Diandra Aksara adalah seorang putri dari pemilik Tara Bumi Grup yang kaya dan terpandang, karena sibuk mengurus bisnisnya di luar negeri, Diandra mengambil alih tanggung jawab yang diberikan oleh ayahnya untuk mengurus kediaman dan juga perusahaan milik keluarga mereka.
Dibawah tekanan dan iri hati sang ibu tiri dan juga saudari tirinya, Diandra berusaha menjalankan tugas yang diberikan oleh ayahnya dengan baik meskipun sebenarnya ia kerapkali menghadapi rintangan dan juga bahaya yang diciptakan oleh dua orang yang sangat membencinya.
Namun kehidupan Diandra yang penuh rintangan dan juga bahaya pelan pelan sirna ketika ia bertemu dan mengenal Abimana Narendra, Seorang CEO yang dikenal jujur,berani, dan juga tajir melintir.
Penasaran dengan ceritanya? Ikuti terus kisahnya hanya di novel Gadis Kecil Kesayangan Sang CEO.
noted🚨🚨🚨
dilarang baca lompat dan komentar jelek.
Yang suka boleh like, yang tidak suka, semoga suka.
Ingat dosa ditanggung pembaca☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Langit sore mulai meredup, menyisakan cahaya jingga yang memantul lembut di kaca jendela besar kediaman Surya Atmaja—sebuah rumah megah bergaya kolonial di kawasan elit, dikelilingi pagar hitam berukir dan pepohonan tinggi yang menjulang tinggi.
Suara mesin yang halus namun bertenaga memecah kesunyian halaman depan. Sebuah mobil mewah berwarna hitam mengkilat perlahan memasuki pekarangan. Mobil itu bukan sembarang mobil—sebuah sedan Eropa terbaru dengan plat nomor khusus, mengisyaratkan status tinggi sang pemilik bahkan sebelum pintunya terbuka.
Para penjaga di pos keamanan berdiri lebih tegak dari biasanya, memberi salam hormat tanpa disuruh. Di teras, seorang pelayan buru-buru menyibakkan tirai, melirik ke arah mobil yang kini berhenti tepat di depan anak tangga marmer putih.
Pintu mobil terbuka otomatis.
Sepasang sepatu kulit hitam menginjak tanah lebih dulu, diikuti sosok tegap dalam balutan jas gelap yang dijahit rapi, penuh wibawa dan misteri. Matanya menyapu halaman, tajam dan penuh perhitungan, sebelum akhirnya menatap lurus ke arah pintu utama.
Orang itu adalah pak Surya Atmaja, ayah dari Diandra yang barusaja kembali dari perjalanan bisnis di luar negeri.
Di depan pintu, Diandra berdiri dengan ditemani oleh Santi, Bu Ratna dan juga Amara. Kedua mata Diandra tidak henti hentinya berbinar cerah saat ia melihat sosok ayahnya yang kini telah kembali dan berdiri di hadapannya.
"Ayah pulang." ucap pak Surya kepada Diandra, Bu Ratna dan juga Amara.
"Selamat datang kembali ke rumah, ayah. Diandra kangen sekali sama ayah." ucap Diandra sembari mencium tangan ayahnya dengan lembut dan memeluk tubuh ayahnya itu erat erat.
"Ayah juga kangen banget sama kamu Diandra, bagaimana kabarmu nak? Ayah perhatikan, putri kesayangan ayah ini terlihat sedikit kurus. Apa ayah sudah menyusahkan mu dengan tanggung jawab untuk mengurus perusahaan dan juga kediaman ini?" tanya pak Surya yang sesekali diiringi dengan candaan kecil.
"Kabar Diandra baik, ayah. Dan Diandra sama sekali tidak merasa kalau ayah sudah menyusahkan Diandra dengan mengurus perusahaan dan juga kediaman ini." ucap Diandra dengan senang hati.
"Baguslah kalau begitu, ayah pikir ayah sudah menyusahkan mu dengan tanggung jawab mengurus perusahaan dan juga kediaman ini." ucap pak Surya yang sedari tadi membuat Bu Ratna dan juga Amara tidak senang dengan percakapan ayah dan anak itu.
"Ayah, apa ayah akan mengobrol terus dengan kak Diandra dan melupakan aku dan juga ibu?" ucap Amara yang mencoba mengalihkan perhatian pak Surya dari Diandra.
Pak Surya yang sebelumnya mengobrol dengan Diandra, akhirnya menyudahi obrolannya untuk menyapa Amara dan juga Bu Ratna.
"Tentu saja tidak, nak. Ayah sama sekali tidak lupa dengan kalian berdua. Bagaimana dengan kabar kamu Amara, Ratna?" tanya pak Surya.
"Tidak baik ayah!" ucap Amara dengan cepat dan membuat pak Surya merasa bingung dengan ucapan yang dikatakan oleh putrinya itu.
"Kenapa tidak baik? Ngomong sama ayah." ucap pak Surya.
Amara yang melihat kesempatan untuk membuat reputasi Diandra jatuh dihadapan ayahnya, segera mengadu kepada pak Surya tentang apa saja yang dilakukan oleh Diandra kepada mereka saat pak Surya tidak ada di rumah.
"Ayah, sejak ayah tidak ada di rumah ini, kak Diandra mengambil semua kesenangan ku dan juga ibu. Dia membatasi kami untuk berbelanja menggunakan kartu kredit perusahaan ayah, dia telah mempermalukan nama baik keluarga ini dengan membatalkan perjodohannya dengan keluarga Ragendra." ucap Amara yang membuat Bu Ratna merasa sangat puas dengan kecerdikan yang dimiliki oleh putrinya untuk menghancurkan reputasi Diandra.
Ganbatte Kudasai Ne🌹✍️📚