NovelToon NovelToon
Other Storyline Zero (Infinity Room)

Other Storyline Zero (Infinity Room)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Dunia Lain / Anime / Fantasi Isekai / Transmigrasi
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: trishaa

Ribuan tahun sebelum other storyline dimulai, ada satu pria yang terlalu ganteng untuk dunia ini- secara harfiah.

Rian Andromeda, pria dengan wajah bintang iklan skincare, percaya bahwa tidak ada makhluk di dunia ini yang bisa mengalahkan ketampanannya- kecuali dirinya di cermin.

Sayangnya, hidupnya yang penuh pujian diri sendiri harus berakhir tragis di usia 25 tahun... setelah wajahnya dihantam truk saat sedang selfie di zebra cross.

Tapi kematian bukanlah akhir, melainkan awal dari absurditas. Bukannya masuk neraka karena dosa narsis, atau surga karena wajahnya yang seperti malaikat, Rian malah terbangun di tempat aneh bernama "Infinity Room"—semacam ruang yang terhubung dengan multiverse.

Dengan modal Six Eyes (yang katanya dari anime favoritnya, Jujutsu Kaisen), Rian diberi tawaran gila: menjelajah dunia-dunia lain sebagai karakter overpowered yang... ya, tetap narsis.

Bersiaplah untuk kisah isekai yang tidak biasa- penuh kekuatan, cewek-cewek, dan monolog dalam cermin

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon trishaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Skip Boss Battle

Ketiganya terus menapaki tangga sempit dan curam di dalam Clock Tower.

Hingga akhirnya, mereka mencapai puncak. Dari ketinggian itu, terlihat sebuah jembatan tua yang membentang rapuh menuju bangunan lain dengan sebuah altar di dalamnya.

"Itu jalannya," kata Leon, menunjuk ke arah bangunan tersebut. "Ashley pasti dibawa ke sana."

Luis yang berdiri di sisi Rian tertawa kecil sambil menepuk bahunya. "Heh, aku masih nggak percaya kita bisa bertahan sejauh ini... tapi aku senang kau ikut bareng kami."

Rian hanya mengangguk pelan, senyumnya tenang, namun seolah-olah menyembunyikan sesuatu.

"Sir Tristan nggak pernah ninggalin rekan satu tim," ucap Rian penuh keyakinan. "Meski harus nyeret mereka dari pintu kematian sekalipun."

Sambil mengangkat pisau potong daging bak jenderal medan perang, Rian menunjuk ke arah jembatan dan berseru lantang:

"Ayo. Demi kehormatan, cinta… dan skincare sempurna. Kita selamatkan sang putri!"

Leon hanya bisa menarik napas panjang mendengar deklarasi dramatis itu. Mereka bertiga pun mulai melangkah maju: tiga ksatria modern tanpa zirah atau pedang suci, hanya bersenjatakan senapan, tekad, dan satu orang dengan pisau potong daging.

Leon hendak maju lebih dulu, tapi seseorang sudah melesat di depan.

Ia menghela napas lagi, lalu bergumam, "Orang itu terlalu bersemangat... Gimana dia bisa jadi agen khusus, ya? Tapi ya, dia emang luar biasa."

"Siapa yang tahu..." sahut Luis sambil mengangkat bahu acuh tak acuh.

Dengan itu, keduanya pun melangkah menapaki jembatan tua, menyusul Rian yang sudah duluan berlari di depan.

***

Bangunan altar menjulang sunyi di ujung jalur batu, terhubung langsung dengan dermaga tua di belakangnya. Langkah kaki Rian, Leon, dan Luis menggema di ruang besar berlangit tinggi, namun udara di dalamnya terasa pengap, seolah menyimpan kematian.

Mereka datang terlambat.

Di bawah sinar obor dan pancaran cahaya bulan yang masuk lewat celah atap, siluet Krauser terlihat menjauh, membawa Ashley yang tampak tak berdaya.

Tubuh Ashley digotong dengan kasar, dibawa ke arah pintu gerbang besar yang, yang pasti Six Eyes perkiraan mengarah ke dermaga sisi lain tempat ini.

Dan di atas podium batu, berdiri seorang pria pendek, mengenakan mantel bangsawan. Kulitnya pucat seperti lilin yang tak pernah menyentuh matahari.

Urat-urat ungu gelap menjalar di wajah dan lehernya, membentuk pola mengerikan seperti lukisan cacat yang tak selesai digambar.

Dia adalah Ramon Salazar.

“Akhirnya datang juga,” ucapnya, dengan suara cempreng yang memuakkan. Tatapannya menurun ke arah Leon. “Kau terlambat, Tuan Kennedy.” Suara ejekannya menusuk seperti paku di dinding batu.

