telah ia bangun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3: Pertemuan kembbali
"J-jangan menangis, Kak Lian." Pandangan samar dan berkabut darah menunjukkan seorang wanita berbaju putih yang berlumuran darah pekat. Wanita itu mengangkat tangannya dengan susah payah, perlahan ke arah wajahku.
Tangannya sedikit dingin, sedingin es abadi. "S-sudah... Jangan menangis..." Wanita itu mengusap air mata ku sambil tersenyum pahit. Walaupun berusaha tersenyum, air matanya juga mengalir dari sudut matanya sendiri.
"T-tetaplah... tetaplah menjadi Kak Lian yang aku kenal." Tangannya perlahan turun dari wajahku, gravitasi menariknya kembali. Matanya perlahan menutup "A-aku... Aku mencintaimu, Kak..." Tangannya terjatuh ke tanah dan dia tidak sadarkan diri sepenuhnya, kehidupannya seolah padam.
"TIDAAAK! HAAH... HAAH... HAAH..."
Kaisar Mo Tian terbangun dengan nafas tersengal, dadanya naik turun dengan cepat, ia masih duduk di singgasananya. Butiran keringat dingin membasahi pelipisnya. "M-mimpi! Lagi dan lagi mimpi yang sama. Menyebalkan sekali!"
Dia merasa kesal karena bermimpi tentang wanita misterius itu, kilasan yang terasa nyata dan menyakitkan. Dia menoleh ke arah kanan dan kiri. aula utama itu sunyi dan senyap, tidak ada siapa-siapa kecuali dirinya.
TAK!
Suara langkah kaki cepat terdengar. Orang-orang, yang tidak lain adalah bawahannya, masuk dengan waspada penuh ketegangan.
"Kaisar! Apa kau baik-baik saja? Apa ada penyusup?" Mereka tampak khawatir akan kondisi tuannya, aura keagungan Kaisar telah digantikan oleh kegelisahan.
Mo Tian memegang kepalanya yang berdenyut sakit lalu menatap mereka. Matanya masih sedikit merah dan liar "Tidak ada apa-apa. Itu hanya... suara dalam kepalaku. Kalian boleh pergi!" Para bawahannya yang masuk saling pandang, bertukar tatapan bingung lalu menurut.
"B-baik, Kaisar." Mereka berbalik dan kembali berjaga di tempat asal.
Kaisar semakin dibuat gelisah. Perasaannya terasa campur aduk antara amarah, bingung, dan sepercik rasa kehilangan karena ulah mimpi tadi "Ck, sebenarnya kau ini siapa, Mo Lian? Setelah kau muncul di dalam alam bawah sadarku seratus tahun lalu, kenapa kau menghilang begitu saja, sialan?!"
Kaisar merasa risih dan terganggu dengan semua ingatan yang samar namun menuntut ini. Dia bahkan tidak tahu dan tidak kenal siapa itu Mo Lian.
Kaisar menggeleng kepala "Aku sudah berusaha mencari informasi tentang orang itu, tapi tidak ada sama sekali informasi yang berguna. Tidak mungkin seorang kultivator sehebat itu tidak meninggalkan jejak." Kaisar sudah mencari-cari informasi dari gulungan kuno, catatan kekaisaran, dan apapun itu tentang Mo Lian.
Tapi yang ia dapat hanya informasi samar seperti Mo Lian adalah Kultivator Iblis legendaris yang pernah membunuh hampir satu juta kultivator tingkat tinggi ribuan tahun lalu.
"Aneh sekali! Kenapa informasi tentang bajingan ini sangat sedikit, seolah-olah ada tangan tak terlihat yang membersihkan semua jejaknya." Kaisar mulai menebak-nebak, naluri kultivasinya berteriak bahaya.
Dia berdiri, jubahnya mengalir jatuh dengan elegan, lalu perlahan berjalan pelan menuju luar untuk melihat benua yang ia kuasai. Kaisar melewati banyaknya prajurit-prajurit yang berjaga di setiap ruang. Bunyi sepatu bot mereka serentak saat mereka membungkuk memberi hormat.
