Mengangkat derajat seseorang, dan menjadikanya suami, tidak menjamin Bunga akan di hargai.
Rangga, suami dari Bunga, merupakan anak dari sopir, yang bekerja di rumah orang tua angkatnya.
Dan kini, setelah hubungan rumah tangga mereka memasuki tujuh tahun, Rangga memutuskan untuk menceraikan Bunga, dengan alasan rindu akan tangisan seorang anak.
Tak hanya itu, tepat satu bulan, perceraian itu terjadi. Bunga mulai di teror dengan fitnat-fitnah kejam di balik alasan kenapa dia di ceraikan ...
Bagi kalian yang penasaran, yuk, ikuti kisah Bunga dan Rangga ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu
Besok, sebelum hari h. Sebuah mobil van mewah terlihat berhenti di depan rumah Bambang.
Lelaki yang sebelumnya udah di beritahu lewat ponsel oleh orang suruhan Andrian, telah bersiap-siap jauh-jauh hari, untuk menantikan hari yang bahagia ini.
Tak hanya Bambang saja di sana. Ke tiga anaknya yang lain juga berada di sana. Mereka memutuskan untuk ikut bersama. Guna melihat adik bungsu mereka.
Adik, hanya di dengar dari kisah-kisah, ataupun cerita dari ayah dan abang mereka.
"Kita harus nunggu mobil satu lagi, karena mobil ini gak muat, untuk menampung semuanya," ujar sopir kala mengetahui berapa orang yang ikut ke tempat tujuan.
Total, ada sekitar dua puluh dua orang yang ingin ikut menyaksikan pernikahan Bunga.
Termasuk, kakak dari Bambang. Perempuan yang dulu paling menentang tentang kehadiran Bunga di dunia ini.
Tak lupa, wanita itu juga mengajak anak menantunya untuk ikut serta. Mengungat, kapan lagi, bisa naik pesawat secara gratis.
Dan sekarang, dia juga malah penasaran tentang kehidupan Bunga. Perempuan yang tak pernah menyentuh apa itu, kemiskinan.
Iya, karena pada kenyataanya, uang satu miliyar yang di serahkan Andrian tidak cukup, bagi mereka yang mempunyai sifat-sifat tamak.
Dan selain penasaran tentang Bunga, perempuan itu juga penasaran tentang, bagaimana rasanya jalan-jalan ke kota, dan melihat rumah Bunga.
Apakah, sama seperti yang di benaknya. Rumah-rumah mewah, seperti yang di lihat di televisi.
Sekitar enam jam kemudian, mereka tiba di sebuah hotel bintang lima untuk mereka beristirahat. Dan di hotel itu juga, acara pernikahan Bunga yang di rayakan secara meriah.
Mengingat, Andrian seorang pengusaha mabel. Yang dimana, keluarga dan kolega-koleganya begitu banyak.
Bambang menatap hotel dengan tatapan penuh kekaguman. Begitu juga yang lainnya.
Ini pertama kalinya mereka memasuki hotel yang interiornya sangat mewah. Bahkan, lobinya saja, bisa menampung banyak orang.
Begitu namanya disebut. Resepsionis langsung bertanya pada Bambang, tentang berapa kamar yang inginkan. Karena sebelumnya Andrian telah berpesan pada mereka untuk melayani Bambang dan keluarga dengan sebaik mungkin.
"Dua aja," lirih Bambang.
Resepsionis mengernyit, karena jumlah orang yang berada di sofa tersebut, terlalu banyak untuk dua kamar.
"Satu laki-laki dan satu perempuan, sedangkan anak-anak, bisa tidur dengan emaknya masing-masing," papar Deni, anak pertama Bambang menjelaskan.
Resepsionis tersenyum, "Bisa sebutkan, berapa jumlah kartu keluarga? Karena pak Andrian dan bu Vivi telah berpesan pada kami untuk melayani kalian sebaik mungkin," ungkap perempuan itu dengan ramah.
"Tujuh, tapi kami cukup pesan dua kamar aja," sahut Deni keukeh dengan pendiriannya.
Sebelumnya mereka semua sudah sepakat untuk tidur bersama. Karena mereka tidak punya cukup uang, untuk di habiskan dalam semalam.
"Ini, kamar untuk kalian. Ada di lantai dua belas, dengan nomor kamar yang berurutan," resepsionis menyerahkan key cards pada Deni serta Bambang. "Dan semuanya gratis, karena pak Andrian udah membookingnya," jelas resepsionisnya lagi.
Deni menerima key cards yang di serahkan padanya. Petugas hotel juga ikut membawakan barang-barang mereka, ke lantai yang di tuju.
Tanpa mereka tahu, Bunga juga berada di lantai yang sama. Begitu juga dengan Andrian serta istrinya.
Tiba di lantai yang di maksud, masing-masing kepala keluarga di berikan satu kartu oleh Bambang, mereka masuk ke kamar sesuai nomor yang tertera disana.
Dan begitu sebagian orang masuk ke kamar masing-masing. Pengawal langsung memanggil Bambang, dia mengatakan jika kedatangannya telah di tunggu oleh Andrian.
