NovelToon NovelToon
TITIK LELAHKU

TITIK LELAHKU

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: mikhayla92

andaikata takdir bisa kupilih, aku akan menulis takdirku sendiri.

pernikahan yang aku anggap awal dari semua kebahagiaanku, ternyata awal dari deritaku.

mampukah nadira bertahan atau berhenti dititik lelahnya. setelah dia mengetahui ternyata sang suami "davin pratama" yang sangat dicintai ternyata telah memiliki istri, dan kebenaran yang buat nadira hancur, sehancurnya, ternyata disini dialah orang ketiga nya.

ikuti kisah nya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mikhayla92, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

menyerah

Saat sampai dirumah, aku berlari langsung menuju kamar utama kami yang berada dilantai dua, entah kenapa sedari tadi perasaanku tidak enak. Semoga saja apa yang aku fikirkan sejak tadi tidak terjadi.

kosong ... saat aku membuka pintu kamar. Aku berlari kearah kamar mandi, ternyata nadira juga tidak ada disana. Aku mulai cemas takut Nadira benar-benar pergi meninggalkanku.

Aku langsung berjalan kearah lemari pakaian, untung saja pakaian Nadira masih utuh disana, aku sedikit lega sekarang.

Saat aku ingin keluar dari kamar untuk mencari keberadaan Nadira, aku melihat pintu balkon kamar sedikit terbuka.

Aku melangkahkan kakiku menuju balkon mungkin Nadira berada disana.

Lama aku memandangi punggung istriku, rambut panjangnya dia biarkan tergerai tertiup angin malam. entah apa yang sedang ia fikirkan sekarang.

Aku mendekat kearah Nadira lalu memeluknya dari arah belakang.

"Sedang apa?"

"Angin malam tidak baik untuk kesehatan."

Lama aku membiarkan mas davin memelukku dari arah belakang. Dekapan yang selalu aku rindukan, aku membalikan tubuhku menghadap kearah mas davin.

Menatap kedalam manik mata suamiku.

"Mas ... mari kita akhiri saja hubungan ini!"

"Kenapa kamu bicara seperti itu nad?"

"Mas tidak suka kamu ngomong seperti itu." Aku meraup kedua pipi Nadira, menatap kemanik mata istriku mencari kebenaran disana.

"Aku lelah mas ... Aku benar-benar lelah."

"Jika harus ada yang mundur dari hubungan ini, akulah orangnya mas karena akulah orang ketiga didalam rumah tangga kalian."

Akhirnya pertahanan yang selama ini aku tahan runtuh juga, dulu aku berjanji tidak akan pernah menangis dihadapan suamiku, tapi hari ini aku sudah tidak sanggup lagi menahannya, aku sudah berada di titik lelahku.

Bulir bening berjatuhan dikedua pipiku, aku benar-benar tidak sanggup melanjutkan hubungan ini lagi.

"Ti-tidak Nad, jangan seperti ini."

Aku menghapus airmata istriku, bukan ini yang aku harapkan. aku terluka saat melihat airmata Nadira.

kuakui aku sangat egois, aku hanya mementing perasaanku saja, tidak pernah memikirkan perasaan Nadira saat dia mengetahui kebohonganku kala itu.

Aku terlalu terlena dengan cintaku tanpa peduli saat semuanya terbongkar ada hati yang tersakiti disini.

"kamu mau bikin mas gila Nad, kamu pasti tau sebesar apa cinta mas untukmu."

Aku tidak bisa kehilangan Nadira, dia adalah nyawa untukku.

"Kasihan anak-anakmu mas, mereka sangat membutuhkan kamu. apalagi anak pertamamu dia membutuhkan perhatian khusus darimu.

Aku membalikan tubuh ini membelakangi mas davin, menatap kosong kehalaman luas perkarangan rumah yang telah menjadi saksi cinta kami selama dua tahun ini.

"Maafkan mas sayang."

