NovelToon NovelToon
Kisah Singkat Chen Huang

Kisah Singkat Chen Huang

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:11.9k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Chen Huang, seorang remaja berusia 15 tahun, menjalani hidup sederhana sebagai buruh tani bersama kedua orang tuanya di Desa Bunga Matahari. Meski hidup dalam kemiskinan dan penuh keterbatasan, ia tak pernah kehilangan semangat untuk mengubah nasib. Setiap hari, ia bekerja keras di ladang, menanam dan memanen, sambil menyisihkan sebagian kecil hasil upahnya untuk sebuah tujuan besar: pergi ke Kota Chengdu dan masuk ke Akademi Xin. Namun, perjalanan Chen Huang tidaklah mudah. Di tengah perjuangan melawan kelelahan dan ejekan orang-orang yang meremehkannya, ia harus membuktikan bahwa mimpi besar tak hanya milik mereka yang berkecukupan. Akankah Chen Huang berhasil keluar dari jerat kemiskinan dan menggapai impiannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 17 — Ujian Pertarungan

Keesokan paginya, suasana di pelataran Akademi Xin begitu tegang dan penuh antisipasi. Seratus peserta yang lolos dari ujian sebelumnya berdiri dalam barisan rapi. Beberapa tampak memancarkan rasa percaya diri, sementara yang lain berusaha menenangkan diri dari tekanan yang terasa begitu besar.

Empat tetua akademi sudah hadir di tribun penonton, duduk di kursi mereka masing-masing. Namun, yang membuat pagi itu berbeda adalah kehadiran Kepala Akademi Xin, Zhen Guang. Pria paruh baya itu mengenakan jubah emas yang berkilauan di bawah sinar matahari. Aura yang memancar darinya begitu kuat hingga terasa bahkan dari jarak jauh, mendominasi seluruh lapangan.

“Itu dia... Kepala Akademi Zhen Guang,” bisik seorang peserta di barisan belakang. “Kabarnya, beliau sudah mencapai ranah Grandmaster. Tidak heran auranya begitu menekan.”

“Keempat tetua saja ada di ranah Master,” sahut yang lain. “Tapi tidak ada yang tahu sejauh mana tahapan mereka. Aku tidak bisa membayangkan seberapa hebat mereka semua.”

Kepala Akademi Zhen Guang berdiri di tengah tribun VIP, mengambil posisi yang membuatnya terlihat lebih tinggi dari siapa pun di sana. Setelah beberapa saat, dia mengangkat tangannya, dan kerumunan langsung hening.

“Selamat kepada kalian yang telah mencapai tahap akhir ujian masuk Akademi Xin,” katanya dengan suara yang tegas namun tenang. “Hari ini, kalian akan menghadapi ujian terakhir: Ujian Pertarungan.”

Semua peserta mendengarkan dengan saksama, sementara beberapa tampak menelan ludah, merasakan beban dari kata-kata tersebut.

“Aturannya sederhana,” lanjut Zhen Guang. “Dari 100 orang yang berdiri di sini, hanya 50 yang akan lolos. Kalian akan bertarung satu lawan satu melawan peserta lain yang akan ditentukan melalui undian. Tidak ada senjata, tidak ada bantuan eksternal, hanya kekuatan kalian sendiri yang menentukan hasilnya.”

Keributan kecil mulai terdengar di antara peserta.

“Selain itu,” Zhen Guang melanjutkan, “untuk kalian yang bermimpi mendapatkan beasiswa, pertempuran kalian tidak berakhir di sini. Hanya 10 murid terbaik yang akan mendapatkan kehormatan itu. Setelah ujian ini, kalian yang lolos akan mengikuti tes khusus untuk memperebutkan posisi tersebut.”

Semua orang terdiam. Informasi itu menambah tekanan bagi mereka yang berharap mendapatkan beasiswa.

Zhen Guang memandang para peserta dengan tatapan penuh wibawa. “Ingatlah, dalam dunia ini, kekuatan adalah segalanya. Berikan yang terbaik, karena hanya yang terkuat yang pantas berada di Akademi Xin. Ujian dimulai sekarang!”

Sorakan bergema di seluruh pelataran. Para instruktur membawa sebuah bola undian besar yang memancarkan cahaya biru. Setiap peserta memiliki nomor masing-masing dan akan mendapatkan lawan saat seorang instruktur mengambil nomor mereka.

Chen Huang dan Ning Xue berdiri berdampingan di barisan. Ning Xue menggenggam erat tangan Chen Huang, terlihat sedikit gugup.

“Apa pun hasilnya, kita harus tetap fokus,” bisik Chen Huang, mencoba menenangkan Ning Xue.

“Aku akan melakukan yang terbaik,” balas Ning Xue dengan senyuman tegas.

Mereka menunggu giliran dengan sabar, menanti nasib yang akan menentukan langkah mereka berikutnya di Akademi Xin.

