seorang gadis yatim piatu bernama Miranda yang di besarkan di sebuah panti asuhan setelah kedua orang tua nya meninggal dunia karena sakit.
besar di panti membuat Miranda menjadi sosok yang kuat dan mandiri,hingga dia berhasil membuka beberapa usaha yang mempunyai beberapa cabang.
suatu hari bertemu dengan seorang wanita bersama anak laki lakinya,kedekatan Miranda dengan Ratmi dan Rangga anak laki laki nya membuat Miranda mendapat figur seorang kakak.
tepat hari dimana Miranda meminta Ratmi menjadi kakak angkatnya,miranda juga bertemu dengan seorang pria yang sangat menarik perhatiannya.
seiring berjalannya waktu kedekatan Miranda dan pria itu semakin intens hingga akhirnya si pria meminta Miranda menjadi kekasihnya,bukan hanya Miranda tapi Ratmi sang kakak angkat pun ikut senang dengan kabar yang di berikan adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cageor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertemuan pertama
Anak anak yang sedang serius mengerjakan ulangan langsung menoleh ke arah pintu,berdiri guru BK mereka,berjalan menuju wali kelas berbincang sedikit dengan volume yang rendah.
Guru BK menghampiri Gia dan memintanya untuk berkemas,Gia hanya pasrah dan mengangguk tapi Gia pikir karena uang ujian belum lunas,sampai dia melihat Mira dan dia yakin sesuatu terjadi pada ibunya.
"kakak... Ada apa ka?"
"Gia... Gia mau gak jadi ade ka Mira?"
"ibu kenapa ka?" Gia tidak perduli dengan Mira yang mendadak ingin dirinya menjadi kan Gia sebagai adiknya.
"kakak punya kartu keluarga tapi isinya kakak sendiri,kamu mau kan masuk kartu keluarga kakak??"
"ibu kenapa ka?" tanya gia sedikit membentak.
Mira langsung diam dia bingung ingin memberitahu nya.
"ibu udah gak ada Gi..."ucap Mira akhirnya.
Tak ada suara apapun,Gia diam,mematung dan tak lama dia roboh. Mira meminta orang membantunya mengangkat ke dalam mobil nya,semetara guru BK meminta agar dirinya ikut kerumah Gia.
'dia akan menjadi adikku,tidak mungkin aku membiarkan dia sendiri, ya Tuhan semoga keputusan yang aku ambil sudah benar Tuhan...' batin Gia berteriak.
****
Gia masih berlutut di dekat nisan sang ibu,dia masih belum percaya kalau ibu meninggalkannya,tanpa terasa air matanya kembali mengalir,Mira yang melihat itu kembali menghampiri Gia.
"udah de... Kamu harus buktikan e mama kamu kalau kamu akan menyelesaikan sekolah kamu! Bikin mama kamu bangga di sana,kakak yakin dia pasti akan tersenyum dengan kesuksesan kamu.
Dua hari kemudian Gia sudah kembali ke sekolah dan menyusul ujian yang tertinggal,dia sudah berjanji akan menyelesaikan sekolahnya sesuai dengan keinginan sang ibunda tercinta.
Setelah ujian selesai Mira masih belum melihat Gia kembali ke tokonya,sore ini dia berniat berkunjung ke sana,untuk melihat keadaan Gia yang sampai saat ini belum menerima panggilan ataupun membalas pesannya.
Tek tek tek....
"ya sebentar" teriak suara dari dalam yang Mira tahu itu adalah Gia.
betapa terkejutnya Gia saat membuka pintu ternyata Mira lah yang di sana. "ka Mira... Kakak kenapa kesini?"
"aku hanya ingin mengunjungimu,karena kamu tidak membalas pesan atau mengangkat telpon dariku"
"astaga ka... Kau tahu? Aku tidak tahu dimana keberadaan ponselku setelah ibu meninggal"
"jadi? Ponselmu hilang?"