Aku menangis dipundak Nadira. kenapa jadi seperti ini seandainya jika dari awal aku menceraikan Vania hubunganku dengan Nadira pasti akan baik-baik saja.

"Mas akan mencari jalan keluarnya."

"Jalan keluar seperti apa mas? Dengan menceraikan mbak Vania?"

"Tapi bukan itu keinginanku mas."

"Aku tidak ingin kamu meninggalkan keluargamu."

"Mas jangan egois, kami sama-sama wanita jika aku diposisi mbak Vania aku juga akan berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan rumah tanggaku, ayah dari anak-anakku."

"Belajarlah membuka hatimu untuk mbak Vania."

"Tidak semudah itu Nadira, sebelas tahun aku hidup dengannya, perasaan itu tidak pernah hadir, apakah tidak cukup waktu selama itu menghadirkan rasa ketertarikan ku terhadap nya?"

"Kamu belum mengenal siapa sebenarnya Vania, dia tidak takut kehilanganku yang dia takutkan kehilangan kemewahan yang telah ia dapatkan sejak menikah denganku.

"Itu hanya pemikiran mas saja, darimana mas tau jika mbak Vania tidak takut kehilangan mas?"

Aku sangat yakin mbak Vania sangat mencintai mas Davin, walaupun dia menyukai uang tapi aku bisa melihat ada cinta yang tulus darinya untu mas Davin.

"Dan ituu tidak bisa mas jadikan alasan untuk menceraikan mbak Vania."

"wajar-wajar saja mas jika dia menikmati semua nya, uang mas tidak akan habis jika mbak Vania cuma sebatas menghamburkan uang mas untuk kebutuhan pribadi nya."

"Kecuali mbak vania ingin mengambil alih semua kekayaan mas, mungkin bisa mas menjadikan alasan itu untuk menceraikannya."

"Mas akan memberikan beberapa aset untuk Vania setelah kami bercerai. agr dia tidak kesusahaan."

"Dan untuk anak-anak mas janji akan bertanggung jawab untuk kehidupan mereka selanjutnya.

"Mas mohon Nad, pertimbangkan lagi. tarik ulang kata-katamu untuk mengakhiri hubungam kita."

"Sayang ... mas mohon." Aku semakin memperdalam pelukanku.

"Tidak mas ... walaupun mas bertanggung jawab untuk kehidupan anak-anak, waktu mas akan terbagi. sudah cukup dua tahun ini mas mengabaikan mereka. mas lebih sering menghabiskan waktu mas denganku sebelumnya. Jangan buat anak-anak kalian kehilangan sosok ayahnya".

Aku mengelus pelan perutku, padahal disini juga ada yang akan kehilangan sosok ayahnya saat ia lahir nanti. tapi aku tidak ingin menjadi Nadira yang egois, biarlah anak ini aku rawat sendiri, asalkan aku tidak menghancurkan keluarga kecil mereka.

Aku berbalik menghadap mas davin, memelukya sangat erat, menangis didekapannya. sangat lama posisi kami seperti ini mas davin juga tidak mengucapkan apa-apa kami larut dalam fikiran kami masing-masing.

Sebenarnya aku ingin meluapkan apa yang telah mengganjal dihati tapi aku tahan, aku hanya orang ketiga disini jika bukan aku yang mundur lalu siapa lagi.

hingga aku mengakhirinya sendiri. melepaskan pelukanku dari tubuh mas davin.

"Cobalah untuk mencintai mbak Vania mas?"

"Jika tidak bisa, setidaknya bertahanlah untuk anak-anakmu."

Aku berucap sebelum meninggalkan mas davin sendirian dibalkon kamar. Sekali lagi airmataku jatuh dan tidak bisa kuhentikan lalu membaringkan tubuh ini dikasur. Aku membiarkan air mata ini jatuh sebagai ungkapan jika hati ini benar-benar terluka.

