NovelToon NovelToon
Takdir Sang Penakluk Hati

Takdir Sang Penakluk Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:664
Nilai: 5
Nama Author: Nocturne_Ink

Lin Chen hanyalah siswa biasa yang ingin hidup tenang di Akademi S-Kelas di Tiongkok. Namun, kedatangan Wei Zhiling, teman masa kecilnya yang cantik dan pewaris keluarga terkenal, membuat hidupnya kacau. Meskipun berusaha menghindar, Lin Chen malah menjadi pusat perhatian gadis-gadis berbakat di akademi. Bisakah ia menjalani kehidupan sekolah normal, atau takdirnya selalu membuatnya terjebak dalam situasi luar biasa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nocturne_Ink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 - Ikut Bergabung

Di kantin saat jam makan siang, ketika si babi dan Huang Meilin sedang saling menatap tajam, tiba-tiba terdengar teriakan keras dari arah belakangku.

“Oi, kau pasti bercanda!”

Aku menoleh dan melihat si Hidung Merah, siswa unggulan dari Klub Wushu hari itu, mencengkeram kerah seorang siswa berkacamata dan mengangkatnya ke udara. Wajah si kacamata tampak kesakitan, kedua kakinya menendang-nendang panik di udara. Di dadanya terpasang lencana perak.

“Apa-apaan duduk di sana dengan sombong begitu? Hah? Kau kan lencana perak!”

“A-Aku minta maaf, aku tidak sadar.”

“Jangan kasih alasan murahan! Aku tadi lewat di depanmu cari tempat duduk, tapi kau malah sengaja mengabaikanku, dasar brengsek!”

Kemarahan Hidung Merah tak tertahankan. Dengan kekuatan besarnya, ia semakin menekan leher si Kacamata. Wajah korban berubah dari merah menjadi pucat.

Tak ada satu pun siswa di sekitar yang berusaha menghentikannya.

Siswa berlencana emas hanya menyeringai, sementara yang berlencana perak menonton dengan wajah takut-takut.

Aku menoleh ke arah si babi.

“Oi, staf OSIS.”

“Lin Chen. Nggak perlu peluk ya ♥ Tapi kalau begini cukup?”

Ia menggenggam tanganku. Apa ini? Jabat tangan?

“Huh, bukannya seharusnya kau menghentikan itu? Itu perkelahian.”

Ia mendengus pelan.

“Yah, kekerasan memang tidak baik. Tapi apa boleh buat? Siswa perak tidak menghormati yang emas. Ibaratnya kayak orang di kereta yang nggak mau kasih tempat duduk buat orang tua.”

“Masalahnya, yang satu itu nggak kelihatan tua.”

Hidung Merah tinggi besar, hampir dua meter. Sebagai anggota klub wushu, aku malah ingin bilang agar dia latihan kaki dan pinggul saja.

“Itu cuma perumpamaan. Kau ini suka banget nyindir. Apa ini? ‘tsundere’ lagi?”

“Yang ada cuma benci, luar dalam.”

“Mou! Kenapa sih nggak bisa bilang, ‘Iya Zhiling, aku cinta kamu’? Jangan-jangan pengecut, atau malu ya? Haha, lucu banget kalau ternyata kamu jatuh cinta padaku.”

“…………”

Orang ini benar-benar tidak bisa diharapkan… aku harus bertindak cepat.

Tepat saat itu, terdengar suara tegas menggema.

“Berhenti!”

Semua mata serentak tertuju pada sosok gadis berambut perak yang muncul dari kerumunan, Ketua OSIS kami, Su Qingya.

Pipi porselennya yang putih tampak menegang menahan amarah. Ia melangkah cepat dan berdiri tepat di depan Hidung Merah.

“Lepaskan dia, Zhang Biao.”

“…….”

“Tidak dengar aku bilang lepaskan?”

Dengan enggan, Hidung Merah akhirnya melepaskan si Kacamata. Setelah memberikan sapu tangan, Ketua OSIS menatap tajam ke arahnya yang sedang batuk. Ia mendongak, karena tinggi pria itu dua kepala di atasnya, namun tatapannya tajam seperti pisau.

“Minta maaf padanya.”

“Hah? Kenapa aku harus?”

“Kau yang bersikap semena-mena. Jadi minta maaf.”

“Semena-mena?”

Hidung Merah menatap Ketua OSIS dengan bingung.

Ia benar-benar tidak merasa tindakannya salah. Dalam pikirannya: ‘Aku siswa emas, tentu aku pantas dapat tempat duduk.’

Dengan kata lain, dari sudut pandangnya, justru Ketua OSIS yang terlihat tidak masuk akal.

Kalau saja yang menegur bukan perempuan, mungkin dia sudah melawan. Tapi di hadapan wibawa dan otoritas sang Ketua, ia terdiam.

“Kenapa? Lidahmu tiba-tiba membeku?”

“………tsk………”

Dengan berat hati, Hidung Merah mulai menundukkan kepala, tapi si babi tiba-tiba menyela dengan suara melengking.

“Tidak perlu minta maaf, Hidung Merah!”

“W-Wei Zhiling! Hehehe…”

Hidung Merah langsung tersenyum genit. Namanya saja sudah Hidung Merah, kurasa lebih cocok kalau dipanggil Badut atau semacamnya.

“Kau nggak perlu minta maaf. Salahnya si Kacamata karena nggak ngasih tempat duduk!”

Dengan percaya diri yang sebesar dagu penuhnya, si babi membuat bahkan Ketua OSIS tampak muak. Babi vs. Kupu-Kupu. Pertarungan besar.

