NovelToon NovelToon
PENJINAK SANG AROGAN

PENJINAK SANG AROGAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Pernikahan rahasia / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Romansa / Nikah Kontrak
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: YuKa Fortuna

Kisah romantis seorang aktor yang arogan bersama sang asisten tomboynya.
Seringkali habiskan waktu bersama membuat keduanya saling menyembuhkan luka masa lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YuKa Fortuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 5. Nyaris Ketahuan

Hari kedua bekerja, Allen sudah mulai terbiasa dengan ritme padat. Ia bangun lebih pagi dari biasanya, menyiapkan agenda, mengecek ulang jadwal syuting, bahkan memastikan wardrobe artis besar itu tetap rapi. Namun, di balik kerapihan penampilannya sebagai Allen, Alleandra terus diliputi rasa was-was, takut ada detail kecil yang mengkhianati penyamarannya.

Pagi itu, Aldrich dijadwalkan melakukan pemotretan majalah mode ternama. Lokasinya di sebuah studio eksklusif, dengan dekorasi mewah dan kru yang sibuk mondar-mandir. Allen diminta mendampinginya sepanjang sesi.

“Allen, pastikan semua wardrobe dalam kondisi siap. Jangan sampai ada kerutan, jangan ada noda,” instruksi Manajer Liang.

“Baik, Ko,” jawab Allen singkat.

Ia bekerja cepat. Namun saat sedang menyiapkan setelan jas putih yang harus dikenakan Aldrich, tiba-tiba sang aktor muncul tanpa suara. Allen terlonjak kecil ketika menyadarinya.

“Tenang aja, aku gak akan gigit kamu kok,” ujar Aldrich dingin, meski ada senyum tipis di ujung bibirnya.

Allen buru-buru menunduk, menyembunyikan rona gugupnya. “Maaf, Tuan. Saya cuma gak dengar langkah Anda.”

"Gak usah kaku gitu, panggil aja 'Mas' kayak yang lainnya." Ucap Aldrich yang mungkin merasa canggung dengan sikap formal Allen.

Aldrich mengambil jas dari tangannya, lalu mulai mengenakannya. Namun, kerahnya tampak kurang rapi. Refleks, Allen maju, mengulurkan tangan untuk membenarkannya. Jarak mereka begitu dekat, hanya sehelai napas yang memisahkan.

Sorot mata tajam Aldrich langsung menancap ke wajah Allen.

“Kamu… wangi banget untuk ukuran seorang pria.”

Allen membeku. Jantungnya berdentum keras. Ia lupa tadi pagi, setelah mandi, ia memakai body lotion kesukaannya yang beraroma lembut bunga, sesuatu yang tentu saja terlalu feminin untuk citra Allen sebagai pria.

“Aku… cuma pakai sabun biasa kok, Mas,” jawabnya terbata.

Aldrich menyipitkan mata, memperhatikan wajah Allen lebih lama dari biasanya. Seolah sedang mencari sesuatu yang tak beres.

Momen itu makin genting ketika salah satu kru masuk terburu-buru sambil membawa kemeja cadangan. Ia tak sengaja menabrak Allen, dan tumpahan botol air mineral mengenai kemeja yang dipakainya.

Basah. Tipis. Membentuk siluet samar dari tubuh Alleandra yang sebenarnya.

Allen panik, buru-buru merapatkan jaketnya. Tapi Aldrich sudah melihat sekilas. Ada perubahan kecil di raut wajah sang aktor, entah itu kecurigaan, atau sekadar perasaan aneh yang belum bisa ia definisikan.

“Ganti bajumu. Jangan sampai kamu masuk angin,” perintah Aldrich, nada suaranya datar tapi tajam.

Allen menunduk dalam, lalu cepat-cepat keluar menuju ruang ganti. Tangannya gemetar ketika menutup pintu. Ia menatap bayangan dirinya di cermin, pakaian basah itu menempel erat pada lekuk tubuh perempuan yang selama ini ia sembunyikan.

“Hampir aja…” bisiknya. “Hampir aja terbongkar.”

