NovelToon NovelToon
Amor

Amor

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Keluarga / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Bullying dan Balas Dendam / Balas dendam pengganti / Dark Romance
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Jonjuwi

Asila Ayu Tahara. Perempuan yang tiba-tiba dituduh membunuh keluarganya, kata penyidik ini adalah perbuatan dendam ia sendiri karna sering di kucilkan oleh keluarganya . Apa benar? Ikut Hara mencari tahu siapa sih yang bunuh keluarga nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jonjuwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hujan dan kucing

Masih flashback

Ia membuka payungnya sebelum melewati pintu agar terhindar dari hujan yang sangat deras dari tadi malam, baru saja kaki hendak melangkah tubuh besar dan tinggi menabraknya.

“Anjing! Ngehalangin jalan aja lu!”

Kak Sam memang selalu seperti itu.

Payung nya tergeletak di tanah, Hara terjatuh di atas bebatuan yang ibu nya susun di depan rumah, rok nya tentu saja basah, bahkan kini rambutnya sudah lepek karena air hujan.

Ia berdiri kembali mengambil payung yang tadi terlempar, lalu melangkah melewati pagar rumahnya.

Pemandangan pagi yang ia dapati adalah kedua kakaknya yang tengah menunggu sang ayah mengambil mobil yang mana semalaman di tinggalkan di rumah pamannya.

Ia tak juga melangkah meninggalkan rumah, entah ada apa.

Tak lama mobil ayah nya datang dan menyuruh masuk kedua anaknya itu, harusnya hati Hara sakit sekali bukan? Namun kali ini ia menatap mobil itu sambil melayangkan senyum nya, senyum yang entah apa artinya.

Tak Hara sadari bahwa ada dua orang yang tengah memperhatikannya dari kejauhan.

Ia melangkahkan kaki menyusuri jalanan basah dengan payung kecil, sampai ke sekolah nya.

“Hara!”

Itu Dewi yang baru saja turun dari mobil ayahnya. Melihat Dewi melambaikan tangan seketika tangan Hara ikut terangkat membalas lambaian itu, namun tak lama ia menyadari perilakunya yang membuat ia turunkan lambaian tangan itu sambil memudarkan senyumnya.

Hara menunggu Dewi yang tengah berpamitan dengan kedua orang tua nya, sambil sesekali melirik interaksi sahabatnya. Tak lama netra nya menangkap Dewi yang tengah berlari kecil dengan payung merah mudanya.

“Loh, baju kamu basah?” tanya Dewi saat melihat baju dan rambut Hara yang basah

Hara diam saja memandang Dewi.

“Aku bawa baju ganti, nanti di dalem langsung ganti aja ya” ujar Dewi

Dewi menunggu Hara yang tengah berganti baju ia benar-benar ikut ke dalam kamar ganti karena permintaan Hara, entah apa maksudnya namun Dewi menurutinya dengan ikut saat Hara berganti baju.

Dewi melihat secara jelas bahwa punggung Hara banyak goresan, Ah! Bukan goresan. Itu seperti luka cambuk dengan benda tipis, kecil, dan panjang.

Mata Dewi terbelalak namun ia tak berbicara sepatah katapun ia malah memalingkan wajahnya, ia tak sanggup melihatnya. Dewi menahan dirinya, ia paham benar-benar paham sahabat nya itu kenapa namun ia bingung harus berbuat apa.

Kini mereka tengah berjalan santai menuju ruang kelas mereka yang hanya dihadiri beberapa murid, karena hujan yang sangat deras beberapa siswa dan siswi memilih untuk tidak hadir hari ini.

“Ngapain tuhan nangis” ujar Hara

“Hah?” Dewi sontak menoleh ke arah Hara yang masih lurus pandangannya

Hara menggeleng.

Hara menghentikan langkahnya, Dewi pun sama lalu beralih menatap wajah Hara yang masih belum menoleh ke arahnya.

Dewi melanjutkan jalannya mendahului Hara, tak lama berdiam Hara pun mengikuti langkah Dewi.

“Gak ada salahnya nangis, nangis gak buat kamu jadi hina, atau jadi ciptaan yang paling lemah. Hara, aku tau banget dimata kamu, di dalem sana kalo aku tatap lamat-lamat semuanya berisi dendam, amarah, sakit, pilu, benci”

“Kamu gak tau siapa aku Dew, jangan sok tahu”

Lantas Dewi terdiam, menghentikan langkahnya seraya berbalik untuk menatap temannya

“Oke, aku emang gak tahu apa-apa soal kamu. Jadi mulai sekarang coba lihatin ke aku, siapa sih kamu?”

Hawa dingin bersama angin meniup surai keduanya yang tengah beradu pandang itu, Hara yang tak menyangka jika Dewi akan berkata seperti itu sontak tak bergerak sama sekali. Begitupun Dewi yang masih menatap lamat mata cantik milik Hara itu menunggu apa jawaban yang akan didapatkan.

