Susah payah Jasmine berjuang meluluhkan hati Juna, pria yang terkena kaku dan sangat sulit di dekati wanita mana pun. 2 Tahun berjuang hingga akhirnya dia dan Juna resmi menjalin hubungan. Jasmine pikir, dia telah berhasil mendapatkan hati Juna, menjadi satu-satunya wanita yang menempati hatinya.
Namun ternyata anggapannya salah besar, sebab ada seseorang di masa lalu yang mampu bertahta di hati Juna selama bertahun-tahun lama. Jauh sebelum Jasmine mengenal Juna.
Di saat Jasmine dan Juna sudah menikah, Tiba-tiba sosok wanita di masa lalu Juna muncul kembali dan mengalihkan semua perhatian Juna. Haruskah Jasmine meneruskan pernikahannya, atau melepaskan Juna begitu saja setelah melewati perjuangan yang sulit.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Beberapa kali menginjakkan kakinya di negara sakura, baru kali ini Jasmine terlihat murung dan tidak bersemangat sama sekali. Dia sempat menabrak beberapa orang ketika berjalan, lantaran pikirannya tidak fokus. Perasaannya berkecambuk dan tidak tenang ketika baru turun dari pesawat. Firasatnya mengatakan di negara ini hatinya akan hancur sehancur-hancrunya.
Jasmine lantas duduk di salah satu kursi. Dia tiba di Osaka Internasional Airport pukul 6 malam waktu setempat, setelah melakukan penerbangan kurang lebih 9 jam. Jasmine mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, dia membuka aplikasi untuk memesan taksi. Sebenarnya istri David sudah menawarkan diri untuk menjemput, namun Jasmine menolak.
Ya, Jasmine telah menceritakan masalah rumah tangganya pada istri David. Om dari Juna yang memang menetap di Jepang. Hubungan Jasmine dan istri David cukup baik, mereka intens bertukar kabar layaknya adik dan kakak kandung.
Jasmine menghela nafas berat seraya beranjak dari duduknya. Sambil menyeret koper, Jasmine berjalan pelan menuju tempat penjemputan. Taksi yang dia pesan sudah menunggu di sana. Melalui GPS yang Jasmine sembunyikan di dalam koper Juna, dia bisa melacak keberadaan sangat suami. Dia akan pergi dengan tujuan ke salah satu hotel yang menjadi tempat menginap Juna selama berada di Jepang.
”Jika memang kisah ku harus berakhir disini, aku berharap lukanya akan mudah di sembuhkan." Jasmine bergumam lirih sembari masuk ke dalam taksi.
Kalau sudah seperti ini, Jasmine terlihat pasrah dan ikhlas menerima kenyataan. Namun tidak ada seorang pun yang bisa menyelami seberapa besar luka yang ada dalam hatinya. Sebab Jasmine yang paling tau akan perasaannya pada Juna. Dia pula yang menjalani 7 tahun hidupnya untuk mencintai Juna.
Jasmine memasuki gedung hotel dengan pakaian serba tertutup dan memakai masker. Untuk berjaga-jaga agar Juna tidak mengenalinya jika tanpa sengaja berpapasan. Jasmine sengaja memilih hotel yang sama dengan Juna agar lebih mudah memantau pergerakan Juna.
Setelah mendapatkan kunci kamar, Jasmine segera menuju ke lift untuk pergi ke kamarnya. Jasmine memesan kamar yang hanya berjarak 3 pintu dari kamar Juna. Tidak sulit bagi Jasmine untuk mencari tau dimana kamar Juna. Sebab hotel yang Jasmine datangi pernah bekerjasama dengan perusahaan milik Papanya. Secara langsung Jasmine meminta tolong pada manager hotel, dia menanyakan dikamar berapa Juna menginap.
...******...
Sementara itu, Juna baru saja kembali ke kamar hotel sekitar 20 menit yang lalu. Dia hampir seharian menjaga putranya di rumah sakit dan baru pergi dari sana setelah Vierra datang. Ibu dari anaknya itu baru pulang bekerja. Kebetulan hari ini pekerjaan Vierra tidak bisa di tinggal, jadi Juna yang menunggu Joshua sejak pagi tadi. Karna malas berinteraksi terlalu lama dengan Vierra, Juna memilih pulang.
Juna lantas duduk di sofa dengan menyenderkan punggungnya. Dia merogoh ponsel dari saku celana dan langsung melakukan sambungan telfon dengan Jasmine. Tidak berselang lama setelah panggilannya terhubung, Juna bisa mendengar suara lirih Jasmine yang menyapanya di seberang sana.
Wajah Juna yang semula tampak kelelahan dan kusut, kini tampak di hiasi senyum tipis.
"Sayang, sudah pulang.?" Tanya Juna antusias. Di Jepang sudah pukul 7 malam, artinya di Indonesia baru pukul 5 sore. Di jam itu, Jasmine biasanya memang sudah pulang dari perusahaan. Shaka tidak tau saja kalau istrinya berada di negara yang sama dan satu hotel dengannya.
"Aku baru sampai di rumah." Jawab Jasmine. Dia tidak khawatir ketahuan sebab, mama mertuanya masih menginap di rumah Jihan. Sedangkan pekerja rumah sengaja di liburkan oleh Jasmine sampai dia kembali lagi ke Jakarta.