"iy ka"
"aku pikir kau marah padaku"
"ya ampun... Kenapa juga aku harus marah padamu? Selain memberikan ku pekerjaan kau juga sudah membantu segala keperluan ibu ku,masa aku marah,aku justru sangat bersyukur"
"kau itu selalu berlebihan"
"berlebihan bagaimana ka??? Bukan hanya aku,seluruh karyawan mu sangat membanggakan dirimu,kami bersyukur bisa bekerja denganmu,selain cantik secara fisik,kau juga cantik dari hati yang tidak semua perempuan cantik memilikinya. Contohnya aku!" canda Gia pada Mira.
"ouh... Narsis mu keluar lagi! Sepertinya au sudah jauh lebih baik" sahut Mira menanggapi maksud candaan dari Gia
Mereka berbincang bersama,Mira meminta agar Gia tinggal bersamanya namun Gia menolak karena dia tidak ingin merepotkan Mira,takut nanti dia di bilang memanfaatkan keadaannya yang yatim piatu.
Setelah perdebatan yang cukup panjang antara dua orang itu akhirnya Gia menurut dan mau tinggal bersama Mira,tapi menunggu 40 hari sang ibunda tercinta.
"berarti setelah 40 hari kau akan kembali bekerja dan tinggal bersama ku,kau tak perlu bawa barang barang tapi jika menurut mu barang itu penting dan berkesan kau boleh membawanya,kabari aku jika membutuhkan bantuan untuk membawanya,mengerti?"
"oke boss... Siap! Ngomong ngomong aku baru tahu kalau kakak bisa bawa motor"
"karena selama ini kau melihatku membawa mobil"
"ini motor ka kevin kan"
"iya... Yasudah kakak pamit ya..."
"baik ka... Hati hati di jalan."
"ingat kata kata ku! Aku sangat ingin kau menemaniku mengisi kartu keluarga yang hanyalah aku seorang diri"
"iya ka.."
setelah kepergian bos nya itu,Gia kembali kedalam rumah,dia sangat kepikiran dengan kata kata sang bos tentang ingin menjadikannya adik angkat dan memasukkannya di kartu keluarga bersama dengannya. 'ah... Ka Mira kenapa membuat aku bingung!'
Gia sudah mengutarakan rasa keberatannya karena tidak mau di bilang memanfaatkan kebaikan sang bos,walaupun karyawan tidak akan bergunjing,tapi tidak dengan orang lain,orang di sekitar Gia ataupun Miranda.
*****
Saat kembali dari kediaman Gia, Miranda mengunakan motor milik kevin menuju toko,di perjanan entah apa yang ada dalam pikirannya dia malah menabrak sebuah motor yang memang sudah berhenti di pinggir jalan.
bruk... pemilik kendaraan itu jatuh namun karena dia melihat yang menabrak seorang wanita jadi dia buru buru bangun untuk menolong, beberapa orang yang hadir di sana pun menghampiri untuk menolong.
"anda tidak apa apa nona? " tanya seorang pria yang di tabrak.
"tidak... aku baik baik saja, harus nya aku yang bertanya apa anda terluka? "
"saya baik baik saja nona"
Mira bangun perlahan, di bantu oleh pria itu yang dengan lembut menarik tangan Mira,membiarkan Mira sampai benar benar bisa berdiri lalu melepasnya.
"saya minta Maaf Pak... saya melamun" ucap Mira menyesal.
"tidak apa... lain kali sebaiknya nona berhati hati"
"terima kasih pak... saya lihat keadaan motor anda ada yang rusak, apa ada yang perlu saya ganti? "
"tidak usah nona"
"tidak pak ini tanggung jawab saya"
"tidak perlu nona... Terima kasih untuk tanggung jawab yang anda katakan*
" baiklah... ini no telpon saya, jika sesuatu terjadi dengan motor anda silahkan hubungi saya ke no telpon tersebut. " ucap Gia memberi secarik kertas kecil yang terisi no telpon.
"baik nona terima kasih" ucap pria itu lalu pergi."
'ah... inj gara gara memikirkan Gia dan kisah nya'
Gia memang sudah sempat menolak saat Gia bilang akan menjadikan dia adik karena satu dan lain hal yang memang masuk di akal, dia pun tidak memaksa dia hanya minta Gia memikirkan lagi permintaannya.