NovelToon NovelToon
Istri Cantik Presdir

Istri Cantik Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dijodohkan Orang Tua / Cintamanis / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: znfadhila

Ibu Alya meninggal karena menyelamatkan anak majikannya yang bernama Bagas, dia adalah tuan muda dari keluarga Danantya.
~
Bagas patah hati karena kepercayaannya dihancurkan oleh calon istrinya Laras, sejak saat itu hatinya beku dan sikapnya berubah dingin.
~
Alya kini jadi yatim piatu, kedua orang tua Bagas yang tidak tega pun memutuskan untuk menjodohkan Bagas dan Alya.
~
Bagas menolak, begitupun Alya namun mereka terpaksa menikah karena terjadi sesuatu yang tidak terduga!
~
Apakah Bagas akan menerima Alya sebagai istrinya? Lalu bagaimana jika Alya ternyata diam-diam mencintai Bagas selama ini?
Mampukah Alya meluluhkan hati Bagas, atau rumah tangga mereka akan hancur?
Ikuti kisahnya hanya di sini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon znfadhila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3.

Di sebuah pemakaman, seorang gadis yang baru saja kehilangan Ibunya hanya bisa menatapi batu nisan bernamakan sang Ibu.

Dialah Alya, sebuah kenyataan pahit yang Alya pikir adalah sebuah mimpi buruk tapi kenyataannya Alya benar-benar kehilangan Ibunya.

Di belakang Alya ada keluarga Danantya yang setia membantu dan menemani Alya untuk menyiapkan pemakaman Ambar, semua bersedih terutama Husna yang sudah bersama dengan Ambar sejak dirinya jadi istri Zaki.

Berlian bersama Joshua suaminya juga ada disana, serta Bagas yang jadi target tabrak lari itu juga ada disana.

Bagas sangat terpukul, jelas dia merasa bersalah karena harusnya Bagas yang tertabrak tadi tapi Ambar menyelamatkannya, yang paling membuat Bagas sedih itu adalah melihat Alya menangis.

Gadis itu kehilangan dunianya, Alya yang biasanya ceria hanya bisa merenung, melamun dengan wajah sembab karena terus menangis.

Keluarga Alya yang lain tidak ada yang datang, setelah Neneknya meninggal dan juga Ayah Alya meninggal, keluarga dari Almarhum Ayahnya itu tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Alya.

Lebih tepatnya mereka menjauh karena takut warisan milik Nenek dan juga Ayah Alya, diambil oleh Alya katanya, karena malas berdebat akhirnya Alya memutuskan untuk pergi saja bersama Ambar.

"Al..." Berlian mendekati sahabatnya kemudian merangkul pundak Alya yang masih duduk disamping makam Ambar.

Alya menatap Berlian, sejak tadi diam Alya terus berdoa berharap Ibunya tenang disana.

"Berlian, sekarang Ibu udah tenang kan disana?" Alya tersenyum tapi sorot matanya tidak bisa dibohongi, Berlian yang melihat itu tentu saja ikut sakit apalagi Berlian dekat dengan Ambar.

"Alya.." Berlian memeluk erat sahabat baiknya.

"Bibi pasti udah tenang disana, aku tau rasanya sakit banget aku juga ngerasa kehilangan Al, tapi kita coba bangkit sama-sama ya? kita akan selalu doakan Bibi disini." Berlian menguatkan Alya, sekuat tenaga pula Berlian menahan tangisnya.

Alya hanya mengangguk, airmatanya perlahan menetes kembali tapi Alya langsung mengusapnya.

"Berlian, keluarga Ayah gak ada yang datang sedikitpun kan?" Alya tersenyum getir, dia melihat sekeliling pemakaman yang mulai sepi, hanya ada keluarga Danantya saja beserta dirinya.

"Al.." Berlian bingung harus menjawab apa, pasalnya memang benar tidak ada keluarga Ayah Alya yang datang kesini untuk berbela sungkawa.

Zaki sudah memberikan informasi itu pada keluarga Alya, tapi mereka tidak peduli bahkan ada yang senang karena pada akhirnya warisan milik Ayah Alya tida perlu di perebutkan lagi, tidak punya hati mereka memang.

"Aku tau jawabannya Lian, mereka jahat banget." Alya kembali mengusap nisan Ambar, hatinya jelas sakit mengetahui keluarga Ayahnya seolah tidak memiliki empati padanya dan Ambar.

'Ibu mereka udah buta sama harta, liat sekarang gak ada satupun yang datang buat anter Ibu ke tempat peristirahatan terakhir, padahal aku gak akan pernah rebutin masalah warisan itu lagi.' batin Alya memegang dadanya yang terasa sesak.

Padahal dulu saat Neneknya sakit tidak ada yang mau mengurusnya, hanya Alya dan setelah Neneknya berpulang disusul Ayahnya, semua saudara Ayahnya malah datang mempertanyakan masalah warisan.

"Jangan pikirin mereka lagi ya Al, kamu tetep keluarga aku." Berlian kembali memeluk erat Alya.

"Makasih banyak Lian."

