Alina seorang wanita muda yang harus menerima kehancuran rumah tangganya karena ulah suami dan ibu tirinya yang suka bermain di belakang.
Selama ini dia sudah menganggap bu Nurma seperti ibu kandungnya sendiri tapi ternyata wanita itu malah mengambil suaminya.
"Emmhhh Rizal... Tambah lagi ya pompanya" Ucap Nurma sambil memejamkan matanya.
"Suka ya sayang?" Tanya Rizal dan menambah ritme pompaannya sesuai dengan permintaan Bu Nurma.
Mau tahu kisah mereka bertiga selanjutnya? baca terus novel ini ya kak, terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 : Jalan-jalan bersama
“Bagaimana Lin?” Tanya Elis saat Alina berada di rumahnya untuk pengambilan sertifikat rumah yang sudah menjadi atas nama dirinya.
“Rencananya lusa aku akan pergi ke pengadilan untuk menggugat cerai mas Rizal Lis” Jawab Alina.
“Emang warisan mendiang orangtua lu udah di tangan Lin?” Tanya Elis.
Hanum segera membuka tas miliknya dan menunjukkan pada Elis, temuannya kemarin sore setelah Nurma pergi meninggalkan rumah.
“Wih ini sih gila! Bukti udah di tangan, semua hak kamu udah kamu ambil. Yaudah gas aja lah ngapain masih memelihara dua pengkhianat itu haha” Ucap Elis.
“Iya, enak aja mereka sekarang pasti lagi enak-enak di sana. Nah gue? Merana gitu sory ya enggak gue udah kebal dengan mereka bahkan hati gue udah kayak batu sekarang” Jawab Alina.
“Sipp gue suka gaya lo, masih jam segini jalan-jalan yuk” Ajak Elis.
“Ayok lah, gue juga mau ke rumah Irma nitipin ini. Tadi malam gak jadi karena tiba-tiba hujan deres males mau keluar, bahkan martabak titipan Irma aja sampe gue pesenin lewat aplikasi” Jawab Alina.
“Oke, sekalian aja kita jalan bertiga udah lama gak jalan bareng kan” Ucap Elis.
“Bener juga lu Lis, yaudah gas” Jawab Alina.
“Iya gue siap-siap bentar ya” Ucap Elis dan masuk ke dalam kamarnya.
Sambil menunggu Elis yang sedang bersiap-siap, Alina membuka sosial media miliknya untuk memantau apa Nurma membuat story atau upload postingan selama dia ada di Bandung bersama suaminya.
Dan benar saja, Nurma membuat postingan sebuah tangan yang bergandengan mesra. Foto itu di ambil dengan view belakangnya berupa kawah putih Ciwidey.
Alina fokus pada tangan lelaki yang memegang tangan Nurma, itu benar tangan Rizal karena jam tangan tersebut Alina yang membelikannya.
Postingan tersebut baru di upload beberapa menit yang lalu, foto tersebut di sertai caption “bersama yang tersayang” tak lupa emoticon love berwarna merah sebanyak tiga biji.
“Ohh jadi ini permainan kalian, lihat saja ya kalian berdua” Gumam Alina dan menutup kembali sosial media miliknya.
Tak berapa lama Elis sudah keluar dari kamarnya dengan menenteng tas kecil di tangannya.
“Ayo berangkat Lin” Ajak Elis.
Alina hanya menganggukkan kepala dan berdiri.
Kini mereka berdua pergi ke rumah Irma dengan mengendarai mobil milik Alina.
“Lu kenapa Lin?” Tanya Elis karena melihat sorot mata Alina yang memancarkan kebencian yang mendalam.
“Lihat saja akun Nurma yang di instanya Lis, nanti kamu akan tahu jawabannya. Memang aku sudah tak merasakan sakit hati lagi dengan pengkhianatan mereka berdua, tapi kecewa karena Nurma dengan tega menyakiti anak yang sudah di rawatnya sejak usia sepuluh tahunan” Jawab Alina.
“Sabar ya Lin, kayaknya dia emang udah mau mempublikasikan hubungan mereka deh” Ucap Elis sambil melihat postingan Nurma.
Bahkan baru saja dia upload story foto Rizal dan dirinya yang di ambil dari sudut belakang, terlihat sangat romantis sekali.
Rizal memeluk pinggang Nurma yang ramping itu dan Nurma menyenderkan kepala pada pundak milik Rizal.
“Astaga ini mah udah kayak anak abg mereka” Gumam Elis.
“Kenapa Lis?” Tanya Alina.
“Hehe baru saja buat story fotonya mesra bener, entar aja kalau sampai rumah Irma lu lihat. Jangan sekarang lebih baik lu fokus pada kemudi oke Alina sayang” Jawab Elis.
