Nusaibah atau yang kerap di sapa Nusa itu terjebak di dalam permainannya sendiri.
seorang santriyah yang awalnya hanya ingin mempermainkan santri yang dingin,cuek dan tak tersentuh tak pernah berpacaran dan tak pernah melirik perempuan manapun
dia hanya ingin membuktikan kepada temannya bahwa semua laki-laki itu sama pada akhirnya akan bercinta dgn lawan jenisnya meskipun titelnya santri soleh
namun apa yg terjadi...malah dia sendiri yang terjebak dalam permainannya
lalu apa yang terjadi?
let's go read for my story
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zoya zee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19.Menjenguk Nusa
Sementara itu di rumah sakit Nusa baru saja sadar,Zahra yang menyadari langsung menghampiri Nusa
"Alhamdulillah kamu udah sadar sa ucap Zahra"
"A-air ucap Nusa"
Lau Zahra pun memberikan segelas air dan membantu Nusa untuk meminum nya
"Pelan-pelan sa"
Setelah minum Zahra termenung mengingat kembali kejadian kemarin ketika dia di kunci di gudang 1 hari 1 malam tidak makan dan minum dalam keadaan banyak tikus dan gelap hingga dia tidak sadarkan diri kenapa orang tersebut begitu tega mengunci dirinya di gudang lalu dia teringat 1 nama Alena
"Sa kamu mikirin apa udah jangan banyak pikiran yang penting sekarang kamu udah aman sama kita ucap Zulfa sambil memegang tangan Nusa"
Nusa hanya tersenyum tipis kalau di bilang trauma jelas dia masih trauma meskipun dia bukan penakut dan gak Cemen akan tetapi tetap saja di kurung di dalam gudang terbengkalai selama 1 hari 1 malam itu merupakan hal buruk baginya
"Kamu makan dulu ya tadi suster udah ngasih makan buat kamu Kaka suapin ucap Zahra
Nusa hanya mengangguk lalu Zahra pun menyuapi Nusa dengan telaten
Di Pesantren
"Ya sudah kalau begitu terima kasih ya informasinya Hikam,Hadi ucap Deva"
"Sama-sama ka ucap Hadi kalau begitu kami permisi dulu"
"Iya silahkan"
Lalu Hikam dan Hadi pun keluar dari kantor pusat
Di perjalanan menuju asrama ketika melewati rumah ustadzah Fatimah tiba-tiba Ustadzah Fatimah memanggil mereka.Memang ustadzah Fatimah salah satu ustadzah yang dekat dengan Nusa
"Hikam,Hadi sebentar ucapnya lalu menghampiri keduanya"
"Iya ustadzah ada apa ucap Hikam sopan"
"Apa benar Nusa sudah di temukan dan di bawa ke rumah sakit?"
"Benar ustadzah kami berdua yang menemukannya di dalam gudang"
"Astagfirullah siapa ya yang tega melakukannya apa kamu tau di bawa ke rumah sakit mana saya mau liat"
"Saya tau ustadzah ucap Hikam terlihat bersemangat"
"Semangat banget perasaan tadi di kantor pusat diem aja ucap Hadi sedikit berbisik"
"Hikam hanya membulatkan matanya kepada Hadi"
"Ya udah kalau gitu Hikam kamu bisa anter ustadzah kebetulan Ustad Khoirul lagi ada pengajian jadi gak bisa anter"
"Bisa ustadzah mau sekarang?"
"Perasaan semangat banget jangan-jangan ada udang di balik batu ya di ucap ustadzah Fatimah sambil tersenyum"
"Sepertinya emang begitu ustadzah"
"Eh m m ngga ustadzah"
"Udah gak usah gugup gitu kalau gitu ustadzah siap-siap dulu kamu juga kalau udah siap langsung kesini ya"
"Baik ustadzah"
Lalu Hikam dan Hadi pun pergi menuju asrama
Terlihat Hikam membulak balik bajunya sampai hampir 1 lemari di keluarkan semua
"Lo pake baju mana aja udah ganteng ko Kam Ampe segitunya mau ketemu ayang"
"Apaan sih di ini aku mau nganter ustadzah jadi harus rapih"
"Oh nganter ustadzah ya ucapnya sambil tertawa"
"Yang ini bagus gak di ucap Hikam sambil menunjukan baju berwarna Hitam"
"Bagus udah buruan nanti ustadzah malah nyuruh yang lain lagi karena Lo lama"
"iya iya ini mau pergi ucapnya sambil memakai baju ya udah gue pergi dulu Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam Hikam Hikam ucap Hadi sambil geleng-geleng kepala"
Tak lama akhirnya Hikam dan ustadzah Fatimah sampai di rumah sakit tempat di rawat Nusa darimana Hikam tau Nusa di rawat di sana sebenarnya dia tak sengaja mendengar obrolan Deva dan Ka Arul ketika di kantor pusat
Setelah menanyakan kepada resepsionis akhirnya ustadzah Fatimah dan Hikam pergi menuju kamar inap Nusa
Ketika di depan pintu kamar
"Kamu mau ikut masuk?"
