NovelToon NovelToon
Takdir Kedua Nainara

Takdir Kedua Nainara

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Romansa / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Fantasi Wanita
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: HaluBerkarya

Cewek naif itu sudah mati!

Pernah mencintai orang yang salah? Nainara tahu betul rasanya.
Kematian membuka matanya, cinta bisa berwajah iblis.
Namun takdir memberinya kesempatan kedua, kembali ke sepuluh tahun lalu.
Kali ini, ia tak akan menjadi gadis polos lagi. Ia akan menjadi Naina yang kuat, cerdas, dan mampu menulis ulang akhir hidupnya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19.

Sore itu, Julian kembali datang ke rumah Naina dengan membawa setumpuk buku paket. Sudah dua hari ini mereka kerap belajar bersama. Sebenarnya itu hanya akal-akalan Naina, dia memang bisa mengerjakan soal, tapi kali ini alasannya lebih ke cari perhatian. Entahlah, akhir-akhir ini Naina selalu menemukan cara untuk bisa dekat dengan Julian. Dan caranya kali ini cukup elegan, tidak lagi memohon sama seperti di kehidupan dulu sama Aaron, hanya sekadar pura-pura butuh bantuan.

Julian pun tidak keberatan. Bahkan dia terlihat senang hati mengajari, meski kadang dibuat kesal karena Naina jarang fokus.

Sama seperti sekarang, lihat saja, Julian sudah capek-capek menjelaskan tentang fungsi kuadrat, tapi Naina malah sibuk menatap wajahnya.

“Kerjain soal ini,” titah Julian, menyodorkan buku dengan lembar esai terbuka.

“Naina!”

Tuk!

Pulpen di tangan Julian mendarat ringan di kening Naina, membuat gadis itu terperanjat. Dengan cepat dia meraih buku itu.

“Iya… apa tadi?” tanyanya bingung.

Julian tidak langsung menjawab, hanya menunjuk ke soal yang dimaksud. “Kerja ini.” Ucapannya singkat, jelas.

Naina menatap soal di depannya dengan wajah sok serius. Pulpen di tangannya bergerak, menulis jawaban seadanya. Sesekali bibirnya mengerucut, seperti orang yang benar-benar berpikir keras.

Julian mengawasi dari samping, matanya menyipit. Baru beberapa detik, keningnya sudah berkerut.

“Naina…” panggil Julian datar.

“Apa lagi?” sahut Naina, tetap menunduk pura-pura sibuk.

“Ini jawabannya ngawur. X-nya bisa tiba-tiba hilang, grafiknya juga nggak jelas.” Julian mengambil buku itu, menulis ulang langkah-langkahnya. “Aku udah jelasin berkali-kali, coba fokus sedikit.”

Naina cengengesan. “Kan aku udah bilang, aku tuh butuh tutor yang sabar.”

Julian mendesah panjang. “Kamu butuh tutor apa butuh alasan biar duduk di sini tiap sore?”

Naina langsung manyun, menahan senyum yang hampir pecah. “Sok tahu banget sih. Ya siapa tau aku emang pengen pintar.”

Julian meletakkan pulpen, menatapnya tajam. “Kalau mau pintar, jangan tatap wajah aku terus. Tatap bukunya.”

Naina terkekeh, lalu pura-pura menunduk serius ke buku. Tapi dalam hati, dia merasa menang, setidaknya Julian sadar kalau dia sering memperhatikannya.

.

.

“Ini non minumannya.”

Untuk mengerjakan satu soal saja Naina butuh waktu setengah jam lantaran drama yang selalu dia buat. Padahal kalau mau serius, dia bisa menyelesaikan soal dengan cepat. Itu yang membuat Julian kadang malas menanggapinya.

Bibi Sri tidak pernah lupa membawa cemilan dan minuman ke ruang belajar, bahkan selalu mengingatkan mereka untuk istirahat jika mulai terlihat lelah.

Naina dan Julian sama-sama menyesap teh hangat yang disajikan, ditemani aneka cemilan di meja. Sesekali mereka serius belajar, tapi lebih sering bercanda dan jelas, godaan dari Naina selalu mendominasi.

“Aku yakin banget besok nilainya seratus,” ujar Naina penuh semangat.

Julian hanya mengangguk singkat, tidak mau menanggapi terlalu jauh.

“Julian,” Naina tiba-tiba mencondongkan badan, “kamu kan sekarang udah resmi jadi model. Bagaimana kalau aku aja yang jadi manajernya?”

Julian menoleh cepat, mengernyit. “Manajer? Emang ada job buat diatur?” tanyanya santai, padahal dalam hati dia justru berharap tidak ada.

“Ya itu mah gampang, pasti banyak!” jawab Naina kelewat percaya diri, matanya berbinar.

Julian hanya mendengus kecil. “Hmm… kapan-kapan lah. Sekarang kamu fokus belajar dulu. Oke, kita lanjut lagi!”

Julian menuliskan satu soal matematika lagi di buku catatannya, lalu memutar buku itu agar menghadap ke Naina.

"Kalau 2x +3\=7, berapa nilai x?" tanyanya datar, seolah-olah guru beneran.

Naina menatap soal itu lama, lalu pura-pura mengetuk dagunya dengan pensil.

"Hmm… gampang sih. X nya itu sama dengan aku." jawab Naina dengan senyum yang tertahan. Jujur dia sendiri bingung. Gila ini benaran gila, kalimat gombalan itu terlintas saja di otaknya.