Ramon menoleh dengan cepat ke Luis dan Rian, matanya menyipit. “Ah... bahkan tikus-tikus panggung ikut muncul. Sungguh, panggungku jadi lebih ramai.”

Luis mendesah keras, tangannya sudah menggenggam pistol dengan kuat, jari melayang di atas pelatuk. Wajahnya menunjukkan ekspresi jijik.

Leon berdiri tegap, diam. Tapi tatapannya dingin. Ia tak berniat mendengar satu patah kata lagi dari mulut itu.

Namun sebelum keduanya bisa mengangkat senjata, Rian bergerak.

Dalam satu lompatan cepat seperti angin yang mengiris, ia sudah berada di atas podium. Pisau potong daging bergerak di tangannya, dan tanpa ragu, dia langsung menebas Salazar.

Suara logam dan daging bertemu memekakkan telinga. Tangan Salazar terlempar, disusul kaki yang terpotong bersih. Darah hitam kental menyembur ke langit-langit.

Wajah si bangsawan itu membeku dalam ekspresi terkejut... sebelum lehernya ditebas, kepala terlempar ke lantai altar seperti buah busuk dari pohon kutukan.

Rian berdiri diam, napasnya datar, senjata masih meneteskan darah.

"Maaf. Laki-laki tampan ini tidak ingin boss battle,” gumam Rian pelan. “Jika ada shortcut. Lebih baik langsung skip saja.”

Leon hanya berkedip. Lalu menatap tubuh mutilasi itu sejenak, sebelum berkata datar, “...Oke. Itu... efektif.”

Luis, masih terpaku, akhirnya berseru lirih, “Amigo... remind me not to piss you off.”

Rian mengangkat bahu, seolah tak terjadi apa-apa, lalu melompat turun dari podium dan membersihkan helleberd spear di jubah Salazar yang kini compang-camping.

“Yuk ke pergi,” kata Rian, enteng. “Leon belum selesai ngasih pelajaran ke muscle guy yang ngambil putri kita.”

"Kenapa harus aku?" jawab Leon dengan heran, sambil menghela napas.

Langkah mereka pun berlanjut, menuruni podium, menuju dermagai. Dan kali ini, tidak akan ada waktu untuk terlambat.

***

Lift kerangka tua itu berderit saat perlahan turun. Deru mesin tua mengisi terdengar dari kejauhan, sementara ketiga pria itu mencari asal deru suara.

Namun sesampainya di pertengahan, sebuah suara mesin speed boat terdengar, lalu perlahan, bayangan sosok Krauser terlihat menghilang di kejauhan, membawa Ashley bersamanya, melaju di atas air gelap yang berkilauan oleh cahaya bulan.

“Sialan...” gumam Leon pelan, rahangnya mengeras.

“Yang benar saja?” Luis mendesis, tangannya menghantam sisi lift dengan frustrasi.

Sementara itu, Rian hanya menatap langit-langit lift, menghela napas berat. Dengan nada santai tapi sarkastik, ia bergumam, “Laki-laki tampan ini... sudah menduganya.”

Begitu lift mencapai dasar, mereka segera turun dan berlari menuju tempat dibawanya Ashley pergi, sebuah dermaga tersembunyi dibalik goa, menjorok ke lautan.

Disana sebuah speed boat tampak masih tertambat di ujung dermaga, satu-satunya harapan mereka mengejar Krauser.

"Bagus." kata Leon sambil tersenyum tipis, "Setidaknya aku tidak ingin berenang."

"Laki-laki tampan ini bukan perenang yang handal," ujar Rian melirik spead boat.

"Aku baru sehat," ujar Luis mengakat kedua bahu. "Menembak Ganado, akan aku lakukan. Tapi berenang sejauh itu... tidak mungkin."

Namun begitu mendekat, Leon langsung memeriksa kemudi dan mendecak kesal. “Kuncinya gak ada.”

“Cari.” ucap Leon singkat, nada suaranya penuh urgensi. "Kita jangan membuang waktu!"

Luis langsung bergerak ke bagian belakang, mengaduk-aduk jok kursi dan kompartemen kecil. “Iya, iya, jangan ngebentak kayak dosen matematika.”

"Setuju," Rian menjawab komentar Luis dan berkata dengan tenang, "Leon, aku rasa kau lebih cocok jadi dosen matematika daripada spesial Agent."

"Itu mungkin akan terjadi kalau tidak ada BWO didunia ini," jawab Leon dengan singkat.

