Ashella Zyla Aurora, gadis yang sangat suka membaca komik. Ia sangat suka membaca novel online atau komik, tapi yang paling Ashel suka adalah membaca komik karena ia bisa melihat langsung karakter tokoh yang sangat tampan dengan gambar yang di buat oleh sang penulis.
Namun sesuatu terjadi, ini sangat diluar akal sehat. Bagaimana bisa saat ia sedang membaca komik, ia malah masuk ke dalam komik tersebut. Dan yang paling parah ia memasuki tokoh antagonis yang sering membully, bahkan saat ia memasuki komik tersebut ia sedang membully seorang cowok culun yang memakai kacamata.
"Udahlah Sha, kasian tuh cowok culun udah babak belur."
"Lo ngomong sama gue? "
"Iya Aleesha."
"Aleesha? gue? " tunjuk Ashella pada dirinya sendiri.
"Ya lo lah, yang namanya Aleesha iris Zephyrine kan cuman lo."
Nama yang sangat familiar, Ashel sangat tahu siapa pemilik nama tersebut. Itu adalah nama antagonis perempuan di komik Charm Obsession.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Echaalov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 - Mulai lagi dari awal
Aleesha berjalan bersama Sheryn menuju kamar mereka masing-masing. Hari ini cukup melelahkan bagi Aleesha. Begitu banyak masalah di hari yang sama. Ia harus terbiasa dengan ini karena mungkin ini baru permulaan. Aleesha menghembuskan nafasnya lelah.
"Kenapa? " tanya Sheryn.
"Gakpapa cuman hari ini cukup berat karena begitu banyak masalah."
"Tapi lo hebat bisa melewati semua itu."
"Gak sehebat itu kali, gue cuman melakukan sebisa mungkin," Aleesha tersenyum.
"Sekarang lo harus istirahat, jangan pikirin apapun," saat ini mereka sudah sampai di depan pintu kamar masing-masing.
"Iya selamat malam, Sheryn."
"Selamat malam juga, Aleesha."
Mereka pun masuk ke kamar masing-masing. Melihat kasur langsung saja Aleesha membaringkan tubuhnya.
"Emang paling nyaman itu tiduran," Aleesha senang. Ia bahkan sampai guling-guling karena nyaman. Namun kegiatannya berhenti ketika ada sebuah tulisan di cermin.
Aleesha beranjak dari tempat tidurnya mendekati cermin. Di sana ada sebuah tulisan yang bertinta merah. Membuat Aleesha merinding, ini seperti yang selalu ada di film horor.
Aleesha membaca tulisan itu, seketika tubuhnya mematung.
Tulisan yang berada di cermin itu adalah:
"Cukup untuk bermain-mainnya mulai sekarang alur cerita akan sama dengan komik, kamu harus merubah tokoh Aleesha meski alur cerita tetap berjalan sesuai alur, jika kamu bisa merubah takdirnya agar tidak meninggal dengan cara yang mengenaskan kamu akan kembali ke dunia nyata, tapi jika gagal atau kamu jatuh cinta kepada salah satu tokoh pemeran pria di komik ini, kamu tidak akan bisa kembali ke dunia nyata dan terjebak disini selamanya dengan alur yang sudah di tentukan yaitu meninggal dengan cara yang mengenaskan."
Setelah Aleesha membaca semua tulisan itu, seperti sihir tiba-tiba saja tulisan itu sudah tidak ada. Seakan-akan kejadian yang barusan hanya imajinasi Aleesha.
Aleesha berjalan menuju meja belajarnya, ia mengambil kertas dan pulpen untuk menulis tulisan yang berada di cermin tadi. Untung saja daya ingat Aleesha cukup baik, jadi ia masih mengingat tulisan tadi.
"Inti dari tulisan barusan adalah gue harus ubah takdir Aleesha agar tidak meninggal dengan cara yang mengenaskan, itu artinya rencana gue menjadi orang baik pilihan yang tepat."
"Dengan gue menjadi orang baik dan tidak ada orang lagi yang punya dendam sama gue, gue bisa melewati ini semua. Tapi hal yang sulit adalah tidak jatuh cinta dengan tokoh pemeran pria yang ada di sini," Aleesha kesal memikirkan hal itu.
"Padahal gue udah berencana mau membuat harem yang berisi kumpulan cowok tampan, tapi rencana gue yang itu tidak bisa gue lakuin. Gue paling gak tahan liat cowok tampan tapi untuk saat ini gue harus bisa menahan sikap cegil gue kalau ada cowok tampan."
Aleesha sedih memikirkan hal itu tapi Aleesha berfikir lagi."Eh tapi kan yang tulisan itu maksud gue gak boleh jatuh cinta, jadi kalau sebatas kagum boleh kali ya."