Aku membiarkan Nadira pergi, mungkin dia butuh waktu untuk sendiri dan aku harap ini semua cuma emosi sesaat Nadira saja.

Aku masih berdiri sendiri dibalkon merutuki kebohonganku selama ini. Aku akan melakukan berbagai cara agar Nadira tetap disampingku

Dan aku akan tetap menceraikan Vania seperti yang aku ucapkan saat bersama Nadira aku akan memberikan beberapa asetku untuk Vania. Aku tidak akan merubah keputusanku untuk menceraikan Vania kali ini walaupun rafa masih dalam tahap pengobatan.

Entah berapa lama aku menyendiri dibalkon, saat aku masuk kekamar, kulihat Nadira sudah tertidur.

Aku mendekatinya duduk dipinggiran ranjang membelai rambut istriku, mengecup lamat keningnya, lalu menghapus jejak sisa air mata dipipinya. Sesakit inikah yang kamu rasakan sayang. maaf ... Maaf jika mas menyakitimu terlalu dalam. Bathinku.

Aku menghapus air mataku dengan kasar, takut tangisku akan membangunkan nadira.

nadira adalah sosok yang baik dan lembut, ia tidak bisa menyakiti orang lain, tapi karena keegoisanku, aku menjerat nya terlalu dalam mungkin saat ini ia berfikir telah melakukan kesalahan yang telah menyakiti orang lain, apalagi aku menjadikan nya sebagai istri kedua.

Pada kenyataan nya disini akulah yang bersalah, nadira tidak tahu apa-apa tentang semua ini. Aku lalu membaringkan tubuh ini disamping istriku membawanya kedalam pelukanku. Dan akhir nya aku juga ikut memejamkan mataku disamping Nadira.

saat aku terbangun ternyata Nadira sudah tidak ada lagi disamping, melihat jam diatas nakas ternyata sudah pukul delapan pagi. mungkin Nadira sudah berangkat kekantor.

Aku belum sempat bertemu dengan kenand, sebenarnya aputujuannya memeperkejakan istriku. apa ini hanya kebetulan saja atau ada yang di rencanakan oleh kenand.

Aku beranjak dari tempat tidur menuju kekamar mandi, aku telat kekantor apa mungkin Nadira masih marah hingga ia tidak membangunkan aku.

aku melihat setelan kantorku sudah tertata rapi diatas sofa kamar, saat keluar dari kamar mandi. Ternyata nadira masih mengurus keperluanku, aku mengulum senyum.

gegas berpakaian lalu berlari menuruni tangga berjalan keluar rumah menuju garasi tempat mobilku terparkir.

Saat akan membuka pintu mbok sri datang dengan sedikit berlari sambil memanggilku.

"ada apa ya mbok?"

Mbok sri menyodorkan sebuah kotak makan kearahku.

"Tadi non Nadira pesan, ini bekal untuk den davin katanya pasti den davin tidak sempat makan dirumah."

"Karena terburu-buru non Nadira menitipkan nya pada mbok." ujar mbok sri.

Aku menerima kotak makanan tersebut, aku tau itu hanya alasan Nadira. Pasti dia tidak ingin memberikan nya langsung kepadaku. aku lega ternyata Nadira masih peduli denganku seperti biasa.

"oh iya mbok, emang Nadira berangkat tadi jam berapa?"

"sekitar setengah jam yang lalu den."

"Ya sudah aku berangkat dulu mbok, makasih sudah diantarin bekal nya."

"iya den sama-sama."

Aku memasuki mobil dan melajukan kendaraan roda empat ini secara perlahan.

Sedangkan Nadira sangat disibukan dengan tumpukan perkerjaan. Sepertinya aku akan lembur lagi malam ini, bathinku.

Flashback ...