Namun, dari balik pintu, suara Aldrich terdengar rendah, hampir seperti bicara pada dirinya sendiri, tapi cukup jelas membuat Allen merinding.

“Kayaknya ada yang gak beres nih. Sikapnya mencurigakan.”

.

Sesi pemotretan berjalan lancar setelah itu, namun tatapan Aldrich pada Allen tak lagi sama. Ada semacam intensitas baru, campuran rasa ingin tahu, curiga, sekaligus kagum yang ia sendiri mungkin tak pahami.

Bagi Allen, hari itu menjadi alarm paling keras, penyamaran ini tak boleh goyah sedikit pun. Karena sekali rahasia terbongkar, bukan hanya pekerjaan yang hilang, tapi seluruh pelarian hidupnya bisa berakhir di hadapan pria yang kini setiap hari berada di sisinya.

.

Malam itu, setelah jadwal panjang berakhir, Aldrich memilih beristirahat di sofa besar di rooftop kediamannya. Manajer Liang, yang oleh semua orang akrab dipanggil Koko Liang, duduk tak jauh dari sana sambil menyalakan sebatang rokok. Cahaya di rooftop terlihat remang, hanya cahaya lampu-lampu kecil yang menerangi. Sengaja dibuat demikian.

Allen ikut duduk di kursi seberang, mencoba menenangkan diri setelah seharian sibuk.

“Capek, ya?” Koko Liang tersenyum ramah sambil mengeluarkan sebungkus rokok. Ia lalu menyodorkannya ke arah Allen. “Ambil satu. Biar rileks, biasa cowok butuh begini.”

Allen terperangah sejenak. Ia tidak pernah merokok, bahkan sekadar menyentuh pun tidak pernah. Lebih dari itu, instingnya sebagai perempuan membuat ia ingin menolak dengan sopan, tapi kalimat yang keluar justru terdengar janggal.

“Oh, gak bisa, Koko. Rokok itu… jijik aku. Bau, bikin kotor, dan aku… aku bisa pusing seharian kalo menghirup asapnya.”

Nada suaranya meninggi, ekspresi wajahnya juga refleks meringis seperti seorang gadis yang sangat anti pada asap. Tangannya bahkan sempat menepis udara di depannya seolah ingin menjauh dari kepulan asap rokok.

Koko Liang terhenti. Alisnya terangkat, menatap Allen dengan bingung. “Lho, biasanya anak muda seumuran kamu kalo gak doyan ya paling cuma bilang ‘gak biasa’ atau ‘lagi gak mood’. Tapi kamu… reaksinya heboh banget sih.”

Allen buru-buru menegakkan punggungnya, mencoba mengubah nada. “Maksudku… aku memang gak terbiasa, Koko. Aku lebih suka… ehm… gaya hidup sehat. Ya, olahraga, minum jus, begitu-begitu.”

Koko Liang mengangguk pelan, masih menatapnya dengan sorot penasaran. “Hm… sehat ya. Bagus sih. Cuma cara kamu nolak tadi, kayak aneh aja. Kayak… bukan cowok banget.”

Allen membeku. Ia merasakan darahnya mengalir deras ke wajah, namun buru-buru menunduk, pura-pura merapikan jam tangannya. “Aky cuma jaga image, ko. Kalo bau rokok, Mas Aldrich mungkin juga bisa terganggu. Benar gak?”

Itu alasan yang aman dan memang cukup logis. Apalagi Aldrich memang bukan seorang perokok.

Namun, Aldrich yang sejak tadi duduk diam sambil membaca naskah, mendongak perlahan. Ia menatap Allen dari kejauhan dengan sorot tajam yang menusuk, membuat Allen merasa terjebak.

Sekilas, ada senyum samar di sudut bibir sang aktor. Bukan senyum ramah, lebih seperti seseorang yang baru saja menemukan petunjuk dari teka-teki. Mungkin.

Allen menahan napas. Ia tahu, reaksi berlebihan tadi bisa menjadi celah yang berbahaya.

.

Hari itu jadwal syuting berjalan di luar kota. Aldrich tampil prima di depan kamera, sementara Allen sibuk mengurus logistik kecil, menyiapkan naskah, memastikan wardrobe rapi, hingga mengecek jam makan.