Kaisar tidak terlalu menanggapi mereka. Ia lebih tenggelam dalam pikirannya sendiri "Sepertinya hilangnya informasi tentang Mo Lian ini pasti ulah Kaisar Langit dan sekutu-sekutunya! Dan ini semua seperti kepingan teka-teki yang harus aku selesaikan sendiri."
Kaisar berdiri di atas balkon kekaisarannya yang luas. Dia menatap benua luas dan langit malam yang sangat indah yang bertabur jutaan bintang dingin "Sudah malam ternyata." Dia berjalan lebih ke depan dan berhenti di dekat ujung.
"Sepertinya aku harus secepatnya mencari kepingan ingatan ini. Apa hubungannya aku dan Mo Lian dengan semua kekacauan ini? Aku harus menemukan jawabannya, demi kedamaian pikiranku." Kaisar sudah memutuskan, tekadnya mengeras.
Tatapan matanya terlihat lebih tenang dan damai. Setiap kali Kaisar memikirkan wanita itu, wanita di ambang kematian yang memanggilnya 'Kak Lian'. Dia merasakan sebuah emosi yang mustahil ia miliki, yaitu 'kesedihan yang mendalam'.
"Mencintaiku, ya?" Kaisar mengingat ucapan terakhir wanita itu sebelum dia menghembuskan napas terakhirnya dalam mimpinya.
Kaisar kemudian melihat ke atas langit, ke arah dimensi di atas langit bintang "Alam Abadi! Aku harus secepatnya mencapai tingkat Setengah Abadi agar aku dapat pergi ke sana." Kaisar mempunyai niat untuk pergi ke Alam Abadi.
Tidak ada yang tahu ada apa saja di sana. Yang pasti, Alam Abadi diisi oleh kultivator-kultivator kuat yang sudah mencapai tingkat setengah abadi dan Abadi Sejati.
Bukannya Kaisar tidak mampu untuk pergi ke sana. Hanya saja, karena kekuatannya hilang setengah—itu membuat portal yang ia ciptakan selalu mengalami kegagalan dan berakhir merusak meridian dan tubuhnya sendiri.
"Jika aku tidak dapat menemukan informasi orang itu di Dunia Fana. Maka aku akan mencarinya di Alam Abadi." Kaisar berniat mencoba menciptakan portal untuk pergi ke Alam Abadi. Bukan untuk benar-benar pergi, tapi dia hanya ingin mencoba mengetes batas kekuatannya yang sedikit lebih pulih.
Kaisar perlahan mengangkat tangan kanannya ke atas. Dia mengalirkan sebuah energi merah, seperti plasma yang mendidih, dan memutarnya sehingga energi tersebut perlahan membentuk semacam awan-awan merah yang bergolak, dan di tengahnya muncul sebuah portal kecil yang tidak stabil.
"OHOK! OHOK!" Kaisar Darah berakhir gagal dalam menciptakan portalnya. Tubuhnya sedikit membungkuk dengan tangan menutup mulut. Darah segar keluar berwarna merah pekat kontras dengan kulit tangannya. walaupun ia berusaha menutupinya, darah itu terus keluar.
"Sial!" Dia berdecak kesal ketika melihat tangannya penuh akan darah. Kaisar kemudian kembali masuk ke dalam untuk membersihkan diri di Kolam Spiritual Kekaisaran.
Pelayan-pelayan wanita muncul dengan membawa pakaian untuk Kaisar. Mereka semua dapat dibilang wanita yang cantik, terpilih karena kecantikan dan qi spiritual yang bersih. Tapi Kaisar tidak merasa tertarik, matanya dingin dan acuh tak acuh.
Kaisar berjalan ke arah kolam spiritual yang mengeluarkan energi spiritual kehijau-hijauan yang sangat padat dan berlimpah. Kolam spiritual ini dapat meningkatkan kekuatan dan memulihkan tubuh penggunanya dengan sangat cepat.
Kaisar membuka jubahnya yang penuh akan robekan dan noda darah akibat pertarungannya tadi. Setelah jubah merahnya dibuka, otot-otot perut yang sangat rapi, keras, dan tersusun sempurna terlihat oleh para pelayan.