Saat terbangun tadi, entah sejak kapan mas Davin tidur disebelahku, aku menatap wajah lelah suamiku, dia tidak terusik sama sekali saat aku membelai wajahnya. dia pasti sama sepertiku sangat terluka, tapi cinta kami cinta terlarang tidak ada yang bisa dipertahankan lagi. Aku memeluk erat suamiku, membawa tubuh ini dalam dekapannya.

Mungkin nanti aku tidak bisa lagi merasakan dekapan hangat seperti ini lagi, dan Setelah cukup puas aku melepaskan pelukanku dan menatap wajah tampan suamiku sepuas-puasnya.

Wajah ini pasti sangat aku rindukan saat kami berpisah nanti. Aku mencium seluruh wajah suamiku.

******

"Pak satu jam lagi kita ada pertemuan dengan salah satu investor dari singapura di TEMARAM RESTO." Saat aku sampai di meja kerja pak Kenand.

"Semua berkas-berkasnya apakah sudah disiapkan?"

"sudah pak."

"Baiklah ... Kita berangkat sekarang saja, kita harus datang terlebih dahulu untuk menyambut kedatangannya, dia adalah tamu penting perusahaan kita."

Aku mengikuti pak Kenand dari belakang.

"Kenapa kamu berjalan dibelakangku Nadira?"

"Kamu ingin mengganti pekerjaanmu dari sekretaris menjadi bodyguardku." tukas pak Kenad.

Emang apa yang salah dengan posisi ini. Dalam sehari pasti ada saja yang dipermasalahkan olehnya.

Pak kenand menarik tanganku lalu mensejajarkan posisiku berjalan disampingnya.

Saat sampai dilobby utama, Sopir pribadi pak Kenand telah menunggu dan membukakan pintu, kami segera masuk.

tTidak ada percakapan antara kami, aku memilih menghadap keluar jendela.

Setengah jam perjalanan kami sampai di TEMARAM RESTO. Kami menuju ruangan yang telah dipesankan khusus untuk pertemuan ini.

Selang beberapa waktu pintu ruangan terbuka, kamipun berdiri menyambut kedatangan tamu yang sedari tadi kami tunggu.

"Selamat pagi pak sean." mereka berjabat tangan.

"Selamat pagi ... Apakah aku datang terlambat?"

"Tidak ... Kami juga baru sampai."

"Perkenalkan dia sekretarisku." pak kenand memperkenalkanku.

"Nadira." ucapku setelah mengulurkan tangan sebagai salam perkenalan kami. Ternyata pak sean ini masih muda mungkin cuma beda beberapa tahun dari usiaku.

"Senang berkenalan dengan anda." Ucap pak Sean.

aku hanya membalas dengan senyuman.

Saat berbincang mengenai tentang kerja sama, beberapa kali aku menangkap Sean sering mencuri pandang pada Nadira, pasti laki-laki ini tertarik dengan kecantikan Nadira, Bathin kenand. kenapa aku sangat terusik dengan tatapan itu.

"Buk Nadira bolehkah aku meminjam ponsel anda sebentar?" ujar sean.

"Baterai ponselku habis."

Sean mengatakan saat kami telah selesai membahas tentang kerjasama antar perusahaan.

Aku memutar bola mataku malas, basi banget alasannya.

Nadira mengeluarkan ponselnya. kenapa wanita ini sangat polos sekali dia tidak menyadarinya kah jika laki-laki ini sedang berusaha mendekatinya

aku yakin itu hanya alasan sean saja, pasti dia tengah mencari nomor ponsel Nadira, bathin kenand.

Setelah selesai sean mengmbalikan ponsel Nadira, aku masih terus menatap interaksi dua orang asing ini.

"Terimakasih buk Nadira."

"Oh ... Iya pak."

"Pak kenand saya permisi dulu, semoga kerjasama kita berjalan lancar. Lalu kami mengantarkan pak sean keluar dari restoran.

Setelah kepergian sean, aku menghadap kearah Nadira.

"Apakah kamu memang bodoh seperti ini?"

