Pasangan Indigo

Saat makan malam dimulai suasana di ruang makan seketika berubah menjadi begitu hening tak ada percakapan lagi diantara mereka, hanya terdengar suara dentingan piring yang beradu dengan sendok.

"Om dengar sekarang kamu lagi nyari kerja ya Ra,,?" Tanya Robby yang mulai membuka pembicaraan diantara mereka begitu ia telah menyelesaikan makannya.

"Iya om,, aku sudah bosan bermain-main,, sekarang aku ingin fokus untuk berkarier dan ingin menggunakan ijazah S1 ku." balas Clara yang juga telah menyelesaikan makannya.

"Iya pak Robby sekarang sudah saat nya dia memikirkan masa depannya. Walaupun nanti dia menikah tapi setidaknya dia tidak akan merepotkan suaminya karena dia telah memiliki pekerjaan dan penghasilan sendiri. Tapi masalahnya sekarang dia masih bingung mau ngelamar dimana,," timpal David sembari menyeka bibirnya dengan tisu.

"Memangnya kamu kemarin lulusan apa Ra,,?" tanya Robby lagi.

"Aku lulusan administrasi perkantoran om,," balas gadis cantik itu.

"Pekerjaan yang cocok untuk lulusan administrasi perkantoran berarti sekertaris dong,, kalau begitu gimana kalau kamu jadi sekertarisnya Vero aja,," usul Robby

"Yang benar om,, emang boleh Ver,,?" tanya Clara penuh antusias

"Aku sudah punya sekertaris dan asisten pribadi jadi aku nggak butuh sekertaris lagi,," celetuk Vero dingin.

"Tapi kan kamu bisa nambah sekertaris satu lagi Ver,, atau kalau tidak sekertaris mu yang lama di pecat aja biar digantikan sama Clara,, pasti pekerjaan Clara bakalan lebih baik dari pada sekertaris mu yang lama,," sahut Robby menyarankan.

"Daddy jangan asal ngomong,, setahu ku tak ada sekertaris lain yang kerjanya sebaik Fandi,, aku dan Fandi sama-sama merintis perusahaan ini hingga perusahaan ku menjadi sesukses sekarang. Lagian masih banyak perusahaan di luar sana yang membutuhkan seorang sekertaris,, atau kalau mau aku bisa membantunya masuk ke perusahaan klienku." terang Vero lalu disahuti oleh David ayahnya Clara.

"Apa yang dikatakan oleh Vero tadi ada benarnya juga pak Robby,, nggak mungkin Clara bisa menggantikan posisi sekertarisnya yang sekarang apalagi mereka sama-sama merintis perusahaan itu. Tapi kalau asistennya mungkin bisa diganti,, aku dengar kamu dulu tidak memiliki asisten berarti kamu baru memperkerjakan nya,, jadi tentu saja tidak masalah bila asisten mu itu digantikan oleh Clara." balas David.

"Maaf pak David,, memang benar aku baru-baru ini memiliki seorang asisten tapi aku sama sekali tidak berniat menggantikannya,, apalagi aku lihat pekerjaannya selama ini baik jadi tidak mungkin dan tidak adil bila aku memecatnya begitu saja" jelas Vero.

"Lagian itu perusahaan ku yang aku bangun dengan jerih payahku sendiri jadi yang berhak mengatur dan mengelola perusahaan itu adalah aku,, om dan Daddy tidak berhak untuk ikut campur,," imbuhnya dan sontak membuat Daddy nya Robby menjadi emosi.

"Vero jaga omongan mu,, jangan berkata tidak sopan seperti itu pada pak David." ucap Robby sembari memukul meja makan.

"Udah om nggak usah marah sama Vero,, aku nggak masalah nggak bisa bekerja di perusahaan Vero,, aku bisa kok bekerja di perusahaan lainnya om,, lagian aku nggak enak hati nantinya kalau pegawainya tahu sekertarisnya yang baru adalah calon istrinya,," tutur Clara penuh percaya diri.

