Season kedua dari "Two Promises"
Musim panas telah berlalu, dan Minamoto Haruki akhirnya berhasil menjalin hubungan dengan Yoshimoto Sakura. Namun, perjalanan waktu Haruki untuk menyelamatkan kekasihnya baru saja dimulai.
Seiring berjalannya waktu, bayang-bayang masa lalu mulai mengancam kebahagiaan mereka. Haruki harus menghadapi konflik internal keluarga Yoshimoto yang gelap, dan yang lebih mengerikan, rahasia besar yang selama ini disembunyikan Sakura mulai terungkap perlahan.
Akankah Haruki mampu mengungkap kebenaran dan mengubah takdir yang menanti? Atau, akankah usahanya sia-sia, membawa mereka pada akhir yang tragis seperti di masa lalu?
Saksikanlah perjuangan mereka dalam 'Two Promises 2"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(Part 2) Ch. 19 - Mimpi yang terlupakan dan apa yang disebut dengan "Cinta"
"Haruki... apakah kau tahu tentang 'Dewa Waktu'?"
[14 Desember — 2015]
[•] SMA Hoshizora
*POV Haruki
Musim dingin, musim di mana para mamalia mulai berhibernasi.
Seluruh siswa Hoshizora Kōkō mulai menggunakan seragam yang tebal—seragam musim dingin mereka.
Sambil menopang pipiku dengan telapak tangan—aku melihat keluar jendela kelas di sebelah kiriku.
Sambil melihat ranting pohon yang daunnya sudah berguguran semua—aku kembali terpikirkan kalimat yang diucapkan Megumi padaku 2 bulan yang lalu.
—Apakah kau tahu tentang 'Dewa Waktu'?
Dewa Waktu. Megumi berkata kalau dia adalah sosok yang mengirim Megumi dan aku kembali ke masa lalu ini.
Sosok 'Dewa Waktu' ini kembali mengingatkanku pada percakapanku dengan Sakura dari masa depan beberapa hari sebelum festival sekolah.
—Siapa 'Dia' yang kau maksud waktu itu, Sakura?!
—Akan ada seseorang yang memberitahumu, Haruki-kun.
—Kapan itu terjadi, Sakura?!
—Festival sekolah, Haruki-kun...
Percakapan itu, membuatku memikirkan banyak kemungkinan.
Apakah 'Dia' yang dimaksud oleh Sakura itu adalah 'Dewa Waktu'?—apa hubungannya Sakura dari masa depan dengan 'Dewa Waktu'?
"Apa... maksud di balik semua ini, ya?"
Untuk saat ini... aku masih belum bisa menyimpulkan apa pun.
Entah sampai kapan, ya? ...situasi seperti ini akan terus berlangsung.
Aku harap, tidak ada hal buruk yang terjadi... sampai musim semi datang kembali.
* * *
[16 Desember — 2015]
[•] Kediaman Keluarga Yoshimoto
Hari itu... aku terbangun dari tidur dengan air mata yang mengalir di pipiku.
Akari yang membangunkanku pun melihatku dengan bingung.
"Kenapa kakak menangis?"
"—Eh?"
Saat Akari bertanya padaku—barulah aku menyadarinya.
Sambil menyeka air mataku dengan jari—aku menjawab.
"Aku juga tidak tahu... Akari. Rasanya... aku baru saja melihat mimpi yang menyedihkan."
"Mimpi apa itu?" Akari bertanya sambil memiringkan kepalanya.
Aku berusaha mengingat mimpi itu semampuku—namun aku tak kunjung mengingatnya.
"Aku tidak mengingatnya, Akari," jawabku sambil menggelengkan kepalaku.
Akari mengangguk kecil. "Ya sudah, kalau kakak tidak ingat... cepat turun ke bawah, ya, kakak? ibu sudah memasakkan sarapan untuk kita."
Aku mengangkat tanganku—lalu mendaratkannya di atas kepala Akari.
Sambil mengelus kepalanya—aku menjawab. "Baiklah, Akari... nanti kakak akan segera turun ke bawah."
Setelah itu, Akari keluar dari kamarku dan kemudian turun ke bawah.
Aku memang benar-benar tidak mengingat mimpi seperti apa itu. Tetapi...
"Perasaan aneh apa yang mengganjal di hatiku ini, ya?"
Pada pagi hari yang cerah itu... aku menyesal karena tidak dapat mengingat mimpi yang aku lihat sebelumnya.
Seandainya aku bisa mengingatnya, mungkin saja....
•Satu jam kemudian...
Setelah bersiap-siap, aku pun mulai pergi ke sekolah.
"Aku pergi, ya, ibu!"
"Hati-hati di jalan, ya, Sakura."
"Baik ibu!"
Setelah berpamitan dengan ibu—aku langsung melangkahkan kakiku menuju ke sekolah.
•Beberapa menit kemudian...
[•] SMA Hoshizora
Setelah beberapa menit berjalan kaki—aku telah sampai di depan gerbang sekolah.
Di dekat gerbang sekolah—aku melihat Haruki-kun dan Megumi-chan sedang berjalan bersama.
Aku pun berjalan menghampiri mereka dan menyapanya.
"Haruki-kun, Megumi-chan, selamat pagi!"
Mereka berdua menoleh. "Ah, Sakura, selamat pagi!" ucap Megumi-chan.
"Selamat pagi juga, Sakura," sahut Haruki-kun.
