ISTRI KE DUA

"Mau sampai kapan Kamu bermain-main, Maya ? Ingat Kamu harus membalaskan dendam almarhum ayah mu !" kata Ibu Maya yang bernama Helmia menatap tajam putrinya.

"Ibu, Aku sepertinya berubah pikiran ! Aku mencintai Dion, Ibu !" kata Maya dengan pelan.

"Apa ?!" pekik Helmia, ia tak menyangka putrinya jatuh cinta dengan Dion.

Sebetulnya Maya menikah dengan Dion atas dasar dendam. Dulu Ayah Maya meninggal bunuh diri karena depresi karena perusahaannya digulingkan oleh keluarga Abraham. Siapa lagi orang yang berperan besar dalam hal tersebut kalau bukan Frans, Kakek Dion sendiri.

Maya dan Ibunya harus hidup miskin dan menderita setelah Ayahnya tiada. Helmia menjadi benci dengan keluarga Abraham, dan bertekad untuk membalaskan dendamnya pada keluarga tersebut melalui Maya. Selama ini ia sudah begitu banyak mengeluarkan uang untuk Maya mulai dari pendidikannya dan juga karirnya agar Maya bisa diterima oleh keluarga Abraham.

Tentu saja salah satu cara agar keluarga Abraham bisa menerima Maya adalah dengan bisa merebut hati Dion. Sejak awal keluarga Abraham sudah menentang jika Dion akan menikahi Maya, karena Frans tahu latar belakang keluarga Maya seperti apa.

Namun Frans dan kedua orang tua Dion dibuat tak berkutik saat ada sebuah skandal yang membuat mereka harus merestui Maya dan Dion untuk menikah. Seorang wartawan datang ke mansions dan mengirimkan foto-foto Maya dan Dion yang masuk ke dalam sebuah kamar hotel. Wartawan tersebut tentu suruhan Helmia untuk menekan keluarga Abraham agar merestui pernikahan Maya dan Dion.

"Aku sudah mendapatkan yang Ibu inginkan, apa itu masih kurang, Ibu ?" tanya Maya ia pun dilema dengan posisinya saat ini, antara dendam yang harus terus di balaskan atau cintanya pada Dion.

"Cinta yang seperti apa yang Kamu harapkan dari pria sepertinya, Maya ? Ingat bagaimana kesakitan yang telah kita alami semenjak Ayah mu tiada, kita hidup menderita karena keluarga Abraham !" kata Helmia memperingati Maya untuk tidak goyah dengan tujuan awal mereka.

Maya pun teringat akan wajah Ayahnya, seketika ia menjadi benci dengan keluarga Abraham. Satu langkah lagi bagi Maya untuk membalaskan dendam atas kematian Ayahnya, yaitu mengambil seluruh harta kekayaan yang Frans miliki.

"Ibu punya kejutan untuk kamu !" kata Helmia kemudian ia memanggil nama Nino yang merupakan mantan kekasih Maya yang Maya tinggalkan karena harus menikah dengan Dion.

Maya langsung membalikkan tubuhnya ia tentu saja sangat merindukan pria tersebut, sudah tiga tahun berlalu mereka tak pernah bertemu.

"Nino..." ucap Maya dengan pelan.

Helmia tentu tahu apa kelemahan putrinya, putrinya sangat mencintai Nino. Namun pada waktu itu Helmia terpaksa harus memisahkan keduanya karena dendam yang harus ia balaskan kepada keluarga Abraham.

"Setelah dendam ini selesai, Kalian bisa menikah !" kata Helmia menjanjikan putrinya untuk bisa menikah dengan Nino nantinya.

"Aku sudah menunggu selama tiga tahun, Maya. Apa sekarang Kamu sudah mencintai pria lain ?" tanya Nino dengan sorot mata begitu merindukan wanita yang selama ini ia cintai.

"Ibu tahu kalian masih saling mencintai, mulai sekarang Nino akan membantu mu, Maya. Setelah dendam ini selesai Kalian bisa menikah." kata Helmia dengan sungguh-sungguh.

"Aku tidak mungkin dengan mudahnya mencintai pria lain. Aku sangat merindukanmu, Nino." Maya langsung memeluk tubuh Nino dan Nino pun membalas pelukan Maya.

Helmia meninggalkan Maya dan Nino untuk melepaskan rasa rindu mereka. Saat Helmia turun dari lantai atas, Helmia menelpon Dion untuk tidak menjemput Maya karena Maya akan pulang sendiri ke mansions, dengan alasan ia dan Maya akan pergi ke rumah saudaranya. Dion yang bodoh tentu saja percaya dengan ucapan mertuanya tersebut dan tidak menjemput Maya dirumah Helmia yang ternyata tengah memadu kasih dengan pria lain.

Maya dan Nino saling berciuman dengan lembut kemudian ciuman tersebut semakin memanas, Nino membawa Maya ke kamar tamu dan keduanya bercinta menyalurkan rasa rindu yang sudah lama terpendam.

"Aaahhh..." Nino menyemburkan benih cintanya ke dalam rahim Maya, kemudian ia memeluk tubuh Maya dengan erat.

"Maaf Aku lupa, Aku mengeluarkannya di dalam, Sayang." Kata Nino

"Tidak apa-apa, Aku minum pil KB." kata Maya pelan

"Pil KB ?" Nino mengernyitkan dahinya.

Maya menganggukkan kepalanya, selama tiga tahun ini ia selalu rutin mengkonsumsi pil KB karena tidak ingin mengandung anak Dion. Selain Maya rajin meminum pil KB ia juga menyuruh Dion untuk memakai pengaman saat berhubungan intim dengannya untuk meyakinkan Dion, kalau dirinya belum siap punya anak. Kebodohan Dion adalah Dion selalu percaya ucapan Maya.

Meskipun mereka berdua kini tengah menjalani program kehamilan, tentu saja itu hanyalah sebuah kedok Maya agar Dion percaya dirinya siap untuk hamil. Padahal Maya akan tetap mengkonsumsi pil KB untuk mencegah dirinya agar tidak hamil.

...****************...