Melihat itu, mereka menjadi malu dan pipi mereka memerah padam seperti buah matang. Mereka mulai menunduk, tapi beberapa kali curi-curi pandang ke arah tuan mereka, jantung berdebar kencang.
Kaisar perlahan masuk ke dalam kolam spiritual. Kakinya yang dulu masuk mulai merasakan sensasi hangat dan nikmat yang meresap ke tulang. Aroma dari kolam spiritual itu berbau harum khas dari bunga teratai spiritual.
Setelah merendam semua tubuhnya di dalam kolam spiritual, Kaisar bersandar dengan tangan diangkat di kanan dan kiri, terlihat seperti orang kelelahan yang sedang beristirahat.
Karena kepala Kaisar sedikit menengadah, itu membuat wajah tampannya terlihat jelas oleh para pelayanannya.
Mereka yang melihat itu tidak dapat mengalihkan pandangan walaupun sedetik. Bentuk wajah tuan mereka terlihat hampir sempurna dan tidak ada celah.
Mereka yang tidak tahan dengan visual Kaisar mulai merasakan tubuhnya panas. Tiba-tiba Kaisar membuka matanya, iris merahnya menatap tajam ke arah mereka "Apa yang kalian lihat?!" Suaranya tenang, namun terasa menusuk dan penuh otoritas.
Para pelayan itu dengan sigap mengalihkan pandangan ke bawah, mereka hampir jatuh berlutut "M-maaf atas ketidak-sopanan k-kami, Tuan." Salah satu dari mereka meminta maaf dan berharap tuannya tidak akan menyakiti mereka.
Ditatap oleh tuannya, mereka justru bergetar dan ketakutan. Mata merah Mo Tian kembali sedikit memudar, seolah dia menarik kembali niat membunuhnya "Ya, kau boleh pergi dari sini! Simpan saja pakaiannya di sana." Tiba-tiba Kaisar Darah bersikap santai seolah tidak ada apa-apa.
Jika ini Mo Tian di masa lalu, mungkin dia akan membunuh para pelayan yang ia anggap tidak sopan itu tanpa berpikir dua kali.
Setelah para pelayan itu pergi meninggalkan tempat kolam spiritual dengan tergesa-gesa, Mo Tian kembali menutup matanya dan diam menikmati setiap luka di tubuhnya perlahan pulih dan menghilang.
"Hohoho! Lihat siapa ini? Sudah lama tidak bertemu, Mo Tian!" Tiba-tiba seorang bersuara dari belakang, suaranya terdengar ramah namun penuh misteri. Kaisar yang terkejut akan kehadiran seseorang di area pribadinya bangkit dari kolam spiritual, air spiritual menetes dari tubuhnya.
"Siapa kau?" Ketika dilihat, Orang itu adalah Mo Lian! Wujudnya adalah bayangan samar, tapi aura spiritualnya sangat kuat "Kau! Akhirnya kau datang juga." Kaisar justru merasa senang karena Mo Lian akhirnya datang menemuinya kembali.
"Sepertinya kau mulai mengingat sesuatu, ya? Sedikit sekali" Mo Lian bergumam pelan, senyumnya terlihat sedih "Tapi itu masih belum cukup."
"Apa maksud dari ini semua?" Kaisar mulai bertanya akan hal yang sangat sulit menemukan jawabannya "Sebenarnya siapa kau? Dan kenapa kau mengenali dan memanggilku dengan namaku?"
Mo Lian tidak menjawab pertanyaan Mo Tian "Seharusnya kau cari tahu sendiri. Aku bahkan sangat sulit untuk mengirim jiwa fragmen ku yang tersisa ini kepadamu, Mo Tian. Sedangkan tubuhku yang asli dikurung dan di disiksa di Alam Abadi."
Kaisar tidak mengerti "Sialan kau! Kenapa kau justru menambah banyak pertanyaan untukku? Menyebalkan!" Kaisar kesal dengan sikap Mo Lian yang sengaja menyembunyikan informasi.
