18+ 🔥
"Pa, ini tidak seperti yang papa bayangkan, please percaya pada Ando pa."
"Nikahi gadis itu, atau papa tarik semua fasilitas yang papa berikan padamu selama ini."
.............
"Ma Pa, sungguh ini salah paham Nada dan Anak itu tidak melakukan apapun".
"Cukup, diam dan turuti perintah Papa, sebelum nama baik keluarga kita tercoreng."
Cerita ini mengisahkan seorang mahasiswi dan pelajar sma yang terjebak pernikahan karena sebuah kesalah pahaman yang tidak disengaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mawarjingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kado dari mama Indri
Ando meletakkan asal, kado pemberian dari mamanya.
"Kado dari siapa?"
Ando menggidikan bahu acuh, "Buka aja!"
Merogoh Benda pipih dari dalam saku celananya, duduk dengan kaki terangkat sebelah diatas sofa, tangannya mulai bergerak memainkan benda tersebut.
Nada yang penasaran, perlahan tangannya terulur meraih kado itu, lalu membukanya.
"Ando?"
"Hmmm."
"Kamu nggak penasaran sama isinya?" Tanya Nada, saat ia sudah membuka keseluruhan pelindung kadonya dengan susah payah, karena dibungkus dengan sedemikian rupa dan berlipat-lipat.
"Nggak!" ucapnya acuh dengan tangan yang masih bergerak lincah memainkan game kesukaannya.
"Ihs, kebiasaan deh kamu tuh!" beranjak dari duduknya untuk menghampiri Ando.
"lihat deh, ini beneran sketsa rumah nggak sih?"
Nada menunjukan selembar kertas putih ditangannya.
Ando menghentukan aktifitasnya, mendongak, dengan kening berkerut.
"Dan disini ada dua buah kunci." menunjukan kotak hitam kecil tepat didepan wajah Ando. "Kunci rumah dan mobil iya nggak sih?" lanjut Nada.
Ando terdiam dengan wajah syok dan bingung.
"Ini hadiah dari mama kamu, aku serahin ke kamu aja ya," Nada meninggalkan Ando yang masih terlihat bingung dengan kejutan yang diberikan oleh Mamanya.
Dengan sedikit ogah-ogahan Tangannya bergerak membuka isi kotak hitam kecil yang diberikan Nada tadi.
Saat tangannya hendak menarik salah satu kunci didalam kotak tersebut, matanya menangkap satu lipatan kertas yang terselip ditengah-tengah kunci.
Teruntuk putra mama tersayang.
Alby orlando arsenio, begitulah nama lengkapmu, yang mama berikan saat usiamu genap 7hari.
nama yang menurut mama paling indah, yang terpadu dengan ketampananmu yang rupawan.
kamu adalah anugerah terindah yang Allah kasih untuk mama, juga obat dari segala rasa sakit mama selama ini.
sesuatu yang sangat berharga milik mama, yang tak lagi dapat tersentuh.
mama tahu pasti nak, betapa kamu sangat membenci mama, bahkan mungkin jika mama memberikanmu seisisi duniapun kesalahan mama sama sekali tidak terbayar.
mama tahu itu!
*Adakah kata maaf untuk mama nak,? mama akan selalu menunggu sampai waktu itu tiba, dimana mama dapat menyentuh dan memeluk kamu lagi seperti dulu.
selamat menempuh hidup baru sayang, semoga sakinah mawaddah warohmah, dan semoga keluarga kecilmu dipenuhi dengan kebahagiaan.
bahagia selalu anakku*.
Mama.
Setetes air mata jatuh diatas kertas yang berada digenggamannya, hatinya sesak, ingin memeluk sosok yang bertahun-tahun tak dapat lagi disentuhnya.
Sejujurnya ia tidak pernah membenci mamanya, tapi rasa kecewanya yang besar membuatnya enggan untuk memberi ruang kosong untuk sang mama.
Ando meremas kertas tersebut, melemparnya ketempat sampah, mengusap kasar air matanya dengan punggung tangannya, beranjak dari duduknya lalu membuka pintu.
.....
"Eh, kok kamu lucu gitu sih warnanya?" Nada tergelak sendiri melihat salah satu kelinci berwarna putih dengan bulatan hitam melingkari kedua matanya, seperti memakai kaca mata.
"Makan yang banyak, biar cepet gede kalian!" mengulurkan wortel dan kangkung ditangannya.
"Hati-hati Non, ntar tangannya di gigit,!" ujar mang daman, tukang kebun dirumah papa Jordy yang hendak mengambil selang.
"Eh si mamang ngagetin!"
"Hehe, maaf deh non, mamang mau ngambil selang noh, disono!" tunjuknya kearah garasi.
"Ih mamang, nggak nanya!" ucapnya sembari tersenyum geli, yang disambut gelak tawa oleh mang daman.
"Kan mamang ngasih tau Non.!" ucapnya dengan kekehan.
"Si mamang bisa aja,!"
"Ya udah, mamang tinggal ya non,"
"Iya mang,!"
Setelah memberi makan kelinci, Nada mencuci tangannya dengan air keran yang tidak jauh dari kandang kelinci tersebut.
Ia berjalan menyusuri kolam ikan kesukaannya selama disini, lalu setelahnya memutuskan untuk duduk ditaman bunga yang terletak disamping rumah.
Ia tiba-tiba teringat kembali dengan kado yang diberikan mama mertuanya, Namun bukan hadiahnya yang ia khawatirkan melainkan sebuah surat yang terselip diantara dua kunci yang tidak sengaja dilihatnya.
Ia sengaja menyerahkannya pada Ando lalu meninggalkannya seorang diri dikamar, karena ia sengaja ingin memberi ruang untuk Ando agar lebih memaknai isi surat tersebut.