NovelToon NovelToon
Aku Seorang Ibu Antagonis

Aku Seorang Ibu Antagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Keluarga / Romansa / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Barat
Popularitas:23.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rere Lumiere

Vivienne terbangun, dan melihat tempat itu berbeda dari rumahnya. Dia mengingat bahwa merayakan festival tahun baru untuk pertama kalinya. Di tengah keramaian yang penuh sesak itu, dia mengalami serangan panik dan penyakit nya asma yang mungkin membuat nya meninggal.

Vivienne melihat sekeliling, "Dimana aku?"

"Tentu saja di kamar anda, ya mulia," ucap seseorang membuyarkan lamunannya.

"Ya mulia? siapa aku?"

"Anda Ya mulia permaisuri Vivienne Greyhaven."

Vivienne seketika teringat sebuah novel yang berjudul I'm a villain mom. Dimana tokoh sang ibu mati dengan mengenaskan di tangan ketiga pangeran, anak-anak nya. Lalu bagimana nasib Vivienne sekarang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere Lumiere, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[33] Pertengkaran Kecil

"Elian, Orion, kata pelayan itu dia ada disini, mengapa mereka tak ada,"

Suara itu bergema di rumah kecil milik Orion membuat Elian langsung menegang, dan terdiam padahal sedari tadi mengoceh tentang kamar kakaknya itu.

"Ya Mulia, Anda kenapa?" tanya sir Cedric.

Sir Cedric ukan dengan maksud mengejek hanya saja, penasaran mengapa Elian begitu ketakutan mendengar suara itu padahal sedari tadi dia terus memberontak, meminta ini dan itu.

Padahal kalau begitu bisa saja dia melawan permaisuri, sama seperti dia mengomeli kakaknya.

"Kakak usir wanita jahat itu," ujar Elian menggoyangkan tangan Orion.

"Aku tak bisa mengusirnya, kamu saja, kalau kamu bisa," jawab Orion datar mengingat bagaimana Vivienne datang terakhir kali ke paviliun nya.

"Aish… yang benar saja,"

Elian menghempaskan tangan Orion, padahal dia berfikiran bisa sembunyi disini, ternyata sama saja Orion tak bisa membantu nya.

Orion tidak perduli dengan tingkah kekanak-kanakan adiknya, dan kembali pada tugasnya karena sebentar lagi dia harus ikut kelas kerajaan. Harus meninggalkan meja kerjanya itu.

Tidak berselang lama, suara nya telah berhenti tepat di depan pintu yang sedikit terbuka itu, 'Ah… mungkinkah anak-anak ada di dalam sini,"

Elian merasakan tengkuknya merinding, seperti memikirkan cerita horor urban tempat nya tinggal dulu, "Cepat tutup pintunya!"

Orion hanya menggelengkan kepala nya, selepasnya pintu berderit cukup kencang. Dan tidak ada waktu untuk menguncinya Vivienne sudah masuk kedalam.

"Elian!" panggil Vivienne pertama kali dengan senyuman, namun hal itu membuat mata Elian langsung membulat sempurna.

"Kenapa Anda kesini!" tunjuk Elian dengan kasar.

"Tentu saja menemui mu, mengapa kamu melarikan diri tadi? tidak baik pergi dalam keadaan emosi," ujar Vivienne mendekat.

Namun, Elian memundurkan tubuhnya ke arah Orion, "Mau apa Anda jangan kesini?! Pergi,"

Lagi-lagi Orion mendengus, karena ada tambahan penganggu disini padahal dia ingin segera menyelesaikan tugasnya saja, 'Mengapa semua orang tidak bisa tenang'

"Hah… Baiklah, apa kamu akan tinggal disini?" Akhirnya Vivienne menyerah karena saat ini sepertinya Elian tak ingin di ganggu olehnya.

"Kenapa kalau aku mau tinggal disini?" ketus Elian.