Mo Lian tetap tenang dengan posisi tangan di belakang punggung. Dia berjalan mendekati Mo Tian dan mengelilinginya, seperti hantu yang mengamati masa lalunya "Aku tidak dapat memberitahu dirimu tentangku karena aku tidak ingin bajingan-bajingan itu tahu tentang hubunganku yang sebenarnya denganmu."
Kaisar memiringkan kepalanya, dia heran "Siapa bajingan-bajingan itu? Apa dia Kaisar Langit?" Mendengar nama Kaisar Langit, Mo Lian tampak terkejut dan bingung "Kaisar Langit? Siapa dia?"
"Kau tidak mengenal Kaisar Langit? Bukannya dia yang dulu menguasai Dunia Fana, dan yang kini mengincarku?" Suaranya sedikit ditinggikan, menuntut jawaban.
Mo Lian melotot seakan-akan tidak percaya. Dia tiba-tiba tertawa lepas, tawa itu terdengar sedih dan sinis "Hahaha! Penguasa Dunia Fana? Mungkin saja dia boneka mereka! Bahkan sebelum bajingan-bajingan itu berkuasa, aku lah yang menguasai Dunia Fana dan Alam Abadi!"
Kaisar mulai mengerti sepotong demi sepotong "Terus... kenapa kau dijuluki Iblis yang pernah membunuh hampir satu juta kultivator seribu tahun lalu?"
"Ceritanya panjang. Dan aku harap kau bisa secepatnya mendapatkan semua ingatanmu dan menemukan tubuhku di Alam Abadi. Selamat tinggal, Saudara ku..." Mo Lian perlahan menghilang dari pandangan Mo Tian, seperti asap yang tertiup angin.
Kaisar terdiam, tubuhnya basah, tapi pikirannya kering dan dingin "Jadi dia masih hidup." Dia kemudian kembali masuk ke dalam kolam spiritual untuk meningkatkan kekuatan dan tubuhnya.
"Walaupun ini semua membingungkan, aku pasti akan mendapatkan jawabannya. Aku akan datang ke Alam Abadi."
🎀 CERITA BONUS (Sisi Pelayan)
"Kau yakin kita akan membawakan Kaisar pakaian?" salah satu pelayan, Yue, bertanya kepada pelayan lainnya yaitu Rui yao.
"Iya, kita disuruh oleh Tuan Liu Bai." Jawab Rui yao jelas. Para pelayan itu tampak kegirangan atas sebuah tugas yang mereka anggap luar biasa ini.
"L-lihat itu!" Yuw menyuruh semua rekannya untuk berbalik ke belakang. Di belakang berjalan Kaisar yang berniat masuk ke dalam kolam spiritual.
"I-itu Kaisar! T-tampan sekali!Kyaa!" Para pelayan histeris tanpa suara ketika melihat Mo Tian "Seandainya aku dapat menjadi pasangan beliau, meski hanya satu malam!" Beberapa dari mereka bahkan sampai berimajinasi kejauhan.
Kaisar sebenarnya mendengar ucapan mereka, karena pendengaran kultivator itu luar biasa. Namun dia tidak ingin terlalu mengurusi mereka, menganggap mereka hanya semut.
Ketika Kaisar sudah berada di pintu masuk, ada satu pelayan yaitu Jingyi yang menghalangi pintu. Kaisar menatapnya intens dan perlahan mendekatkan tangannya sambil sedikit membungkuk, seakan-akan dia akan mencium pelayan tersebut.
Para pelayan di samping yang melihat adegan romantis yang mendebarkan itu menutupi mulutnya dengan tangan akibat terkejut. Pipi mereka memerah. Apalagi pelayan yang berada di depan Kaisar.
"A-apa yang... akan T-tuan lakukan?" Pelayan itu bersuara pelan, jantungnya berdetak sangat cepat hingga terasa sakit. Tiba-tiba Kaisar mendorong tubuh pelayan itu ke samping, tidak dengan lembut dan tidak terlalu kuat, hanya mendorong.
"Kau menghalangi jalan, Dasar menyebalkan!" Suaranya dingin dan tanpa emosi. Para pelayan menganga dan tidak percaya dengan kenyataan pahit yang baru saja terjadi. Imajinasi mereka hancur berkeping-keping.