Kemudian, Rian berjalan menjauh sedikit, menyisir area di sekitar kotak-kotak kayu dan drum pelabuhan. Ia tidak tampak terburu-buru, sebaliknya malah menyunggingkan senyum kecil.

Dari balik kacamata belensa hitam, matanya menyala biru lembut, Six Eyes-nya sejak tadi telah menangkap sesuatu. Termal dari sosok familiar yang menyembunyikan diri di balik bayangan.

‘Oh? Bertemu Ada Wong lagi, ya?’ pikir Rian, masih tersenyum. ‘Seharusnya dia sudah sehat...’

Seolah menanggapi pikiran itu, Ada Wong melangkah keluar dari kegelapan, langkahnya tenang, aura misteriusnya tak pernah pudar. Di tangannya, ia melambaikan sesuatu, kunci speed boat.

“Mencari sesuatu?” tanya Ada, senyum tipis mengembang di bibir merahnya.

Leon langsung berbalik. “Ada?”

Rian bersandar santai pada peti kayu besar, tangannya disilangkan. “Oh, kita bertemu lagi?” kata Rian ringan. “Merindukan wajah laki-laki tampan ini, ya?”

Ada menoleh pada Rian... lalu mengabaikannya sepenuhnya, seperti angin yang tak penting.

Sebaliknya, mata Ada tertuju pada Luis yang masih membongkar jok belakang.

“Senang melihatmu masih hidup,” ucapnya datar, tapi ada kilatan singkat kelegaan dalam tatapannya.

Luis membeku sejenak, menoleh dengan alis terangkat. “Kau juga,” jawabnya singkat.

Leon bingung. Tapi memilih menyampingkan hal tersebut.

Rian, Leon, dan Luis segera naik ke atas speed boat di kursi penumpang. Sementara Ada menjadi pengemudinya. Kunci dimasukkan lubang kontak kunci dan diputar.

Vrrrrmm!

Mesin meraung, air memercik ke udara, dan perjalanan mereka, menuju klimaks dari segala kekacauan ini, akhirnya dimulai.

***

Gelombang memecah lembut di sisi karang saat perahu akhirnya merapat. Pulau itu gelap dan sunyi, hanya diterangi cahaya bulan yang samar tertutup awan.

Mereka berlabuh di sisi batu karang yang cukup curam namun tersembunyi, tempat terbaik untuk menghindari pengawasan.

Sebelumnya, Ada-lah yang mengemudikan speed boat itu. Namun, beberapa menit sebelum merapat, ia menghentikan perahu di dekat batu karang yang cukup tinggi.

Tanpa banyak bicara, Ada mengaitkan grappling hook ke dinding karang, dan menghilang ke kegelapan malam.

Namun, tepat sebelum Ada pergi, Rian sempat menyelipkan godaan kecil dan memberikan padanya sebuah bunga kertas lipat.

Sekilas tampak seperti origami biasa, tapi tentu saja, jika itu Ada Wong, ia akan segera menyadari bahwa bunga itu menyimpan lebih dari sekadar seni kertas.

Di dalamnya tersembunyi informasi, bukan sembarang informasi, melainkan sesuatu yang cukup menarik untuk membuat Ada tertarik dengan isinya.

Rian, Luis, dan Leon pun turun dari perahu, sepatu mereka menyentuh permukaan batu basah dengan hati-hati.

Tidak ada yang bicara, setiap langkah mereka mengandung kewaspadaan. Meski bagian ini tampak aman, mereka tahu betul bahwa keamanan di pulau seperti ini hanyalah ilusi singkat.

“Tempat ini... tidak suka tamu,” gumam Luis, sambil memindai area sekelilingnya.

“Dan kita datang tanpa undangan,” sahut Leon singkat.

Rian mengangguk setuju.

Mereka bergerak menyusuri tepi karang menuju arah pulau utama, menyelinap melalui semak liar dan reruntuhan batu hingga akhirnya berhenti di balik sebuah batu besar yang menghadap langsung ke struktur besar di kejauhan.

1
Frando Wijaya
btw next Thor 😃😆
Dance Seaweed: oke, oke sip!
total 1 replies
Frando Wijaya
ternyata rias Dan anggota merasa...tpi mereka gk Tau bahwa itu si Rian sendiri
Dance Seaweed: pastinya sih🤣
Frando Wijaya: hanya menunggu wkt ya?
total 5 replies
Zenox..
njirlh bnrn gk terduga🗿
Frando Wijaya: al ophis?
Dance Seaweed: mau tau gak? aku nyoba liat ke depannya kalo begini lewat AI... dan hasilnya mengejutkan.. akhem... ophis jadi yandere. terkejoed akuh 🗿
total 8 replies
°Itsuuki°~°Kun°
tinggal purple aja dh jdi teknik andalannya gojo 🤣