"Sepertinya Mama bisa mencarikan kamu kamar yang lebih cocok misalnya Istana Liberty Manor, Istana itu asri dan indah seperti nya sangat cocok untuk mu," ujar Vivienne tersenyum.

Namun ucapan Vivienne di balas dengan wajah sinis Elian, "Owh… seperti nya Anda ingin membuang saya seperti dulu, dan menjauhkan saya dari keluarga saya,"

Vivienne terdiam seperti perkataannya barusan di salah arti kan oleh Elian, "Tidak sayang, kalau kamu ingin tetap disini, tidak apa-apa, tapi…“ lirih Vivienne menoleh pada Orion.

"Aku tidak papa, jangan pura-pura peduli," ketus Orion meletakkan penanya di atas meja, Elian nampak tersenyum mendengar jawaban Orion yang penuh tekanan.

Sedangkan Orion hanya memikirkan kesehatan adiknya itu, jika adiknya mulai stress karena tekanan pasti penyakitnya akan kumat.

"Baiklah kalau begitu, Mama tidak akan khawatir lagi, … oh ya, bagimana cookies buatan mama, enak tidak, Mama akan membawakan nya lagi," Vivienne mengalihkan pembicaraan kearah Cookies yang menemani putranya yang sedang asik bekerja itu.

"Tidak perlu repot-repot membawakan nya lagi, itu sangat menjijikkan," ucap Orion memalingkan wajahnya, walaupun sebenarnya di dalam hati nya, dia senang dengan kehangatan ibunya itu.

Vivienne tidak mendengarkan suara sumbang anaknya itu dan hanya melihat pada cookies yang tersisa satu lagi.

"Aku harus membuat lebih banyak besok, untuk Orion dan Elian," gumam Vivienne dalam hati.

Elian nampak mendengus karena kakaknya mendapatkan cookies dari ibu mereka, jujur saja dia cemburu saat ini. Tangannya terlihat mengepal, namun dia gengsi untuk mengatakan bahwa dia juga menginginkan kehangatan dari ibunya.

"Baik lah kalau bagitu Mama pergi dulu, Orion, maaf, mama menganggu pekerjaan mu, Elian…" ujar Vivienne lambaikan tangannya.

"hem…“ dengus Elian memalingkan wajahnya, dia tak ingin Vivienne menyapanya.

Vivienne tak marah sama sekali dengan sikap putranya yang mengabaikan nya, dia kemudian berjalan keluar dari ruang kerja Orion, dan Orion nampak kembali fokus pada pekerjaan sebelum nantinya pergi kelas.

Sedangkan ekor mata Elian terus mengikuti langkah Vivienne hingga dia benar-benar menghilang, dia kembali menoleh pada kakaknya dan cookies yang berada di atas meja kerja kakaknya itu. Yang tadi Vivienne katakan bahwa itu buatan tangan nya.

"Yang benar saja, wanita itu tidak mungkin sebaik itu pada kita, pasti ada maunya atau mungkin makanan ini ada racunnya. Biar aku yang coba, jangan sampai kamu tertelan racun, kak," ujar Elian mengambil cookies itu.

Orion terlihat ingin menghentikan tindakan Elian dengan tangannya, namun Elian sudah terlanjur mengambilnya dan kini cookies itu tepat di depan matanya. Dan Elian membolak-balikan cookies dengan tangannya.

Mata Orion melotot karena jujur saja cookies itu enak, karena pasti di buat Vivienne dengan penuh cinta. Tapi, malah cookies terakhir nya, berada di tangan orang lain.

"Hah… sayang sekali, padahal itu cookies terakhir, baiklah tenang Orion, kau harus mengalah pada adik mu," gumam Orion dalam hati.

Brakkk…

Elian tiba-tiba saja menjatuhkan cookies itu beserta piring yang menjadi wadah nya hingga semua berhamburan di lantai marmer itu, "Apa ini sampah? dia memberikan kakak ku makan sampah!" teriak Elian.