“Aku gila asal kamu tau, udah cukup disana aku kasih tau kamu. Semoga pikiran kamu ke buka biar jauhin hal gila kaya aku” jawab Hara

Dewi melangkah lalu mengalungkan kedua lengannya ke perpotongan leher Hara, merengkuhnya dengan lembut dan hangat di tengah hawa dingin yang menyeruak itu. Ia menepuk-nepuk halus punggung Hara sambil sesekali mengusapnya.

“Hara, dunia gak akan berubah kalo kamu gak berani lawan. Ada aku di dunia kamu kali ini. Hara, aku harap kamu jangan ngomong gitu lagi, ada aku Hara, tolong bawa aku ke kehidupan kamu buat nemenin segala langkah kamu meski di tengah kegelapan sekalipun”

Hara yang masih tak bergeming tiba-tiba merasakan sakit sekali hatinya ditambah mendengar sedikit isakan yang keluar dari mulut Dewi. Perlahan kedua tangannya terangkat ingin membalas pelukan hangat itu juga, Hara juga ingin menyalurkan hangatnya ke Dewi, ingin melakukan segala hal yang Dewi lakukan untuk membuatnya tenang.

Namun belum juga telapak tangan itu menyentuh permukaan baju seragam Dewi, tangan Hara kembali turun mengurungkan niatnya.

Dewi yang sadar itu sedikit terpejam merasakan lega sedikit karna setidaknya Hara mau mencoba. Ia melepaskan rengkuhan itu, mengambil lengan Hara dan menariknya pelan agar berjalan berdampingan dengannya.

Sunyi kelas ini membuat beberapa murid disana juga tak bergeming mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Termasuk Hara dan Dewi yang tengah sibuk membaca buku.

“Aaaaakkkkkkkk”

Suara teriakan siswi nyaring dari arah luar kelas yang membuat beberapa murid ikut menghambur keluar untuk menyaksikan apa yang terjadi.

Beberapa murid keluar dan menyaringkan teriakan mereka juga, membuat Hara dan Dewi saling menatap hingga akhirnya Hara beranjak menuju luar kelas.

Hara menerobos beberapa murid untuk melihat apa yang ada di tengah kerumunan itu.

Ia kaget dengan apa yang ia lihat namun ekspresi kaget dan takut itu tidak terpancar dari wajahnya, ia hanya menatap datar pada hal yang membuat semua orang berteriak itu. Sedangkan Dewi hanya bisa membelalakkan matanya.

Seekor kucing dengan kepala dan tubuhnya yang terpisah tergeletak begitu saja di depan ruangan kelas Hara, ia menajamkan pandangan menatap sekelilingnya barangkali ada wajah-wajah yang menunjukkan kecurigaan.

Kucing abu-abu yang terkapar itu rupanya menindihi secarik kertas di bawah tubuhnya. Hara berjongkok hendak mengambil kertas yang ia lihat sudah berlumur darah juga, namun tepukan di pundaknya seolah menjadi pengingat agar ia tak melakukan itu.

Ia mendongak ke belakang melihat Dewi yang berdiri tepat di belakangnya, orang yang baru saja menepuk bahunya. Dewi menggeleng kecil dengan sorot yang memohon.

Hara kembali berdiri lalu menatap datar kucing yang mati di hadapannya, ia meraih tangan Dewi mengajaknya keluar dari kerumunan itu dan berjalan menuju kelas yang sepi.

“Aku yakin itu sengaja” Hara membuka bicaranya

“Iya aku juga, tapi udah lah kita jangan ikut-ikutan” sahut Dewi

Dewi berjalan menuju meja nya, dan kembali membuka buku bacaan yang tadi tengah ia baca.

“Kok dibiarin aja sih? Ayo kita liatin temen-temen diluar ada yang mencurigakan apa ngga”

“Hara, udah lah kucing doang”

“Tapi kucing juga makhluk hidup Dewi!”

Dewi menatap Hara yang baru saja berkata dengan nada sedikit kencang, sejujurnya dihati Dewi sangat senang karna kini Hara sudah mulai mau lebih banyak berinteraksi dengan nya.

Ditambah ia senang karna feelingnya benar kalo Hara tak sedingin itu, dia punya hati yang hangat dan besar.

Dewi beranjak dan menggenggam tangan Hara

“Iya ayo, kita cari tau”

Hara sedikit menunduk dan menyunggingkan senyum nya, sedikit merasa bersalah karna sudah meninggikan nada bicaranya.

Mereka keluar mengamati keadaan yang masih ricuh karna tidak tahu harus di apakan kucing tersebut. Sementara Hara dan Dewi menyusuri semua murid hanya untuk menangkap eskpresi nya.

Flashback off.

1
Ulla Hullasoh
keluarga yang kejam..... apa hara itu anak tiri?
lin
wah seru nih lanjutkan thorr jangan lupa buat mampir
Ryohei Sasagawa
Thor, ceritanya seru banget! Aku suka banget sama karakternya.
Jonjuwi: Kakaaa makasi banyak, trs dukung aku yaa🥺❤️
total 1 replies
Nadeshiko Gamez
Terperangkap dalam cerita ini.
Jonjuwi: Makasih kaaa udah mampir, dukung aku trs yaa🥺❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!