"Mas Juna sedang apa.?" Nada bicara Jasmine jelas seperti sedang menginterogasi, tapi Juna tidak menyadari hal itu.
"Sama seperti kamu, aku baru sampai di hotel." Juna beranjak ke arah balkon kamar.
"Sayang,,," Panggilnya dengan suara yang terdengar dalam.
Di tempatnya, Jasmine sedikit heran dengan panggilan Juna yang terdengar beda dari sebelumnya.
"Ya.?" Jasmine menyahuti setelah beberapa saat saling terdiam. Jasmine tadi menunggu Juna mengatakan sesuatu setelah memanggilnya, sebab suaminya itu seperti akan bicara lagi.
"Aku sudah tidak sabar kembali ke rumah dan bertemu denganmu. Ada yang ingin aku bicarakan." Suara Juna kian pelan dan nyaris tidak didengar oleh Jasmine.
"Kita bahkan sedang menelfon, bicara saja kalau memang ada yang ingin Mas Juna bicarakan." Sahut Jasmine cepat. Dia menjadi sangat penasaran dengan apa yang akan dibicarakan Juna padanya. Jasmine sampai berfikir hal itu berkaitan dengan masa lalu Juna. Sebab Juna seperti berat saat berkata ingin berbicara dengannya.
"Nanti saja kalau aku sudah kembali. Lebih baik bicara langsung." Sahutnya.
Jasmine tidak memaksa, dia takut membuat Juna curiga padanya.
"Baiklah kalau begitu, aku harus mandi dulu. Mas Juna jangan lupa makan malam.".
Jasmine buru-buru pamit untuk menutup telfonnya.
Dia dalam gedung yang sama, keduanya tampak merenung dan bergulat dengan pikirannya masing-masing. Juna memilih balkon kamar untuk menyegarkan pikirannya. Sementara itu, Jasmine berbaring di atas ranjang dengan tatapan menerawang ke langit-langit kamar.
Seandainya Juna bisa berkata jujur sejak awal, mungkin saat ini keduanya tidak akan hanyut dan larut dalam ketakutan dan kekecewaan.
Jasmine juga memilih bungkam karna ingin melihat sampai sejauh mana Juna akan terus membohonginya.
...******...
Jasmine bangun lebih awal dan pukul 7 dia sudah rapi. Kini Jasmine sudah berada di luar kamar hotel, dia sedang berdiri di balik dinding lift untuk bersembunyi dari Juna karna ingin memantau kemana pria itu akan pergi pagi ini. Meski Jasmine tidak tau suaminya akan keluar kamar atau tidak.
Dia memilih menunggu di lantai paling bawah supaya bisa mengikuti Juna jika suaminya itu keluar dari hotel.
Di luar hotel, Jasmine sudah di tunggu oleh Violet. Istri dari David itu yang akan membantu Jasmine mengikuti Juna selama berada di Jepang.
Jasmine terkesiap ketika melihat Juna keluar dari pintu lift. Sambil membuntuti Juna diam-diam, Jasmine mengirimkan pesan pada Violet agar bersiap.
Di depan gedung hotel, Juna menghampiri taksi dan langsung masuk ke dalam. Jasmine reflek berlari ke arah mobil Violet dan segera masuk.
"Kak, ikuti mobil itu. Mas Juna ada di dalam." Serunya seraya menunjuk taksi yang baru saja melewati mobil Violet.
Violet cukup sigap, dia sudah menyalakan mesin mobilnya sejak tadi. Jadi begitu taksi yang di tumpangi Juna melaju, Violet bisa mengejarnya.
Jalanan di Jepang cukup lenggang, taksi itu melaju dengan kecepatan sedang. Jadi Violet tidak takut kehilangan jejak. Dia lantas melirik Jasmine yang terlihat kacau.
"Jasmine, apa kamu baik-baik saja.?" Violet menatap iba dan khawatir. Dia tidak melihat Jasmine yang ceria seperti 5 bulan yang lalu saat menghadiri pernikahannya. Jasmine terlihat tidak fokus dan sorot matanya menyimpan banyak luka.
"Kak, bagaimana bisa aku baik-baik saja setelah mengetahui Mas Juna memiliki anak dari wanita lain. Membayangkannya saja sudah membuatku ingin lari dari dunia ini." Sahut Jasmine di iringi senyum miris. Bahkan dia sendiri merasa kasihan dengan nasibnya.
"Kita lihat dulu interaksi Juna dengan wanita itu. Kalau memang keduanya terlihat memiliki hubungan selain yang berkaitan dengan masalah anak mereka, kamu berhak mengambil sikap tegas." Ujar Violet.
Jasmine mengangguk paham. Dia sudah memikirkan hal itu sejak mengetahui Juna membohonginya.
laki plin plan, bilang ga cinta, tapi masih perhatian
laki gila lu
alasan gugat jelas, kebohongan dlm pernikahan ttg seorg anak...
buang aja laki model juna gt
klo perempuan lama2 bs cinta
klo lelaki dr yg cinta lama2 bs jenuh
apalagi klo dr awal ga cinta...
q penasaran sama kisah Jeny dan Joshua
ternyata si viera selalu komunikasi sama mamah Dewi dulu menghindar dr Juna sekarang mau Deket LG