Sialnya, si babi kini menatap Ketua OSIS dengan tatapan penuh permusuhan.

Aku sudah mencurigai hal ini sejak rapat OSIS, mereka berdua sepertinya memang tidak akur.

“Jangan konyol. Kenapa dia harus memberikan tempat duduknya?”

“Tentu saja harus, Ketua Su.”

Babi itu mengeluarkan suara aneh seperti mengeong, meski jelas-jelas seekor babi.

“Sekolah adalah tempat belajar dan berkembang. Bukankah lebih baik kalau siswa emas bisa menikmati makan siang dengan tenang?”

“Kalau begitu, kenapa tidak makan di kelas saja daripada di kantin yang penuh sesak ini?”

“Eh, kejam sekali. Benar kan, Hidung Merah?”

Hidung Merah mengangguk semangat.

“Aku nggak bawa bekal hari ini!”

Jelas sekali ini cuma alasan egois. Dalam sekolah normal, siapa pun pasti langsung bilang “Jangan bego.” Tapi di Tiankai Academy, logika seperti ini justru diterima.

Wajah para siswa yang menonton sudah cukup menjelaskan segalanya.

Para siswa emas berdiri di pihak si babi, mengangguk setuju, sementara siswa perak hanya bisa menunduk canggung atau diam tak peduli. Bahkan si Kacamata, korban tadi malah berpaling dari Ketua OSIS yang baru saja menolongnya.

Emas lebih tinggi, perak lebih rendah.

Label itu memberi rasa percaya diri pada yang emas, dan mencabutnya dari yang perak.

“Haah, tak ada gunanya berdebat,” gumam Ketua Qingya sambil menggeleng, berdiri sendirian menentang aturan tak masuk akal ini.

Namun, suasana sudah berubah sejak babi itu muncul. Semua siswa tahu siapa yang sebenarnya berkuasa di sekolah ini —Wei Zhiling, sang “bos” sejati Tiankai Academy. Bahkan Ketua OSIS pun tidak kebal dari pengaruhnya.

Hidung Merah, yang tadi sempat gentar, kini malah menatap Ketua OSIS dari atas dengan pandangan cabul, matanya terpaku pada dada Ketua yang terangkat oleh seragam blusnya. Benar-benar binatang, dalam arti sesungguhnya.

Mei'er, yang sejak tadi memperhatikan dari dekat, berbisik pelan di telingaku.

“Lin Chen, kita kabur saja, ya. Bisa-bisa nanti kita ikut kena imbasnya.”

Dia benar. Kami ini tanpa lencana, status yang bahkan lebih rendah dari siswa perak. Di dasar hierarki sekolah, siapa tahu bentuk ketidakadilan apa yang bisa menimpa kami.

Tapi...

“Aku masih berutang budi pada Ketua OSIS karena sudah menolongku di ruang kosong waktu itu.”

Aku harus membalas kebaikannya.

“Meilin, kau pulang duluan.”

“Eh? Ehh? L-Lin Chen?”

Aku menepuk pundaknya pelan, sekalian menyingkirkan sisa duri ikan yang masih menempel di poninya.

Lalu aku melangkah maju, menuju api pertikaian yang semakin memanas.

[BERSAMBUNG]

1
🟡⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ 【≛PATRICK>⃟🌐】
Hati-hati kalo keseringan pake "—" di kira AI/Blackmoon//Pray/
𝓝𝓸𝓬𝓽𝓾𝓻𝓷𝓮 𝓘𝓷𝓴: Yups. Sering banget di ingetin begini. Memang lebih baik menggunakan tanda baca seperti (.) (,) (:) (;)
total 1 replies
🟡⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ 【≛PATRICK>⃟🌐】
Nak bikin novel juga, tapi mager banget pas nulis/Scream/
𝓝𝓸𝓬𝓽𝓾𝓻𝓷𝓮 𝓘𝓷𝓴: Penyakit itu mah klo mager 🙂‍↔️
total 5 replies
my story
betul tuh,harta mu harta ku,uang mu uang ku ibaratnya kan gitu
𝓝𝓸𝓬𝓽𝓾𝓻𝓷𝓮 𝓘𝓷𝓴: Salah dong kak. Kan mereka hanya sebatas teman masa kecil aja. Bukan pasangan juga mereka.
total 1 replies
my story
lah baru aja baca udah ada kata aku benci🤣🤣🤭
𝓝𝓸𝓬𝓽𝓾𝓻𝓷𝓮 𝓘𝓷𝓴: Aseekk, ada dua orang yang bilang begitu 🤣🤣
total 1 replies
𝗔𝗹𝘄𝗮𝘆𝘀 𝗬𝗼𝘂'𝗛 <𝟯
my kisah/Doge/
𝓝𝓸𝓬𝓽𝓾𝓻𝓷𝓮 𝓘𝓷𝓴: Sama-sama kak. Mari semangat 💪
total 9 replies
☕︎⃝❥ Anul (PPSRS)
mau dirundungkah?
𝓝𝓸𝓬𝓽𝓾𝓻𝓷𝓮 𝓘𝓷𝓴: Mencoba percaya diri uy
total 1 replies
☕︎⃝❥ Anul (PPSRS)
maksa kau dekkk😡
𝓝𝓸𝓬𝓽𝓾𝓻𝓷𝓮 𝓘𝓷𝓴: Namanya juga cewek 🤭
total 1 replies
☕︎⃝❥ Anul (PPSRS)
baru masuk dah saling benci ga tuh🗿
𝓝𝓸𝓬𝓽𝓾𝓻𝓷𝓮 𝓘𝓷𝓴: Tau mahkluk bernama cewek? Kalau tau pasti ngerti 👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!