"Gue harus membuat batasan, jika gue mulai menyukai cowok itu, gue harus menjauh agar perasaan itu hilang, kalau menjauh membuat dia curiga gue harus tegasin bahwa gue gak suka sama dia. Rencana yang bagus dengan begini gue gak akan jatuh cinta."
Memikirkan banyak hal tanpa sadar membuat Aleesha terlelap, mungkin karena lelah menjalani harinya apalagi dengan tulisan yang barusan membuat pikirannya jadi kacau.
******
Untung saja hari ini Aleesha tidak bangun kesiangan, sekarang ia sudah siap dengan seragam yang rapi melekat di tubuhnya. Seragam ini emang sedikit ketat tapi tidak sampai membuat Aleesha tidak nyaman. Untung saja seragam Aleesha masih normal tidak berlebihan sampai harus mengetat sampai memperlihatkan lekuk tubuhnya.
Aleesha menatap wajahnya yang berada di cermin. Ia memakai bedak dan lipbalm agar bibirnya tidak kering. Aleesha menatap cermin terlintas kejadian kemarin dimana cermin itu terdapat tulisan.
"Mungkin hari ini akan menjadi hari yang melelahkan, tapi gue harus semangat agar bisa menjalani hari ini meski banyak masalah sedang menanti gue di depan sana, semangat Aleesha," ia mengepalkan tangannya ke atas.
Ia pun memakai tasnya lalu berjalan menuju pintu, ketika ia membuka pintu sudah ada Sheryn yang sedang berdiri di depannya.
"Tumben udah bangun," Sheryn menatap heran Aleesha yang sudah bangun.
"Tunggu.." Sheryn menatap Aleesha dari atas sampai bawah lalu ke atas lagi. Penampilan Aleesha terlihat seperti bukan dirinya. Liat saja cewek yang biasanya memakai make up kini terlihat natural. Lalu seragam yang biasanya di pakai berantakan kini terlihat sangat rapi seperti murid teladan. Cewek yang biasanya berpenampilan badgirl kini jadi goodgirl.
"Ada apa? " tanya Aleesha heran melihat sikap Sheryn.
"Sejak kapan Lo gak pakai make up," ejek Sheryn.
Aleesha semakin mengapa heran Sheryn."Dari beberapa hari yang lalu, kenapa lo kayak pertama kali liat gue gini? "
"Ngaco lo, kemarin lo masih pakai make up tuh."
"Enggak Sher, gue kan udah gak pakai make up beberapa hari yang lalu."
"Masih pagi lo udah ngelantur aja, ayo ke sekolah," ajak Sheryn tapi sebelum itu Aleesha memegang tangannya. Ia harus memastikan sesuatu.
"Sher, lo masih ingatkan gue pengen jadi orang baik dan gak ngebully lagi," tanya Aleesha menatap Sheryn semoga saja sesuatu yang terlintas di benaknya tidak benar.
"Seorang Aleesha iris Zephyrine gak ngebully lagi terus jadi orang baik? Lo lagi bercanda ya? " Sheryn tertawa mendengar hal yang tidak mungkin di lakukan oleh sahabatnya ini.
"Gue serius Sheryn."
"Sha lo ngelantur banget daritadi, lo gak lagi kemasukkan arwah penasaran kan? " Sheryn menatap curiga Aleesha.
"Gak mungkin lah tapi emang benar sih gue kan masuk ke tubuh Aleesha itu artinya kemasukkan arwah juga gak ya? " ucapan terakhir Aleesha sebutkan dalam hati.
"Terus kenapa lo jadi berubah gini terus bicara hal yang gak masuk akal."
"Gue gak main-main Sheryn, gue akan berubah jadi orang baik liat aja nanti."
"Iya-iya gue percaya lo jadi orang baik," meski mengucapkan itu Aleesha tahu bahwa Sheryn menganggap ucapannya hanya main-main. Terlihat dari wajahnya yang tidak percaya dengan ucapan Aleesha.
"Ayo ke sekolah kita gak boleh kesiangan," ajak Aleesha.
Mereka pun berjalan menuju ke sekolah. Sepanjang perjalanan Sheryn berbicara dan ditanggapi oleh Aleesha. Mereka terus berbincang sampai tidak sadar sudah berdiri di depan gerbang sekolah. Di sana terlihat seorang pemuda yang bersurai pirang dan memakai jas OSIS menatapnya penuh kebencian. Ia berjalan mendekati Aleesha yang hari ini terlihat berbeda.
"Seragam rapi dan tidak memakai make up, apakah ini cara baru narik perhatian gue? " senyum miring terlihat di wajah tampannya.
Ternyata dugaan gue benar, saat ini posisi gue kembali ke awal masuk komik ini, dimana semua orang sangat membenci Aleesha, Sial gue harus mulai lagi dari awal