"Kenapa bapak bilang aku bodoh? maksud bapak apa?" Aku tidak terima dengan ucapan pak kenand.

"Sudahlah ... Tidak penting juga."

Aku melongoh mendengar perkataan bosku ini, dasar laki-laki aneh. Gerutuku.

"Kamu mau kembali kekantor naik taksi, mau berapa lama kamu berdiri disana. kamu fikir aku sopir pribadimu."

"Iya ... Maaf pak." aku masuk kedalam mobil yang pintunya sudah terbuka, lalu pak sopir menutupnya kembali.

Aku harus extra sabar menghadapi bos arogan seperti ini, bicara seenak jidatnya saja. Ingin sekali aku memukul kepalanya, mungkin otaknya bisa saja tergeser jadi tidak angkuh dan berubah penjadi pria yang baik hati. aku hanya bisa menertawakannya didalam hati.

"Jangan pernah berfikir untuk memukulku." Ucap pak kenand.

"aku terlonjak."

Apa dia cenayang, kenapa dia bisa tahu apa yang sedang aku fikirkan sekarang.

"Ma-mana ada aku berfikiran seperti itu."

"Aku bisa membaca jalan fikiranmu." Pak Kenand menjentikan jarinya dikeningku.

"Aw ... Aku memegang keningk

"Bapak apa-apaan sih, sakit tau."

"Makanya jangan pernah berfikiran macam-macam." Aku tersenyum sangat tipis, tidak ada yang menyadari itu. Ternyata asyik juga menjahili si Nadira ini.

Aku menghadap kearah jendela mobil, tidak akan selesai jika terus berdebat dengan bos aroganku ini.

Saat sampai dikantor, aku turun terlebih dahulu. tapi sebelum memasuki lobby kantor tiba-tiba kepalaku pusing, semuanya terasa berputar. Aku tidak bisa mengimbangi tubuhku lagi.

"Nadira ... ! Teriak pak kenand. Dia berlari kearahku sebelum tubuh ini tumbang tangan kokohnya menahan tubuhku.

Samar-samar aku melihat pak kenand berlari mengangkat tubuhku kearah mobil, setelah itu kesadaranku hilang.

entah kenapa aku sangat kasihan melihat Nadira, padahal kami saling mengenal baru-baru ini. ia terjerat dalam kehidupan Davin laki-laki egois yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Dan kini dia sangat terobsesi dengan wanita ini.

Aku memandang wajah pucat Nadira, apakah kamu mau lepas dari jeratan cinta Davin, aku akan dengan senang hati membantumu.

Mobil memasuki perkarangan rumah sakit, aku berlari membawa Nadira dalam gendonganku. Beberapa orang suster mendorong berangkar kearahku lalu meletakan Nadira diatasnya.

Aku sangat cemas menunggu saat dokter melakukan pemeriksaan, sebenarnya apa yang terjadi dengan Nadira, bukannya tadi dia baik-baik saja. apa dia kelelahan dengan perkerjaan yang aku berikan.

Sesaat kemudian pintu ruangan terbuka, suster medorong berangkar Nadira menuju ruang inap.

Dokter mengajakku keruangannya.

"Istri anda tidak boleh banyak fikiran dan kelelahan ya pak, itu bisa mempengaruhi tumbuh kembang janinnya.

"Apa ... Hamil dokter." Aku sedikit terkejut mendengar penuturan dokter.

"Benar ... apa bapak tidak mengetahuinya, seharusnya bapak lebih peka disini karena diawal-awal kehamilan kejadian seperti ini sering terjadi, apalagi wanita hamil tidak boleh tertekan dan kelelahan yang berlebihan seperti yang dialami istri bapak sekarang."

"Jadi sekarang bagaimana keadaannya dok?

"mungkin saat ini dia sudah sadar."

"Baiklah dokter, saya permisi dulu." dokter memberikan resep obat untuk Nadira sebelum aku keluar ruangan.

