"Plak......" satu tamparan di layangan oleh Diko pada Ruby.
"Aku yang sudah mengangkat derajat mu!" tekan Diko
*****
Ruby di nikahi Diko karena perjodohan dari sang nenek,Ruby perempuan yang sederhana dia berasal dari kampung hingga membuat Diko merasa pernikahan ini memalukan.
Selama pernikahan Diko sama sekali tak memperlakukan Ruby layaknya seorang istri,Diko bertindak semaunya saja bahkan Diko beberapa kali kedapatan selingkuh oleh Ruby.
Mampukah Ruby menghadapi sifat sang suami yang hanya baik saat di hadapan keluarga nya saja?
Akan kah Ruby memiliki pergi dari kehidupan Diko atau justru bertahan dengan kehidupan seperti di neraka ini?
Yuuk baca kisah terbaru ku Salahkan aku berpaling?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alat bantu
"Maaf pak ada rapat penting yang harus bapak hadirin pagi ini" ujar Aina dari sebrang sana.
"Apa tidak bisa di undur dulu,saya masih di rumah sakit"
"Maaf pak semua dewan direksi sudah hadir karena rapat ini sudah di jadwalkan dari awal bulan lalu pak" jelas Aina lagi
"Ya sudah undur 15 menit saya harus bersiap dulu" Ucap Diko lalu mematikan ponselnya.
Diko menghela nafas panjang tubuh nya terasa lelah sekali karena tak terbiasa tidur di sofa rumah sakit.
"Oma aku harus pulang dulu, nanti aku akan kembali lagi oma" bisik Diko
"Oma istirahat saja,aku akan minta Ruby untuk datang untuk menjaga Oma"lanjut Diko lagi.
Oma masih belum sadarkan diri sampai sekarang,dia masih terbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit.
****
"Kamu mau kemana?" tanya Feri
"Aku mau menjenguk mama kamu mas, bagaimana pun dia jahat pada ku dia tetap mertua ku mas jadi aku harus tetap menjenguk nya" jawab Mira sambil merapikan penampilan nya.
"Tidak usah,ada Diko di sana"
"Mas aku tidak ada urusan sama Diko,aku hanya ingin bertemu mertua ku itu saja"
"Terserah kamu yang jelas aku tidak ingin ada keributan Mira, dengan keadaan ini saja sudah membuat kepala ku mau pecah"
"Mas yang membuat keadaan memburuk kamu sendiri"
"Kenapa jadi aku?" tanya Feri tak mengerti
"Karena kamu gerak nya lambat kaya' siput" ejek Mira sambil menirukan langkah siput bergerak.
"Maksud kamu?"
"Sudah lah aku mau pergi,jaga rumah,aku pamit" ujar Mira segera mencium pipi Feri lalu pergi.
*****
Ruby yang sudah mendapatkan amanah dari sang suami segera masak,dia ingin menjenguk oma dengan membawa makanan.
"Oma paling suka sup daging,siapa tau dia sudah siuman dan aku bisa menyuapi nya"ucap Ruby semangat
"Oh ya hampir lupa pergedel nya" lanjut Ruby segera berjalan ke arah penggorengan karena dia belum menyalin pergedel nya.
"Pasti oma lahap makan nya"Ruby menyiapkan dengan semangat.
Setelah di rasa semua selesai dia segera merapikan penampilan nya.
"Seperti nya baju yang ini masih bagus, sudah lama sekali tidak terpakai" ucap Ruby menarik satu dress nya tapi saat Ruby mengeluarkan dari lemari dia malah menjatuhkan dress lain dan segera mengambil nya.
"Dress ini dari mas Aska" gumam nya pelan
"Bagaimana kabar mama Dena di sana?"tanya Ruby pada diri nya sendiri
"Astaga kenapa aku jadi memikirkan keluarga mas Aska,aku harus pergi menjenguk oma sekarang"ucap Ruby meletakkan kembali dress yang di berikan oleh Aska.
****
Mira berjalan pelan masuk kedalam ruangan sang mertua terlihat oma masih terbaring dengan mengenakan alat bantu pernafasan.
"Bagaimana jika alat ini aku lepaskan,apa ada kemungkinan perempuan tua ini mati"batin Mira
Mira berjalan mendekat dan melihat wajah sang mertua lekat.
"Ma,aku datang untuk menjenguk mama" panggil Mira memastikan kalau perempuan tua ini memang belum sadarkan diri.
"Seperti nya memang masih belum sadarkan diri" ujar Mira lagi, perlahan Mira melepaskan alat bantu pernafasan yang di pakai oleh oma membuat perempuan tua ini merasakan sesak yang luar biasa sedangkan Mira hanya tersenyum manis menyaksikan nya.
"Aku harap setelah ini kamu segera lenyap agar tak menyulitkan jalan ku lagi"
Bukan hanya itu Mira mengambil bantal dan menutup wajah oma.
"Clek" pintu ruangan terbuka membuat Mira terkejut begitu juga dengan Ruby yang terdiam sejenak melihat pemandangan di hadapannya.