btw si Rian bisa domain ny gojo juga kah?
Dance Seaweed: btw, kau ada saran anime apa? selain DB, One Piece, Naruto dan Bleach, gitu...
Dance Seaweed: iya. tapi butuh waktu. kayak Falling Blossom Emotion dan New Shadow Style
total 4 replies
Zenox..
anjay btw ini nanti ceritanya masih bkln drama klh trs ngerusuh di nikahan kah?
Frando Wijaya
akhirny red berhasil dpt....btw next Thor 😃😆
Frando Wijaya: hiks 😭
Dance Seaweed: yah.... mau bagaimana lagi, kan?
total 15 replies
Frando Wijaya
btw next Thor 😃😆
Dance Seaweed: oke, sip!!
total 1 replies
Frando Wijaya
akhirny koneko terima kekuatan nekomata sendiri...hanya mslh wkt utk menjadi kuat...skrg 1 1ny mslhny adalah... hyoudou issei...
Frando Wijaya: wkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣 dlo gw dh sering kli lht draig nangis wkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣
Dance Seaweed: kasian juga sih, draig ampe nangis dapat julukan oppai dragon 🤣🤣🤣
total 16 replies
Frando Wijaya
aleh? koneko mlh jd terbiasa ingin Rian jail pda sendiri? gw merasa koneko ini jd tertuler deh
Dance Seaweed: ya.. maklumin saja si narsis itu 🤣🤣
Frando Wijaya: bner2 bch krg kerjaan 🤦
total 11 replies
Frando Wijaya
Ki ya? seperti DB
Frando Wijaya: bner2 deh..kek ada campuran
Dance Seaweed: lebih ke author dxd terinspirasi dari DB, jadi... dibuat konsep kekuatan ras Yokai seperti Nekomata bisa senjutsu 😆
total 4 replies
Frando Wijaya
oee bch! bknny bantu tpi mlh minta di pukul lg!
Dance Seaweed: jadi kurang tau🤔
Dance Seaweed: blm pernah baca ln-nya sih🤔
total 18 replies
Frando Wijaya
btw next Thor 😃😆
Dance Seaweed: oke, oke 😎
total 1 replies
Frando Wijaya
ternyata koneko gk mw latihan ttg kekuatan nekomata sendiri....msh trauma lg ya? haa 💨...mah...gw gk bs komen sih
Dance Seaweed: mau bagaimana lagi? di masa lalunya aja hampir dibunuh karena kesalahan Kuroka... dan... saat masih anak anak, yu know sendiri lah? bapaknya aja anggap Kuroka dan Koneko anak kucing 😅
total 1 replies
Frando Wijaya
STR VIT AGI 35 Dan INT 70 utk akeno? bknny ini bkl bs kuat kpn aja? tpi....si sairoog itu..klo gk slh Queen Dia sihir Dia sgt merepotkn
Frando Wijaya: hmm....
Dance Seaweed: gak disebutkan, atau aku juga lupa. coba liat di fandom. bareng kali ketemu 🤔
total 12 replies
Frando Wijaya
btw next Thor 😃😆🤩
Frando Wijaya
akhirny damai jg dgn kekuatan sendiri akeno ini...skrg hanya mslh wkt utk Kendalikn kekuatan sendiri....supaya bs klhkn burung bodoh itu 😁
Frando Wijaya: itulh knp gw mles hafal nma panjang.....lo blg bertema barat...apakh nma panjang tiap kli gw lht...semua itu berasal Dr org barat?
Dance Seaweed: iya sih. nama MC itu harus mudah diingat 😌 aku setuju. kebanyakan anime bertema barat ribet banget, kayak contoh: Lyutilis, Euclidwood Hellsyacte, Ains Own Goal, dlll

intinya ribet amat 😆
total 24 replies
Frando Wijaya
oke! next Thor 😃😆🤩
Dance Seaweed: makanya kudu hati-hati😁
Frando Wijaya: soal kekuatan....tuh bs sampingan dlo......bahkan bila ada kekuatan yg kuat tpi gk bs Kendalikn...gk ada gunany tuh
total 12 replies
Frando Wijaya
eksorsis? lbh tptny yg... exorcist itu?
Dance Seaweed: oke, oke.. tak perbaiki 😆
Frando Wijaya: yg ada itu aneh bgt bagi gw 😑
total 5 replies
Frando Wijaya
next Thor 😃😆🤩
Frando Wijaya
Dr gambar itu...itu Dr S2
Dance Seaweed: ya, seperti itu 😅
Frando Wijaya: jd itu terjadi...haa 💨
total 19 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!