Tunangannya mengkhianatinya. Bukannya meratapinya, Dheandita atau yang kerap dipanggil Dhea memutuskan untuk membalas rasa sakit hatinya tersebut dengan menjadi ibu dari wanita yang telah merebut sang tunangan.
"Aku akan menggoda ayahmu dan menjadi ibu tiri mu. Lihat saja apa yang aku lakukan nanti padamu, Virya," ucap Dhea
Drake Adiwitama pria matang nan rupawan adalah ayah dari Virya. Dan Dhea akan membuat Drake menjadi suaminya.
Bagaimana cara Dhea menggoda sang pria matang. Akankah Drake tergoda dengan gadis muda yang usianya jauh dibawahnya itu?
Lalu, bagaimana tanggapan Virya dan Jayan melihat kedekatan Dhea dan Drake?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menggoda 19
"Dhe, yakin mau bawa semuanya sendiri? kan bisa nyuruh kurir Dhe,"ucap Meta. Dia terlihat sangat menghawatirkan sang teman.
Meta tentu tahu karena dia juga membantu Dhea menyiapkan pesanan. sudah sejak dini hari tadi Dhea mulai membuat kue pesanan Drake. Atau lebih tepatnya pesanan teman Drake. Jadi, Meta tahu pasti Dhea sangat lelah sekarang ini.
"Pakai kurir aja kali, Dhe,"ucapnya sekali lagi.
Tapi Dhea menggeleng. Agaknya Dhea sungguh ingin membawanya sendiri. Dia memiliki hal lain yang akan dilakukan.
"Aku bisa kok, Met. Tenang aja. Lagian aku mau ketemu sama Om Drake." Mata Dhea mengerling, membuat kepala Meta bergeleng pelan. Meski dia tidak tahu apa yang akan dilakukan temannya itu tapi Meta tahu bahwa Dhea masih ada dalam rencananya semula yakni mendekati Drake.
"Dhe, kamu beneran soal Om Drake?" Kali ini Meta ingin mendapat jawaban yang pasti. Sebagai teman dia hanya tidak ingin Dhea kembali lagi merasakan sakit seperti sebelumnya.
"Nggak tahu juga. Tapi sekarang ini aku beneran pengen lihat Virya kalang kabut. Cuman kalau dipikir-pikir, Om Drake nggak buruk juga hahaha," sahut Dhea dengan diiringi tawa.
Jika boleh jujur, Dhea sendiri juga tidak tahu apa yang akan ia lakukan kedepannya. Saat ini, dia benar-benar hanya akan melakukan apa yang ingin dia lakukan. Mendekati Drake untuk membuat Virya marah dan Jayan semakin gila.
Dhea sudah bisa melihat bibit-bibit kegilaan dari Jayan. Pria itu menunjukkan sisi-sisi yang obsesif terhadap dirinya.
Jayan menunjukkan bahwa dirinya tidka terima jika Dhea tak lagi memikirkannya. Pria itu merasa tidak suka jika Dhea dekat dengan pria lain dengan cara yang aktif.
Dhea sungguh ingin membuat Jayan semakin meledak. Pun dengan Virya. Dhea ingin melihat Virya merasa marah kesal dan juga tersingkirkan.
"Ya udah kalau gitu aku jalan dulu. Takut udah ditungguin." Dhea melambaikan tangannya kepada Meta. Gadis itu segera mengenakan helmnya dan meluncur menuju ke tempat kerja Drake.
Meski tadi dia sangat sibuk, tapi untuk bertemu Drake, Dhea mengenakan pakaian yang baik. Dia juga mengenakan make up tipis dan tak lupa menyemprotkan parfum.
Dhea ingin terlihat cantik saat bertemu dengan Drake nanti. Pada dasarnya, itu merupakan bagian dari rencananya juga.
"Halo Om, aku udah di parkiran nih."
Dhea menelpon Drake saat dia sudah sampai di depan tempat kerja Drake. Sebenarnya Dhea sedikit bertanya-tanya atau lebih tepatnya heran. Pekerjaan apa yang dilakukan Drake.
Tempat ini terlihat seperti tempat kebugaran biasa. Dan Drake bekerja mungkin dibagian kantornya. Tapi kemewahan rumah pria itu dan juga kekayaan yang menurut Dhea tidak sedikit membuatnya menjadi bertanya-tanya apa yang dikerjakan Drake.
"Oh kamu nganter sendiri? Kenapa nggak minta kurir aja? Kalau nggak kan bisa pake ojol,"sahut Drake. Pria itu yang tadinya masih duduk di kursinya segera bangkit dan menghampiri Dhea.