Aku meminta sopirku untuk menebus obat yang telah diberikan dokter tadi.

Saat sampai diruangan nadira.

Ceklek ...

ternyata Nadira sudah siuman aku berjalan kearahnya.

"Kamu sudah siuman?" Nadira mengangguk.

"Iya ... Dan terimakasih sudah membawaku kesini pak."

"Kamu masih jadi tanggung jawab kami saat dikantor." Ucap pak kenand.

"Dokter bilang kamu lagi hamil, dan kamu tidak boleh terlalu banyak fikiran. sepertinya kamu sangat kelelahan, Apa pekerjaan yang aku berikan untukmu terlalu berat?"

"Tidak pak ... pekerjaannya tidak terlalu berat, mungkin aku kurang beristirahat saja." Ujarku.

"apakah Davin tahu?" Aku mengerutkan keningku.

"Tentang kehamilanmu?" Ucap pak kenand.

Aku sampai melupakan ini, pak kenand sepertinya sangat mengenali mas davin dan aku takut dia mengatakan tentang kehamilanku pada suamiku.

"Pak ... apapun hubungan kalian aku mohon jangan beritahukan kehamilan ini pada suamiku."

"baiklah, kamu Beristirahatlah."

"Aku akan menunggu diluar, jika butuh sesuatu panggil saja."

aku hanya menganggukan kepalaku.

"oh iya pak ... Dimana tasku? aku butuh ponselku untuk menghubungi seseorang."

Aku sengaja tidak memberi tahu mama dan papa aku tidak ingin mereka khawatir. Aku hanya mengabari lisa sahabatku.

"Pak Kenand berjalan kearah loker yang ada diruangan ini, lalu mengambil tasku dari sana dan memberikannya padaku.

"terimakasih pak." Ucapku.

"baiklah ... Kalau aku keluar dulu."

"iya." Aku menatap punggung pak kenand sampai memghilang dibalik pintu, ternyata dia bisa baik juga, gumamku.

TITIK LELAHKU

BY : MIKHAYLA92

1
Siti Sofia
Luar biasa
Siti Masitah
ni critanya kepala di lepas ekornya di kekepin ...hadeeeh
Siti Masitah
nih ciri2 wanita gk tau diri..katak keluar dri tempurung..vania
Siti Masitah
namanya ganti jdi mira santika..
Siti Masitah
nih lki gk cinta sampe bisa punya ank 2..nafsunya setpis tisu kmar mandi
Siti Masitah
dasar kadal buntung..
Siti Masitah
gk cinta punya ank 2 sampe 11 thn pernikahannya...hadeeeh mokondo
Sri Widjiastuti
sama anak sendiri G dekat, gimana kamu bisa dicintai??
Tutik Nuryani
bahasa ny amburadul....
Patricia Suryana
Luar biasa
Maria Mebanua
partner thor
Maria Mebanua
toko ya thor .Tolong lebih teliti lagi
Maria Mebanua
aku bacanya kaporit 🤭🤭
Nabila Al Adibah
Luar biasa
Ai Diah
maap kak bukan nya di atas sudah menyebut sudah punya suami ya?🤔🤔
Melani Sunardi
Luar biasa
Nanik Rusmini
harusnya tu Vania instrospeksi diri. apa SDH benar kelakuannya dan sikapnya dalam menghadapi Davin. masak 11 th TDK bisa menaklukkan hati Davin ??? itu se bo**h² nya wanita yooo
Nanik Rusmini
iih percuma Vania, Nadira SDH jauh dari jangkauan mu, apa yg bisa kau perbuat dan yg melindungi Nadira lebih kuat dari Davin wlekkk
Nanik Rusmini
jahat juga ya ternyata Vania... hatinya tidak tulus. tapi gimn lagi SDH ada anak diantaranya
angel
Nadira kog lebay
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!