Julian mengerutkan kening. "Maksudnya?"

"Ya, soalnya cuma kamu yang bisa nyelesain aku." Naina tersenyum penuh kemenangan.

Julian mendesah, meletakkan pulpennya, "Naina, serius dikit bisa nggak?"

"Tapi bener kan? Kamu itu solusi dari semua persoalan aku," balas Naina tanpa dosa.

Julian menunduk, berusaha menyembunyikan senyumnya yang hampir pecah. Ia mengetuk buku itu pelan.

"Jawaban salah. Coba ulang lagi, tapi kali ini jangan pakai rayuan."

Naina mengangkat tangan, seolah menyerah. "Oke deh, oke. Tapi kan… setidaknya jawaban aku bikin kamu senyum, kan?" godanya menaik turunkan alis.

.

.

"Pamit pulang ya, Tante." Setelah cukup lama menguras tenaga untuk mengajari Naina, Julian kini sudah berada di ruang tamu, berpamitan pada mami Audrey.

Julian tidak membiarkan Naina mengantarnya, karena dia tahu gadis itu kelelahan meski sempat bersikeras menawarkan diri.

"Iya, hati-hati ya Julian. Sering-sering main ke sini," ujar wanita paruh baya itu dengan senyum lembut.

"Aku antar ke depan," kata Naina sambil berjalan di samping Julian. Di halaman rumah, mobil Pak Agi sudah menunggu untuk mengantarkan Julian pulang.

"Ingat, besok harus nilai seratus!" Julian menunduk sedikit, tangannya terulur mengusap kepala Naina. Nada suaranya ringan, tapi tatapannya penuh arti.

Pipi Naina seketika memanas. Ia hanya bisa mengangguk dengan senyum kaku yang gagal disembunyikan.

"Siap!" jawabnya singkat, suaranya terdengar lebih pelan dari biasanya.

Julian masuk ke dalam mobil, kaca jendela perlahan tertutup. Naina masih berdiri di sana, menatap punggung mobil yang makin menjauh. Ada perasaan aneh yang menggelitik dadanya, antara lega, senang, dan rindu yang tak ia mengerti.

"Gila... Apa aku sudah mulai gila?" Naina tak habis pikir, mengusap pipinya yang masih panas, menggeleng kepalanya pelan.

"Iyeee baru sadar ya, Kak?" suara Nathan muncul tiba-tiba dari belakang. "Sebenarnya dari kemarin aku sudah berencana bawa Kakak ke rumah sakit jiwa. Cuma, akunya lagi malas aja."

Naina langsung menoleh kaget. "Nathaaaaan!" serunya, melempar tatapan tajam.

Nathan malah cekikikan sambil nyelonong masuk rumah. "Serius, Kak, tadi aku liat sendiri. Mukanya merah kayak kepiting rebus."

"Dasar bocah! Berani-beraninya ngeledekin kakak sendiri!" Naina mengejar, tapi Nathan sudah kabur duluan sambil tertawa puas.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
uni_riva
ada sekolah apa thoorr 😁
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: jiakhhhhh typo yang melenceng🤣🤣
total 1 replies
uni_riva
perjanjian apa yg sdh di sepakati mereka yaaa/Slight/
uni_riva
aku juga tak paham maksud nya bijimana /Shy/
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: Aku pun/Proud/
total 1 replies
uni_riva
mna nih lanjutin nya thoorr /Cry/
uni_riva
si jae ini lawan atau kawan yaw
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Siapa lagi tuh si jaevan
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂: Masa calon pacar zora liatin na airin mulu 😅
total 2 replies
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Kalo sama julian dia udah tue trus kan bukan manusia 🤔 kalo sama si kalron dia benalu parasit
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂: Sama yg pasti2 aja lah 😂
total 2 replies
uni_riva
jgn sampe nih Zora sama Nathan jadian jga ya /Facepalm//Slight//Facepalm/
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: Julian sama Naina saja belum😂
total 1 replies
uni_riva
modus mu Julian /Facepalm//Facepalm/
⧗⃟ᷢʷ Ñåñā💜: Akal-akalan barat🤣
total 1 replies
uni_riva
naina gak bsa tegas apa sama si gorong2 😏
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: Naina: nge-tes hts🫦😂
total 1 replies
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Kebanyakan mikir ah julian mah /Proud/
uni_riva
knp gak saling mengungkapkan Klo kalian saling jatuh cinta /Shy/
uni_riva
jgn sampe naina kepincut lagi sama si gorong2 yaaa thoorr 😏
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: Aaron: Naina hanya boleh untukku🫦
total 3 replies
uni_riva
knp blm up jga thoorr /Cry/
uni_riva: gak bisa saballllll aku lagi thoorr /Angry//Angry//Angry/
total 2 replies
uni_riva
dalam mimpi mu 😤
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Kalungna othor noh yg simpen 😅
uni_riva
turunkan tanganmu, bukan thoorr 😁
uni_riva
cih ternyata nih org gak pinter2 amat 😏
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: itu pintarnya secuil, di urutan 25 dari bawah, berarti masih ada 25 orang di bawahnya🤣
total 3 replies
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Waduh siapa tuh yg datang /Determined//Determined/
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂: 😁😄 iya
total 5 replies
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Bagus ceritana mantull 🤗🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!