Minamoto Haruki-kun. Musim panas tahun ini, aku berpacaran dengannya.
Namun belakangan ini... rasa 'suka'-ku padanya semakin bertambah setelah dia membantu menyelesaikan konflik keluargaku.
Tetapi... apakah aku bisa benar-benar mencintainya? seperti dia mencintaiku...
•Ruang kelas 3-C
Setelah bertemu di gerbang sekolah—kami bertiga langsung berjalan bersama menuju ke kelas.
Saat sampai di dalam kelas—aku melihat Hana-chan sedang meletakkan tasnya—sepertinya dia baru saja sampai.
Aku menghampirinya, lalu meletakkan tasku di mejaku di depan meja Hana-chan dan kemudian duduk di kursi.
Aku menoleh ke meja di belakangku—meja Hana-chan, sambil tersenyum.
"Hana-chan, selamat pagi!"
Hana-chan membalas senyumanku, "Selamat pagi juga, Sakura. Tumben sekali kamu datang bersama dengan Megumi dan Haruki."
"Hanya kebetulan bertemu dengan mereka di gerbang saja, kok, Hana-chan."
"Oh, begitu ya," ucap Hana-chan sedikit mengangguk.
"....."
Keheningan sesaat datang sampai akhirnya Haruki-kun duduk di kursinya dan memulai pembicaraan kembali.
"Nee, apa kalian berdua ada rencana untuk hari natal nanti?"
Pertanyaan dari Haruki-kun membuatku dan Hana-chan kembali berbicara.
"Belum ada sih, Haruki-kun," jawabku.
"Aku juga sama, Haruki," sambung Hana-chan.
Tak lama setelah aku dan Hana-chan memberi jawaban, Haruki-kun langsung berkata dengan nada tinggi yang percaya diri.
"Bagaimana kalau kita rayakan natal bersama saja!?"
Karena suaranya yang tiba-tiba—jadi sedikit menarik perhatian siswa lainnya di kelas kami.
Tak lama setelah itu—Yoshino-san datang berjalan menghampiri kami bertiga dengan senyum lebar di wajahnya.
"Sepertinya tadi aku mendengar sesuatu tentang 'Merayakan natal bersama'... apa yang sedang kalian bertiga rencanakan?" ujarnya saat berjalan menghampiri kami.
Bersamaan dengan Yoshino-san menghampiri kami—Megumi muncul di belakangnya.
"Eh, rencana merayakan natal bersama? ...bolehkah aku ikut dengan kalian?" tanya Megumi.
Saat tahu Yoshino-san dan Megumi berada di belakangnya—Haruki-kun memasang senyum canggung.
Habisnya... kau malah mengeluarkan suara keras, Haruki-kun.
Setelah itu, Haruki-kun pun menjelaskannya pada kami semua tentang rencana sudah dia bangun sejak lama.
Walaupun sebelumnya tidak ada Yoshino-san di dalam rencananya sih.
Pada akhirnya, kami berlima setuju untuk merayakan natal bersama di rumahku pada tanggal 24 nanti.
* * *
•Beberapa jam kemudian...
[•] Perjalanan pulang
Saat ini, aku dan Haruki-kun sedang berjalan bersama menuju ke rumahku.
Karena rumahku akan dijadikan tempat untuk merayakan natal bersama—Haruki-kun ingin meminta izin langsung kepada orang tuaku.
Jadi... untuk kali ini, Haruki-kun akan berkunjung ke rumahku untuk meminta izin tersebut.
"Yah, pasti sulit bagimu, ya, Haruki-kun."
Haruki-kun menoleh dengan wajah bingung. "Apa yang kamu maksud, Sakura?"
Sambil terus tersenyum, aku menjawab. "Bukan... bukan apa-apa kok, Haruki-kun."
"Tapi... sudah cukup lama, ya, aku tidak berkunjung ke rumahmu, Sakura?"
"Kamu benar, Haruki-kun... sudah cukup lama ya."
Terakhir kali Haruki-kun berkunjung ke rumahku adalah pada saat ibuku ingin bertemu dan mengobrol dengannya.
Sudah cukup lama, ya... semua itu seperti baru saja terjadi kemarin.
"Nee, Haruki-kun."
"Ada apa, Sakura?"
"Apakah kau benar-benar mencintaiku?"
Pertanyaanku membuat Haruki-kun tersenyum dan tertawa kecil.
"Tentu saja aku mencintaimu, Sakura. Lagi pula... kenapa kamu bertanya seperti itu?"
Aku sedikit menggelengkan kepalaku. "Um... hanya ingin memastikan saja kok, Haruki-kun. Soalnya belakangan ini kamu lebih sering bersama dengan Megumi-chan."
"Eh... jadi kamu cemburu pada Megumi, Sakura?"
Pertanyaan Haruki-kun membuatku termenung sesaat.
"Hm... mungkin?" jawabku sedikit memiringkan kepala.
"Eh, begitu ya... "
Benar Haruki-kun... mungkin aku merasa cemburu saat melihatmu bersama dengan Megumi-chan.
Apalagi saat melihatmu begitu bahagia ketika berada di dekatnya.
Mungkin perasaan yang aku rasakan saat inilah yang disebut dengan 'Cinta'.
Lalu... apa yang harus aku lakukan, apabila hari itu akan datang?
Apakah... aku harus memberitahu Haruki-kun dengan segera?—rahasiaku...
Bersambung....