"Ngga usah ustadzah saya di sini aja ucap Hikam"
"Kamu yakin?"
"I-iya ustadzah"
"Nanti nyesel Lo gak bisa liat ayangnya"
"Eh bu-bukan maksud saya bukan pacar saya ustadzah"
"Haha kamu ini becanda kali udah yu masuk gak papa kan ada saya sama yang jaga juga kayaknya Zahra dan Zulfa deh"
"Ya udah kalau gitu ustadzah"
"Assalamualaikum ucap ustadzah Fatimah sambil membuka pintu kamar rawat inap Nusa"
"Waalaikumsalam ucap Zahra dan Zulfa berbarengan"
"Eh ustadzah Fatimah silahkan masuk ustadzah ucap Zahra lalu Zahra dan Zulfa pun menyalami ustadzah"
"Ustadzah ucap Nusa hendak bangkit namun di cegah oleh ustadzah"
"Udah gak usah kamu lagi sakit Nusa ucap ustadzah Fatimah sambil menghampiri Nusa akhirnya Nusa bisa menyalami ustadzah Fatimah"
"Loh Hikam ayo masuk ucap Zahra"
"Eh i-iya KA ucap nya ikut sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal"
"Keadaan kamu gimana sa udah mendingan ucap ustadzah Fatimah"
"Alhamdulillah ustadzah"
"Syukur Alhamdulillah inget jangan banyak pikiran pesantren juga gak tinggal diam buat menyelidiki kasus kamu pokoknya kamu harus fokus buat sembuh oke"
"Iya ustadzah ucap Nusa sambil tersenyum"
Hikam yang duduk di kursi merasa salah tingkah kebetulan Nusa berada di ruangan VIP jadi ruangannya luas
"Zahra Zulfa kamu ikut dulu ustadzah keluar sebentar ya"
"Iya ustadzah"
"Kamu gak papa di tinggal dulu sendiri sa?
"Ngga papa ustadzah"
"Tapi kata dokter tadi Nusa belum boleh sendiri ustadzah ucap Zulfa"
"Ya udah kalau gitu Zahra aja yang ikut saya Zulfa sama Hikam tunggu di sini"
"Baik ustadzah"
Lalu ustadzah Fatimah dan Zahra pun keluar tak lama setelah itu tiba-tiba mag Zulfa kambuh ia ingat kalau dia belum sarapan
"Kam kamu tungguin Nusa dulu sebentar ya Kaka mau ke kantin dulu beli roti"
"Eh ka tapi"
"Gak papa bukain aja pintunya kamu gak bakalan macam-macam kan"
"Biar aku beliin aja ka gimana ucap Hikam"
"Kamu gak bakalan tau udah tungguin dulu ya sebentar ko gak lama ucap Zulfa lalu berlari keluar menuju kantin"
"Eh ka tapi"
Zulfa tak menjawab dia terus berjalan menuju kantin
Suasana hening di kamar pasien
Hikam bingung harus seperti apa sedangkan Nusa tampak cuek tak seperti biasanya
"Lo apa kabar baik ucap Hikam terlihat kaku"
"Kelihatannya ucap Nusa tanpa melihat ke Hikam"
"Semoga cepet sembuh"
"Amin"
Jujur Hikam sangat gugup berada di situasi seperti ini tapi ada senangnya juga akhirnya dia tau keadaan Nusa
"Boleh minta tolong gak ucap Nusa"
"Minta tolong apa?"
"Tolong kupasin buah apel yang di sana ucap nya sambil menunjuk parsel buah"
"Oh boleh ucap Hikam sambil berdiri mengambil pisau dan buah Apel"
Akibat dehidrasi Nusa sering haus dan mau yang manis manis jadi dia sering makan buah terutama buah apel buah kesukaannya
"Nih udah bisa makannya gak?"
"Bisa"
"Atau mau di suapin"
Nusa sampai melongo dia tidak yakin kalau yang ada di hadapannya saat ini adalah Hikam si manusia kulkas
"Gak usah melongo kaya gitu nanti lalet masuk"
"Sebentar li siapa?"
"Emang kalau orang kekurung di gudang bisa menyebabkan amnesia ya"
"Ngga maksud nya sejak kapan...
Belum Nusa menyelesaikan ucapannya Hikam langsung berbicara
"Udah gak usah bawel sambil memberikan potongan apel kepada Nusa"
"Ngga jadi di suapin nih"
"Kirain udah tobat ternyata masih sama"
"Ih apaan sih nyebelin tadi Kam kamu yang nawarin"
"Tadi cuma nge tes doang ternyata masih sama"
"Kamu ngapain ke sini kangen ya sama aku"
"Di suruh ustadzah nganter ke sini gak usah GR"
"Emang gak kangen"
"Ngapain kangen kan bukan siapa-siapa"
Nusa langsung diam entah apa yang di pikirkan padahal Nusa sudah sangat sering mendengar jawaban ketus dari Hikam namun entahlah saat ini hatinya terlihat sangat sensitif
Hikam yang melihat Nusa diam merasa sedikit tidak enak ada apa dengan dia tadi bawel banget sekarang diam
Tiba-tiba Deva datang....