Siang menjelang sore, suasana lokasi cukup panas. Kru dan pemain lain berlarian sibuk, hingga sebuah insiden kecil terjadi, salah satu kru tanpa sengaja tersandung kabel, mendorong Allen dari belakang.

Brak!

Allen terjatuh ke lantai, tubuhnya membentur cukup keras. Jaketnya tersingkap, memperlihatkan bagian dadanya yang selama ini berhasil ia sembunyikan dengan pakaian longgar. Memang hanya sekilas, tapi cukup membuat bentuk tubuhnya terlihat samar.

“Aduh!” Allen buru-buru menutup bagian itu dengan tangan dan merapikan jaketnya. Wajahnya memerah, panik luar biasa.

Beberapa kru hanya menganggap itu hal biasa. Tapi Koko Liang, yang kebetulan berdiri tidak jauh, menangkap momen itu dengan jelas. Tatapannya langsung berubah.

Ia mendekat cepat, mengulurkan tangan untuk membantu Allen berdiri, tapi sorot matanya penuh selidik.

“Kamu gak apa-apa, Allen?”

Allen memaksa tersenyum. “I-ya, aku baik-baik aja, Koko.”

Namun Liang tidak segera melepas tatapannya. Ia mengernyit, seolah sedang menghitung sesuatu dalam kepalanya.

“Barusan… aku lihat sesuatu. Kamu pakai binder atau semacamnya?”

Allen tersentak, darahnya serasa berhenti mengalir. “Binder? Maksud Koko?” Ia mencoba tertawa kaku. “Ah, bukan… itu cuma dalaman olahraga, biar nyaman kerja.” Memang sejak kejadian kemejanya ketumpahan air kemarin, Allaen lebih memproteksi dirinya dengan mengenakan binder agar bentuk tubuhnya lebih tersamarkan dan tidak menonjol.

Liang menyilangkan tangan, ekspresinya tidak puas. “Hmm… aneh. Ditambah lagi kemarin kamu nolak rokok dengan cara yang… jujur aja, lebih mirip reaksi cewek. Aku mulai kepikiran, Allen…”

Suasana jadi tegang. Kru lain masih sibuk, tapi di antara mereka berdua seakan tercipta ruang hampa.

Koko Liang mendekat sedikit, suara rendah tapi tegas.

“Kalo kamu memang pria, gak ada yang perlu ditutup-tutupi, kan? Tunjukkin KTP-mu. Biar aku lega.”

Allen merasakan tubuhnya gemetar hebat. KTP itu memang masih tertera nama aslinya, Alleandra, bukan Allen. Satu gerakan salah, dan penyamarannya akan runtuh seketika.

Jantungnya berdentum keras. Tangannya merogoh saku, tapi berhenti di tengah jalan. Keringat dingin mulai mengalir di pelipis.

Di kejauhan, Aldrich sudah selesai take, berjalan ke arah mereka. Aura kharismatiknya membuat semua kru menyingkir memberi jalan. Allen tahu, jika KTP itu benar-benar diminta di depan Aldrich, semuanya akan berakhir.

.