"Jangan berterimakasih, kita saudara." Alya tersenyum tulus, dia terharu karena dari dulu Berlian mau bersahabat baik dengannya meskipun Alya adalah anak maid di rumahnya.

Bagas yang dari tadi memperhatikan Alya semakin merasa bersalah, kini gadis itu yatim piatu bahkan keluarganya pun tidak ada lagi yang peduli padanya.

'Maafin aku Alya, maaf gara-gara aku kamu harus kehilangan Ibu kamu...' batin Bagas mengusap sudut matanya yang mengembun.

Zaki yang melihat itu menepuk pundak Bagas, Husna sendiri ikut menenangkan Alya dan memberinya semangat, sementara Joshua sedang bertelpon dengan salah satu anak buahnya yang diminta mencari bukti tentang kecelakaan yang terjadi kemarin.

Joshua hanya ingin memastikan apakah kecelakaan itu murni atau ada kesengajaan yang memang berniat menargetkan Bagas.

"Bagas ini sudah takdir, gak ada yang bisa mengubah takdir." ucap Zaki mencoba menghibur putranya, Zaki juga sedih dan merasa bersalah pada Alya tapi ini juga bukan salah Bagas.

"Tapi Ayah, tetep aja Alya kehilangan Ibunya gara-gara Bibi nolongin aku." Bagas menundukkan kepalanya, Zaki merangkul putranya itu.

"Ayah ngerti perasaan kamu, tapi kalo kamu memang merasa bersalah kamu bisa bantu Alya bangkit, kamu juga bisa bantu lindungin dia dari keluarganya yang toxic itu." Zaki memberi saran, bagaimanapun Alya sekarang membutuhkan perlindungan.

Bagas terdiam, sejujurnya dia tidak pernah tau apa yang terjadi pada keluarga Alya, terlebih Bagas sudah tinggal di luar kota.

'Aku harus cari tau apa yang Alya sama Bibi alami.' batin Bagas bertekad, semua yang dibilang Zaki benar adanya, setidaknya Bagas harus bisa melindungi Alya.

****

Semua orang sudah kembali ke rumah Danantya, Alya tetap tinggal di sini atas permintaan Berlian dan Husna tentunya, mana mungkin mereka membiarkan Alya pergi dari sini.

Alya diminta Husna untuk pindah ke rumah utama tapi gadis itu menolak karena tak enak hati, Alya hanya tidak ingin merepotkan keluarga Danantya.

Sekarang Alya sedang berada di kamar tamu bersama Berlian untuk menyiapkan pengajian nanti malam, tujuannya tentu untuk mendoakan Ambar, Husna juga ada disana untuk membantu Alya juga Berlian.

Sementara itu di ruang kerja Zaki, ada Bagas, Joshua dan Zaki tentunya untuk membahas masalah kecelakaan kemarin.

"Gimana Jo apa kamu udah nemuin sesuatu yang mencurigakan?" tanya Zaki tak sabaran, Joshua mengangguk.

"Dari CCTV sementara, mobil ini udah ngikutin mobil Bagas sejak di bandara, pas sampe pasar mobil ini diem merhatiin nah setelah Bagas keluar baru dia tancap gas." Joshua memperlihatkan buktinya lewat CCTV yang dia dapat.

Memang Joshua ini tidak di ragukan lagi dalam mencari tau sesuatu, buktinya menemukan CCTV ini tidak sulit.

"Brengsek! ternyata beneran ada yang mau celakain aku." Bagas mengepalkan tangannya kuat, dia jadi berpikir siapakah orang yang berniat menargetkan dirinya.

"Tenang dulu." Zaki mencoba menenangkan Bagas meskipun dia juga emosi.

"Apa pelakunya udah ketemu?" tanya Zaki pada Joshua yang tersenyum miring.

"Sebentar lagi Ayah, lumayan butuh waktu soalnya dia berusaha hilangin jejak, tapi tentu gak segampang itu bisa lepas dari aku." ucap Joshua menyeringai, Zaki mengangguk paham.

"Semoga secepatnya bisa ketemu supaya kita bisa dapat keadilan untuk Bibi Ambar." ujar Zaki dingin.

Joshua beralih menatap Bagas yang masih berpikir kemungkinan siapa orang yang telah berusaha mencelakainya, seingatnya Bagas tidak pernah bermasalah dengan siapapun tapi Bagas tidak tau isi hati orang lain, jadi segala kemungkinan bisa terjadi.

"Masih merasa bersalah?" tanya Joshua menepuk pundak Bagas.

"Jelas, mana mungkin aku gak ngerasa bersalah." Bagas berdecak kesal, terkadang adik iparnya itu selalu membuat Bagas emosi.

"Kamu harus lebih hati-hati lagi, jangan terlalu gampang percaya sama orang lain..."

"Satu lagi, kalo kamu merasa bersalah sama Alya kenapa kamu gak nikahin dia aja? kan kamu jomblo, kalo udah jadi istri kamu bisa jagain dia, lindungin dia dan yang paling penting kamu bisa dapetin istri yang baik..."

"Bener juga, Bagas gimana menurut kamu?"

"A-aku...."

Bersambung.......

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!