Dia berjalan sedikit cepat, bahkan tampak tergesa agar bisa segera menghampiri Dhea.
Degh!
Wangi parfum itu, wangi parfum yang cukup membuat Drake bisa merasakan manis meski dia tidak memakan apapun.
Dan satu lagi, tampilan Dhea lagi-lagi membuat Drake terpesona.
Jika boleh jujur, dia sudah lama tidak pernah tertarik dengan wanita. Entahlah sejak kapan ketertarikannya itu hilang, tapi yang pasti sudah sangat lama sekali.
Lalu kini, gadis yang usianya bisa dibilang tak jauh dari usia anaknya itu membuatnya merasa tertarik.
Penampilan Dhea yang mengenakan dress selutut dengan warna mint dan riasan sederhana itu mampu membuat Drake menatap dengan lekat.
"Om," panggilan Dhea membuat Drake yang sesaat terpana itu kembali sadar.
"Ah ya. Sini aku bantu. Kenapa nggak pake kurir aja. Kan bisa. Bawa kue banyak gini apa kamu nggak ribet." Drake membantu menurunkan kotak-kotak kue yang dibawa oleh Dhea.
"Sengaja, karena aku pengen ketemu Om. Dan aku punya sesuatu buat Om. Kue spesial yang khusus aku buat untuk Om. Jadi ayo kita cobain setelah Om ngasih pesenan itu ke temen Om."
Degh!
Drake terkejut saat Dhea menggamit lengannya. Senyuman Dhea yang lebar itu entah mengapa terasa begitu manis. Ditambah matanya yang berkedip-kedip seperti anak kucing membuat Drake merasa gemas.
"Kenapa setiap apa yang dilakukan sama bocah ini kok rasanya jadi manis sih. Drake eling Drake, ini bocah,"desis Drake dalam hati. Dia menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikirannya itu.
Namun agaknya tidak semudah itu. Wangi parfum yang tercium dari tubuh Dhea dan bagian dada gadis itu yang menempel pada lengannya cukup membuat Drake kesulitan.
"Apa kamu lagi menggoda ku sekarang, Dhe?"ucap Drake. Pria itu kini mengungkapkan apa yang sedari tadi ada di kepalanya. Ya dia merasa bahwa gadis itu sedang menggodanya.
"Ehmm, kalau Om ngerasa begitu ya mungkin aja emang gitu. Tapi kalau kayak gini namanya bukan godaan, Om. Apa Om mau aku tunjukin apa yang namanya godaan yang sesungguhnya?"
Wink
Dhea mengedipkan matanya ke arah Drake. Pria itu dewasa dan matang itu di depan Dhea pun terlihat sangat menarik. Ketika dia menggamit lengan Drake, Dhea bisa merasakan otot lengan yang begitu kokoh. Bahkan Drake sama sekali tidak terganggu dengan tangan Dhea yang menggamit lengannya padahal tangannya sudah penuh membawa kue-kue pesanan sang teman.
"Tunggulah di ruanganku, aku ingin tahu bagaimana kamu mau nunjukin godaan mu itu."
Degh!
Jantung Dhea berpacu dengan sangat cepat. Sesaat dia terpaku menatap wajah Drake yang datar. Bukan dingin nampak acuh, tapi dia melihat pesona pria matang dewasa dan juga tampan.
Meski usia Drake sudah kepala empat tapi percayalah wajah pria itu sungguh masih sangat tampan.
"Oke Om, aku akan tunggu Om di sini. Jadi jangan lama-lama,"sahut Dhea dengan senyuman yang sedikit nakal dan mata yang mengerling.
Entah dari mana dia belajar semua itu, tapi saat ini Dhea sungguh ingin melakukannya.
Bermain-main dengan pria yang sudah matang rasanya sangat berbeda sekali. Ada sensasi yang menantang dan tentu belum pernah Dhea rasakan sebelumnya.
"Meskipun aku agak takut tapi aku beneran semangat, hahaha. Dhea Dhea, sebenernya apa sih yang lagi kamu lakuin sekarang ini?"
Dhea merasa kebingungan dengan dirinya yang bersikap seperti ini. Dia sungguh merasa bahwa ini sangat menantang dan gadis itu tidak ingin mundur walau terbersit juga rasa takut.
TBC
Harusnya kamu malu lho Vir, ternyata selama ini kamu tinggal sama Drake yang bukan siapa2 kamu.
Makanya gak usah sombong gitu
untk jayan bingunglan kamu berharap tidak keluar dari rumah itu,,
dan sekarang kamu harus tau jika virya bukan anak kandung drake