Elian melakukan itu, karena dia merasakan sensasi yang familiar di lidah nya. Seperti masakkan Vivienne saat dia berada di ranjang persakitannya, ketika dulu ibunya belum berubah menjadi jahat dan berselingkuh.

"Elian!"

Marah Orion, karena sudah seharian ini Elian membuat kekacauan di kediaman nya, dan ini sudah batas kesabaran terakhir nya, jujur saja Orion buka orang yang sabar.

Namun, ketika melihat wajah adiknya yang menjadi kusut, dia mengurungkan niatnya untuk memarahi Elian.

Dia menakan meja nya kemudian berdiri dari duduk nya, lalu menatap pengawal adik nya itu. "Sir Arthur, panggilan pelayan ku untuk membereskan kekacauan ini, aku akan ikut kelas sekarang. … Dan Elian pilih lah kamar yang kamu mau," Arthur menganggukkan kepalanya.

Setelah Arthur menerima instruksi dengan benar, Orion lalu meninggalkan tempat itu tanpa memandang kearah Elian yang tentunya membuat, Elian merasa tak di hargai dan tentu saja Elian kesal.

"Ayo Ya Mulia," ajak Arthur.

"Uh… menjengkelkan tak ada yang menerima ku disini." ucap Elian menyentak kan kaki nya ke lantai marmer itu.

*

Di sisi lain, Vivienne kini sudah berada di ruang kerja sedang termenung dengan sebuah pena disematkan di dagunya. Memikirkan apa yang bisa dia lakukan untuk putra keduanya, dia tak punya ide. Bahkan dia tak tau alasan apa yang membuat dirinya begitu di benci putra keduanya itu.

Dia kemudian menoleh pada Anna, pelayan pribadinya yang sedang asik sendiri dengan pekerjaan nya, entah Vivienne pun tak tau tapi dia ingin bertanya.

"Anna, kamu tau seperti apa pengeran kedua?" tanya Vivienne.

1
Aisyah Suyuti
menarik
restu s a
lanjut thor...
restu s a
lanjut....❤
restu s a
good
restu s a
semangat thor.
ingat qmampir thor.
jangan setengah2 ya thor.
restu s a: Mantap.
Terimakasih
total 3 replies
@haerani-d
tambah lagi kak, masih kurang /Proud/
restu s a
mantap.vivi..
restu s a
kasihan asher.
Ririn Susanti
ayo up lagi semangat💪
RIZKY APSARI PUTRI: semoga nanti akan ada putri kembar lahir di Kerajaan ya author😍😍😍
total 1 replies
Alexandra
semangat Thor 💪🤭
Anonymous
Thorrrr
Rere Lumiere: iya kenapa?
total 1 replies
Alexandra
♥️
Alpukatiramishu
Up lagi dong kak
Rere Lumiere: sabar ya
total 1 replies
Retno Isma
ini kalo di dunia modern sang raja pemegang motto "kuras hartaku sayang,, saldoku hanya untukmu..." 😂😂
Rere Lumiere: Di tuh pura-pura dingin aja 🤣
total 1 replies
Ita Xiaomi
Sptnya Buffetnya akan ramai kembali dgn bantuan Vivienne.
Rere Lumiere: semoga saja begitu
total 1 replies
Ita Xiaomi
Senangnya Asher dan Orion ikut Mama ke acara jamuan.
Ita Xiaomi
Mama temani Asher belajar utk sementara.
Ita Xiaomi
Sptnya nak numpang tdr😁
Lauren Florin Lesusien
maaf thur ini novel kerajaaan tapi permaisuri ga ada gunanya masa yg urus pekerjaan permaisuri dikasih sama kepala pelayan aneh bin ajaib
Rere Lumiere: Karena permaisuri di manipulasi sama kepala pelayan itu, dan kaisar bodoh amet sebab permaisuri punya masalah mental
total 1 replies
Ita Xiaomi
Jd curiga klo semua perintah yg merugikan bukan dari Permaisuri.
Rere Lumiere: Iya, memang bukan permaisuri nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!