NovelToon NovelToon
Legenda Seorang Gus

Legenda Seorang Gus

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual
Popularitas:831
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Kisah kehidupan seorang Gus yang membawa obor kebenaran di medan gelap perjuangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Para Pejuang

Benar sebelum fajar.

Pol dan Gus dengan perahu lesung yang mereka dayung semalaman tiba di pulaunya para pejuang.

"Bangun kalian berdua",

"Sebentar lagi pagi",

"Kita sudah sampai",

Gus membangunkan Pir dan Fly yang tertidur pulas selama pelayaran mengarungi lautan.

Tupai yang terbangun lalu naik ke pundak Gus sebelah kiri.

"Kenapa pulau ini sepi sekali Gus?",

Gus mengulangi pertanyaan yang sama kepada kakaknya.

"Apakah ini pulau yang benar Pol?",

"Sepi sekali tidak ada orang",

"Kita harus mencari tahu sendiri",

Burung pipit yang baru terbangun terbang menclok di pundak Gus yang sebelah kanan.

"Aku akan mencari tahu",

Fly kembali terbang.

Pergi jauh untuk menemukan dimana penghuni pesisir pulau ini berada.

Di pantai pulau ini tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tidak ada perahu atau pun pemukiman.

Mungkin Pol dan Gus berlabuh di tepian yang salah.

Dua bersaudara menjelajah.

"Biarkan aku pergi sendiri",

Gus melepaskan tupai begitu mereka bertemu dengan banyak pepohonan.

"Jangan jauh-jauh Pir",

Pol dan Gus mulai mencium keanehan dengan tempat yang mereka datangi.

Pesisir ini seperti sengaja ditinggalkan.

Mereka berdua tiba di sebuah pemukiman. Banyak rumah di sana.

Tidak ada tanda-tanda kekerasan maupun pengerusakan.

Namun semua rumahnya dibiarkan kosong tidak ada orang.

"Pakailah ini Gus",

"Lihatlah sama seperti yang aku kenakan",

Selama ini bahkan setelah bertemu dan tinggal bersama Pol dan almarhumah ibunya di dalam hutan belantara.

Gus masih memakai pakaian dalam saja dan bertelanjang dada.

Pakaian dalam yang terlalu traditional yang dibuat sendiri oleh Gus dari daun-daun kering dan kulit pohon yang berserat.

Kebetulan di halaman salah satu rumah di pemukiman itu ada jemuran.

Ada beberapa pakaian yang pas untuk Gus.

"Pakailah ini supaya kalau bertemu orang nanti tidak ada yang kaget dengan penampilan kamu",

"Kamu harus menyesuaikan diri Gus",

Pol memilihkan untuk Gus.

Gus menurut. Meski mulanya kurang terbiasa dengan memakai baju dan celana yang sampai menutupi perut dan lutut.

Pol juga mengganti setelannya dengan yang ada di tali jemuran.

Setelah beberapa lama Fly burung pipit kembali kepada tuannya.

"Aku tahu dimana para manusia di pantai ini bersembunyi",

"Bersembunyi katamu?",

"Ya benar mereka sedang bersembunyi",

"Bagaimana kamu menemukan mereka Fly?",

"Aku bertanya kepada para burung yang tinggal di pulau ini",

"Baguslah kalau begitu",

"Bawa kami ke tempat itu",

"Ikuti aku Pol burung pipit tahu keberadaan orang-orang yang kita cari",

Fly membawa Gus dan Pol ke tempat yang lumayan jauh.

Markas para pejuang.

Mereka tinggal di dalam hutan yang tersembunyi.

Tidak banyak orang yang ada di tempat ini. Pol dan Gus bisa menghitungnya.

"Siapa kalian?",

"Darimana kalian berdua berasal?",

Kedatangan Pol dan Gus disadari oleh kelompok pasukan pejuang.

"Namaku Pol dan ini adikku Gus",

"Kami datang dari pulau seberang untuk ikut berjuang",

"Apakah kalian hanya berdua saja?",

"Ya kami hanya berdua saja",

"Orang tua kami dan para penduduk di tempat asal kami sudah meninggal",

"Bagaimana kalian bisa sampai di tempat persembunyian kami?",

"Kami mengikuti seekor burung pipit",

Jawaban Gus yang jujur dianggap terlalu poetic.