Vero pun lalu menyeringai begitu mendengar perkataan Clara tadi. "Calon istri,,? Bukankah hubungan kita telah usai,,? Lagian aku juga tidak pernah berniat menikahi mu,,"

Ucapan Vero tadi lantas semakin membuat Daddy nya emosi dan langsung bangkit dari tempat duduknya. "Vero jaga omonganmu,, terserah kamu mau menolak atau nggak pokoknya kamu akan tetap menikah dengan Clara,, Daddy nggak akan pernah merestui hubungan mu dengan wanita lain selain dengan Clara,, jadi kalau kamu ingin menikah dengan restu dari orang tuamu maka kamu harus menikahi Clara." ancam Robby namun tetap saja tak membuat putranya itu takut.

Vero pun lalu bangkit dari tempat duduknya dan berkata "terserah Daddy aja,, kalau Daddy nggak mau merestui aku dengan wanita lainnya maka aku lebih baik tidak menikah saja,, toh aku juga nggak masalah menjadi bujangan tua seumur hidup."

"Kamu,, berani-beraninya kamu_" ucapan Robby terhenti begitu Vero mengacuhkan perkataannya lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Vero kamu mau kemana,, mommy kan belum potong kue,," panggil Ranti

"Maaf mom Vero pulang duluan pekerjaan Vero banyak banget dikantor,," sahut putranya sembari melambaikan tangannya pada Ranti.

Terlihat jelas raut wajah David yang begitu kesal dan raut wajah putrinya yang begitu kecewa dengan perkataan Vero tadi.

"Sepertinya acara makan malamnya telah usai, Clara yuk kita pulang sekarang,," ucap David

"Tunggu dulu pak David jangan pergi dulu,, sebaiknya kita minum kopi dulu sebelum pulang,," ujar Robby yang mencoba menahan David dan putrinya Clara.

"Nggak perlu,, udah cukup putriku di permalukan oleh putra mu yang arogan itu,, Sebaiknya kita batalkan saja rencana pernikahan mereka,, aku juga sudah nggak sudi menikahkan putriku dengan putramu,, dan kamu camkan kata-kata ku ini,, nanti kalau aku berhasil menjadi presiden maka nama mu lah yang paling pertama aku coret dari daftar anggota parlemen." balas David yang lalu menarik tangan putrinya dan menariknya keluar dari rumah itu secara paksa.

Robby yang begitu malu dan kesal lantas mendorong piring serta gelasnya di atas mejanya hingga jatuh ke lantai dan membuat Ranti serta Vallen jadi terkejut juga panik.

"Dasar anak tak tahu diuntung,, anak tidak berguna,, gara-gara dia aku kehilangan kesempatan menjadi menteri keuangan,, dan aku bahkan akan kehilangan jabatanku yang sekarang." geram Robby.

"Pokoknya mulai hari ini aku nggak akan mengakui dia sebagai putraku lagi,, dan aku juga nggak mau lagi melihat dia menginjakkan kakinya di rumah ini,, kalian berdua nggak boleh menemui ataupun menghubunginya lagi,, bagi siapapun yang berani menentang perkataanku maka dia juga akan ku usir dari rumah ini" sambungnya dengan kedua tangannya yang masih mengepal kuat.

"Tapi dad,, bagaimana mungkin aku bisa menuruti perkataan mu, jangan kan untuk tidak bertemu dengannya, tidak bisa menghubunginya saja akan membuatku gila" ucap Ranti dengan air matanya yang mulai menetes.

"Iya dad aku juga nggak bisa jauh dari kakak,, tolong maafkan kakak dad,, please,," Vallen menggenggam tangan Daddy nya dan memelas meminta agar Daddy nya pencabut perkataannya tadi.

"Nggak pokoknya keputusanku sudah bulat,," ucap Robby lalu meninggalkan ruangan tersebut

Sedangkan Vero yang telah membuat Daddy nya emosi seperti itu kini tengah fokus mengendarai mobilnya.

"Seharusnya aku sudah menduganya kalau mengundangku makan malam adalah salah satu triknya Daddy agar aku bisa bertemu dengan Clara juga om David. Dia pikir aku akan berubah pikiran setelah bertemu dengan mereka,,? Heh Itu tak mungkin terjadi,, aku nggak bakalan menikahi gadis manja seperti Clara" gumam Vero.