Semula, Andrian memang hendak turun, menyambut langsung kedatangan Bambang. Namun, saat mengetahui jika banyak keluarga yang ikut, Andrian mengurungkan niatnya. Dia gak mau, kehadirannya malah membuat kehebohan.
Karena merasa gugup, Bambang mengajak Deni untuk ikut menemaninya.
Tentu saja, Deni mau. Karena inilah, momen yang di tunggu-tunggunya semenjak dua puluh delapan tahun yang lalu.
Tak di sangka, ternyata pengawal membawa Bambang dan Deni, ke kamar tepat di sebelah kamar yang di huni oleh Bambang.
Begitu pintu terbuka, Bambang dan Deni di persilahkan masuk ke dalam. Sedangkan, lelaki yang mengantarkan mereka, langsung kembali menutup kembali pintu itu. Meninggalkan mereka berdua disana.
"Pa, ma ..." seorang gadis yang baru saja selesai melakukan perawatan tubuhnya keluar masih dengan menggenakan kimono.
Dan tanpa sadar Bambang menjatuhkan air matanya. Dia tahu, itu Bunga. Bunga Adelia, anak bungsu, yang dilahirkan oleh almarhumah istrinya.
Wajah itu, wajah yang gak bisa di lupakan oleh Bambang, walaupun telah bertahun-tahun yang lalu.
Bunga, dia mewarisi semua kecantikan almarhumah istrinya. Bedanya, wajah Bunga tidak ada tahi lalat kecil, di sudut matanya.
Lainnya, dia persis seperti Reni.
Reni, saat pertama kali di lihatnya, yang sedang mengejar lembu, beberapa tahun yang lalu.
"Kalian," suara Bunga bergetar.
Bunga tahu itu keluarga kandungnya.
Apalagi, dua lelaki di hadapannya sedang menangis. Terbukti dengan isakan kecil yang terdengar.
"Ma, pa ..." panggil Bunga lagi.
Andrian dan Vivi sengaja menyuruh Bambang untuk ke kamar Bunga. Mereka ingin memberikan sedikit waktu untuk Bambang, melihat keadaan anaknya.
Dan sekarang, Andrian dan Vivi memilih untuk ke kamar mereka, yang berada di depan kamar Bunga.
"Bunga, Bunga Adelia ..." lirih Bambang, sembari maju selangkah.
Bunga pun, memilih mendekat. Karena sejak ia tahu, jika ia merupakan anak angkat. Dia telah mempersiapkan hal ini.
Bertemu dengan keluarga kandungnya.
Tapi, jujur. Ini terlalu menyesakkan. Dan inilah, saatnya dia akan menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang alasan di balik, kenapa dia berada di tangan orang tua angkatnya.
Karena Andrian dan Vivi masih menutupi kebenaran tentang hal ini.
"Kenapa?" tanya Bunga lirih.
Bambang yang tadi, melangkah mendekati Bunga langsung menghentikan kakinya.
Pertanyaan Bunga, mengembalikan kesadarannya. Kesadaran betapa bodoh dan berdosanya dia sebagai orang tua.
"Apa salah ku?" tanya Bunga lagi.
Jangankan Bambang, Deni saja merasa bersalah dengan pertanyaan adiknya.
Seharusnya, dulu dia bisa mempertahankan Bunga. Seharusnya dia bisa menjadi pelindung untuk adik-adiknya. Tapi apa? Dia bahkan tidak bisa bertemu ataupun mendapatkan informasi apapun tentang Bunga.
"Maafkan ayah, maafkan lelaki tua, yang bodoh ini nak. Maafkan ayah," Bambang menjatuhkan tubuhnya. Dia berlutut memohon ampun pada Bunga.
Deni pun, ikut melakukan hal yang sama. Dia terisak, seraya merangkul ayahnya.
"Maafkan abang, maafkan abang yang tidak bisa mempertahankanmu nak, maafkan abang ..." mohon Deni, menangkup kedua tangannya.
"Katakan sejujurnya, kenapa? Kenapa kalian membuangku? Kenapa?" Bunga berteriak. Dia merasakan sesak di dadanya.
Padahal, sebelumnya dia sudah di wanti-wanti oleh Vivi dan Andrian, untuk tetap menghormati ayah kandungnya. Dan Vivi juga berulang kali menjelaskan, jika Bunga merupakan anak yang diambil secara sah. Bukan anak buangan, yang di ambil di panti asuhan, ataupun di temukan di jalanan.
Akan tetapi, nasehat Vivi menghilang begitu saja. Rasa emosi lebih dominan di hatinya.
pasti papa andrian udh menilai dari sikap dan tutur bahasanya si rangga kurang
semoga bahagia buat Arlan sama bunga,,,
semoga Cpet² dikasih momongan ya, biar PD mingkem tuh para org² julidnya,,, 🙏🙏🙏🤭
𝑺𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒎𝒂𝒘𝒂𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒌𝒂𝒓 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒎, 𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒋𝒆𝒋𝒂𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒌𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒋𝒖 𝒑𝒖𝒏𝒄𝒂𝒌 𝒌𝒆𝒔𝒖𝒌𝒔𝒆𝒔𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒋𝒂𝒕𝒊.✿⚈‿‿⚈✿