"Sudahlah selamat datang di markas para pejuang",

"Jumlah kami sudah tidak banyak lagi",

"Beberapa waktu yang lalu pemukiman kami di serbu tentara penjajah",

"Tapi kami berhasil kabur terlebih dahulu",

"Sebagian besar warga yang terdiri dari anak-anak, perempuan dan lansia kami kirim ke tempat pengungsian yang lebih aman",

"Yang berada di sini sekarang adalah para pejuang yang mau ikut berperang",

"Namaku Tekat",

"Mereka adalah orang-orang yang bertarung bersamaku",

"Kami semuanya berjumlah delapan orang termasuk denganku",

Pol mengajukan permohonan kepada pemimpin kelompok pejuang.

"Izinkan kami berdua ikut bergabung bersama pasukan kalian",

"Aku dan adikku akan sangat membantu",

"Kami mau disuruh apa saja demi berjuang di medan tempur",

"Jangan terburu-buru seperti itu",

"Aku suka semangat kalian",

"Tapi apakah kalian berdua sudah pernah ikut berperang sebelumnya?",

"Kami belum pernah",

"Kalau begitu kalian wajib berlatih terlebih dahulu sebelum menjadi seorang prajurit",

"Karena kami pun awalnya juga begitu",

"Sekarang makan dan tidurlah",

"Nanti malam kami harus bergerak",

"Kalian ikut bersama kami",

Markas kelompok pejuang benar-benar tersembunyi.

Ketika malam datang sama sekali tidak ada penerangan.

Beruntung Pol dan Gus sangat terbiasa.

Mau tidur dengan mata yang terpejam ataupun membuka mata lebar-lebar. Yang dilihat tetap sama.

Hitam dan gelap di dalam pedalaman hutan.

Sudah tengah malam

Seorang pejuang membangunkan dua anak remaja yang tengah tertidur.

Pol benar-benar tidur. Sementara Gus hanya pura-pura tidur bersama tupai yang telah kembali bersamanya.

"Bangun kalian berdua",

"Kita berangkat sekarang",

Pol dan Gus bangun lalu berdiri.

"Kami akan membawa kalian berdua ke tempat pelatihan militer terdekat",

"Di sana kalian bisa mendaftar untuk menjadi seorang prajurit perang",

"Berjalanlah diantara kami",

"Jangan membuat suara yang gaduh",

Kelompok pejuang yang dipimpin oleh Tekat membawa Pol dan Gus berjalan bersama mereka di tengah hutan yang dingin di malam hari.

Keluar dari hutan yang berada di wilayah tempat mereka tinggal.

Tempat tujuan yang akan mereka datangi adalah sebuah kamp pelatihan untuk menjadi prajurit sipil.

Tekat bersama pejuang yang lain membawa Pol dan Gus ke sana.

Tempat itu tidak akan terasa jauh bagi mereka yang sudah sering berkeliaran di dalam hutan. Seperti Tekat dan teman-temannya.

Begitu juga dengan Pol dan Gus yang sebelumnya memang hidup di hutan belantara.

Kenapa para pejuang itu memilih malam hari sebagai kawan mereka?

Karena bagi mereka melakukan perjalanan atau pun perlawanan di malam hari jauh lebih menguntungkan.

Kamp pelatihan prajurit sipil di dalam wilayah hutan yang lain

Tepat sebelum pagi. Rombongan Tekat sampai di kamp pelatihan yang khusus memberikan pelatihan kepada para warga sipil yang mau menjadi pejuang di medan perang.

Tekat disambut oleh Gagah. Gagah adalah pemimpin di kamp pelatihan para pejuang.

"Mau kemana kamu Tekat?",

"Kami mau bergabung dengan pasukan Pangeran",

"Lalu kenapa kamu kemari?",

"Ada dua dewasa yang datang kepada kami",

"Mereka mengaku dari pulau seberang",

"Mereka mau ikut bergabung menjadi pasukan pejuang",

"Untuk itulah aku membawa mereka kemari supaya mendapatkan pelatihan",

"Bagaimana menurut kamu kedua anak hutan itu?",

"Mental dan fisik mereka berdua kuat",

"Hanya perlu pembekalan teknis dan belajar menembak",

"Ada satu lagi Gagah",

"Anak yang bernama Gus itu sepertinya memiliki sebuah kelebihan",

"Terimakasih sudah membawa mereka berdua kepada kami Tekat",

"Kami akan menerima dan melatih mereka",

"Kebetulan juga sedang dibutuhkan banyak pelari yang kuat",

"Kalau begitu sudah cukup",

"Aku dan teman-temanku akan pergi untuk segera bergabung dengan pasukan Pangeran",

Tekat dan tujuh pejuang yang lain pergi meninggalkan kamp pelatihan Gagah.

Menitipkan Pol dan Gus di sana untuk berlatih terlebih dahulu sebelum menjadi seorang pejuang yang benar-benar bisa diandalkan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!