“Hmm okay, kemarin gue juga lihat lagi pil KB di meja rias milik Nurma.
“Terus gak coba lu tanyain gitu?” Tanya Elis.
“Udah katanya punya temennya yang ngajakin ke Bandung, tapi gue jawab aja kok ada yang kosong. Eh dia malah nyuruh gue pergi dari kamarnya” Jawab Alina.
“Haha gak bisa jawab kali dia mangkanya nyuruh lu pergi, tapi ngomong-ngomong ngapain lu ada di kamar Nurma?” Tanya Elis.
“Dia minta tolong ke gue buat ambilin koper yang ada di atas lemari, ya karna ambil tuh koper gue jadi nemuin perhiasan dan sertifikat rumah peninggalan orangtua gue” Jawab Alina.
“Ternyata gak sia-sia lu bantuin si Nurma” Ucap Elis.
“Iya dong, coba aja kalau gue gak ambil koper mungkin gak akan pernah tahu kalau ada kotak misterius disana haha” Jawab Alina.
Beberapa saat kemudian mobil yang di kendarai oleh Alina tiba di kediaman Irma.
Mereka berdua segera turun dan berjalan ke arah pintu rumah Irma yang terbuka.
“Assalamualaikum..” Teriak keduanya.
“Waalaikumsallam, aduhhh si paling sibuk akhirnya main kesini” Jawab Irma dan menyalami kedua temannya dan cipika cipiki.
“Haha emang gue lagi sibuk banget Ir, makanya baru sempet main” Jawab Elis.
“Iya deh iya, emangnya habis ini mau kemana kita?” Tanya Irma.
“ ke mall aja lah, Ir aku nitip barang ya” Jawab Alina.
“Oke deh, gue juga udah izin sama suami mau keluar sama kalian berdua. Taruh aja di dalam Lin, kunci kamarnya kan kamu pegang” Ucap Irma.
“Hehe ya tapi kan minta izin dulu Ir” Jawab Alina dengan sedikit tertawa.
“Iya deh iya, eh bentar kalian mau minum apa nih?” Tawar Irma.
“Gue es jeruk aja deh, butuh yang seger-seger” Jawab Elis.
“Gue samain aja biar lu gak ribet” Jawab Alina dan berjalan ke arah kamar tamu menyimpan harta bendanya disana.
Tak lupa dia membawa copyan sertifikat rumah untuk di bawa pulang, buat jaga-jaga kalau duo pengkhianat itu mengusir dirinya dari rumah.
Irma sudah menyiapkan minuman dan camilan di meja lantas dia pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap.
sedangkan Alina memasukkan barang-barangnya ke brangkas yang dititipin dirumah Irma.
“Lis, mana gak ada gitu storynya Nurma” Ucap Alina pada Elis saat sudah kembali ke ruang tamu.
“Masak sih, bentar gue cek dulu” Jawab Elis dan membuka sosial media miliknya.
“Ada kok Lin, nih masih loh” ucap Elis.
“Apa gue di hidden ya?” Tanya Alina.
“Ya bisa jadi, bentar gue screen dulu” Jawab Elis dan mulai menscreen layar ponselnya.
“Kirimin ke gue dong” Ucap Alina.
Elis segera mengirimkan foto tersebut tapi bukan ke nomor pribadi milik Alina melainkan grub mereka, yang berisi Elis, Alina, Irma dan juga Niken.
Tadi Elis mengajak mereka jalan-jalan dengan chat di grup tapi Niken gak bisa karena sedang ada mertuanya di rumah dia.
Beberapa saat kemudian ketiganya sudah berangkat ke mall, Alina berencana untuk pergi ke salon untuk mengecat warna rambutnya.
“Yakin lu mau warnain rambut?” Tanya Elis pada Alina.
“Yakin dong, tenang aja gak gue blok warnanya cuma di ombre doang” Jawab Alina.
“Eh kirain mau di blok warna pirang seperti yang lagi viral sekarang tuh, janda pirang haha” Ledek Irma.
“Ih ya gak dong, lihat aja tampilan baru gue nanti pasti cantik haha” Jawab Alina.
Mereka berempat meskipun sudah menikah tapi belum ada yang di karuniai buah hati, hanya Irma yang saat ini sudah mengandung empat bulan.
Sedangkan Elis dia memang masih belum ada program kehamilan, karena masih mau menikmati masa pacaran dengan Ikhsan apalagi usia pernikahan mereka tak jauh dengan Alina baru satu tahunan.
Jika Niken dia sudah program tapi hingga saat ini belum di karuniai keturunan.
🙏🙏👍👍👍