YuKa/ 021035

1
🌻sunshine🌻
ya salam tabrakan melulu deh Allen sama aldrick 😄 nanti bisa bisa jadi sosoran tak sengaja lagi 😄
aku traveling sama petrick deh ih ..masak cuma di gosok doang dah nyembur 🤣
Nana2 Aja: mungkin kurang perkasa, makanya baru nempel langsung nyembur😄😄😄
total 2 replies
Ria Adek
Terkadang yang namanya saudara itu nggak melulu saudara kandung.. Kita bisa menemukan sosok kakak atau adik justru pada orang lain.. Karena ketulusan seseorang itu tak memandang apa dan siapa.. Dan ketika kau menemukan ketulusan & perhatian dari seseorang, itu adalah sebagai bentuk rasa kasihnya terhadap mu..
Entah itu yang disebut cinta atau hanya simpati karena mereka menganggap mu seperti saudaranya sendiri..
Gitu loh Mas Aldrich.. 🤣🤣
Nana2 Aja: setuju, kadang kita malah lebih nyaman sm orang lain daripada saudara sendiri
total 4 replies
D.Nafis Union
sepertinya, 🤔 udah ketahuan tp masih kura² dalam perahu. 😅
Nana2 Aja: Pura-pura tidak tahu😄😄😄
total 3 replies
Ria Adek
Yeay.. Hadir kedua.. 💃🏻💃🏻💃🏻
Ria Adek: Aamiin.. 🤣
total 5 replies
Nana2 Aja
gemes banget aku kak Yuka
makin penasaran aku jadinya
apakah Aldrich sdh tahu kebenarannya?
tapi dia pura-pura saja
berlagak tidak mengetahuinya
geregetan banget aku dibuatnya
semoga segera tiba waktunya
Aldrich membongkar penyamaran Allea
pasti kutunggu momennya
love love kak Yuka ❤❤❤
Terima kasih up nya🥰🥰🥰
Nana2 Aja: sepertinya begitu mbkZil🤭🤭🤭
total 6 replies
Anti Noor
Gairah tertunda , ada pelampiasan di depan mata langsung disodorin , 😂
Nana2 Aja: gratis gratis kata Ayumi
total 2 replies
Anti Noor
Lebih baik Aldric juga mengetahuinya , tinggal bagaimana dia bersikap , karena menurutku Aldric juga sdh curiga debgan gerak gerik Allen
Ria Adek: Nahh.. Bener, sembunyiin terlalu lama ntar jika ketahuan dari orang lain kan bisa ngamuk² pula Aldrich nya.. Ngerasa dibohongi.. Dikira jantan ternyata wanita.. 😁
total 1 replies
Biancilla
aldric ada yg ganjel gak waktu pelukan sama Allen wkkwkwkkwkwkk
Biancilla
ya ampun Allen untung kamu gak punya penyakit jantung 🤣🤣🤣🤣🤣
Biancilla
ya ampun Allen jangan ceroboh dah kalau kayak gini terus penyamaranmu bakalan cepet terbongkar
Biancilla
aldric semakin mencurigai Allen dan Allen semakin berdebar2 deketan aldric wah bisa CPT terbongkar nih
Ria Adek
Astaghfirullah..🤣🤣🤣🤣
Ria Adek: Iya Mbak.. Nggak habis fikri.. 🤣🤣
total 3 replies
D.Nafis Union
disana si mr. yg berpetualang, disini malah allen sendiri yg mimpi, sama huruf A kali yah, jgn² masih sodara jauh nih, Allen sm mr.AW, 😁vanaaaas 🔥🔥🔥🔥
Ria Adek: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 12 replies
Nana2 Aja
waduh Patrick dapat rejeki nomplok. dibolehin jamah n isep 🍼🍼🍼Ayumi. salahmu sendiri Mi Ayumi, nikah sama yg sdh bangkotan, gak bisa muasin kamu akhirnya Patrick yang muasin kamu.
tenang Len, awalnya hanya mimpi, tapi pelan tapi pasti akan jadi kenyataan
Nana2 Aja: sama mbk Leha. kesannya kek dijual murah banget. astaghfirullah🤭🤭🤭
total 9 replies
Biancilla
jantung Allen sudah seperti genderang kalau Deket aldric itu tandanya apa....apa Allen sudah jatuh cinta y xixixixi
Biancilla
Allen mulai terpesona dengan aldric nih😍😍😍
AzkiaRuby
Ahirnya..
Untung aja Koko baik hati, setidaknya beban Allen sedikit ringan. Kalopun Aldrich tau semoga reaksinya kaya Koko.

Mulai seru nih.. lanjut Mak 💪😍
YuKa Fortuna: Kalo langsung nerima 22nya ga seru dong teh🤭
total 1 replies
AzkiaRuby
Jantungnya pindah ke lambung 😄
Ratih Tyas
Weh Allen seperti dah mulai ada debar debar cinta 🎶🎧🎤
Ratih Tyas
Matanya Allen dah mulai nakal🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!