Instruktur berdiri di samping bola undian yang berkilauan, menarik perhatian semua peserta. “Baiklah, kita akan memulai pengundian pasangan untuk ujian pertarungan. Dengarkan dengan seksama, karena nama yang disebutkan harus segera menuju arena yang telah ditentukan.”

Sorak-sorai kecil terdengar dari tribun, sementara para peserta mengamati dengan tegang. Chen Huang dan Ning Xue berdiri diam, saling menatap dengan pandangan penuh dukungan.

Instruktur berdiri di samping bola undian yang berkilauan, menarik perhatian semua peserta. “Baiklah, kita akan memulai pengundian pasangan untuk ujian pertarungan. Dengarkan dengan seksama, karena nama yang disebutkan harus segera menuju arena yang telah ditentukan.”

Sorak-sorai kecil terdengar dari tribun, sementara para peserta mengamati dengan tegang. Chen Huang dan Ning Xue berdiri diam, saling menatap dengan pandangan penuh dukungan.

Setelah itu salah seorang Instruktur memasukkan tangannya ke dalam bola undian yang bercahaya biru, menarik dua gulungan kecil. Dia membuka gulungan pertama dan membacanya.

“Pertarungan pertama: Nomor 18 melawan Nomor 72!”

Dua peserta melangkah maju ke tengah arena, membuat kerumunan menjadi riuh. Pertarungan pertama dimulai dengan sengit, tetapi perhatian Chen Huang dan Ning Xue tetap fokus pada giliran mereka sendiri.

Pengundian terus berlanjut, dan nama-nama terus dipanggil. Ketegangan semakin terasa di antara para peserta. Zhang Meng, dengan ekspresinya yang dingin dan angkuh, akhirnya dipanggil.

“Pertarungan keenam: Nomor 9 melawan Nomor 45!”

Zhang Meng melangkah maju, auranya begitu dominan hingga membuat beberapa orang di sekitarnya mundur tanpa sadar. Lawannya, seorang pria yang tampak cukup berpengalaman, mengencangkan kuda-kudanya.

Pertarungan dimulai dengan agresif, tetapi Zhang Meng tidak menunjukkan sedikit pun kepanikan. Dengan gerakan cepat, dia menghindari serangan lawannya dan menghantam perutnya dengan satu tinju bertenaga.

Pria itu terlempar ke belakang dan pingsan di tempat. Zhang Meng kembali ke tempatnya dengan angkuh, memandang ke arah tribun seolah menantang siapa saja yang berani meremehkannya.

Beberapa saat kemudian, giliran Lei Hua tiba.

“Pertarungan kesepuluh: Nomor 22 melawan Nomor 29!”

Lei Hua melangkah maju dengan anggun, rambut birunya berkilau di bawah sinar matahari. Lawannya adalah seorang wanita dengan ekspresi tenang yang terlihat cukup kuat. “Semoga sukses,” ujar lawannya sambil tersenyum kecil. Lei Hua membalas dengan anggukan singkat.

Pertarungan dimulai. Dengan gerakan yang sangat cepat dan akurat, Lei Hua menghindari setiap serangan dan menghentikan langkah lawannya dengan satu tendangan memutar. Lawannya mencoba bangkit, tetapi Lei Hua menghentikannya dengan tatapan tajam. Tanpa banyak usaha, Lei Hua menang. Penonton bersorak, tetapi Lei Hua hanya berjalan kembali ke tempatnya dengan tenang.

Ketegangan terus meningkat hingga giliran Ma Yue tiba.

“Pertarungan kelima belas: Nomor 100 melawan Nomor 61!”

Ma Yue, dengan sikap dinginnya yang khas, melangkah maju. Lawannya tampak ragu-ragu, tetapi segera memasang kuda-kuda. Saat aba-aba dimulai, Ma Yue bergerak dengan kecepatan mengejutkan, menghujani lawannya dengan serangan bertubi-tubi yang tak bisa dihentikan. Lawannya mencoba bertahan, tetapi serangan Ma Yue terlalu presisi. Dalam waktu singkat, Ma Yue menang, membuat penonton terkesima. Dia kembali ke tempatnya tanpa sepatah kata pun.

Waktu berlalu, dan akhirnya giliran Chen Huang tiba.

“Pertarungan kedua puluh: Nomor 7 melawan Nomor 38!”

Chen Huang melangkah maju, wajahnya penuh tekad. Lawannya adalah seorang pria dengan tubuh besar dan tangan yang dipenuhi bekas luka, menunjukkan pengalaman tempurnya. “Jangan meremehkanku hanya karena usiaku lebih muda,” ujar Chen Huang dengan nada percaya diri.

Saat aba-aba dimulai, swosshh! lawannya langsung menyerang dengan tinjuan kuat, tetapi Chen Huang berhasil menghindarinya dengan gesit. “Cepat juga,” gumam lawannya. Chen Huang tidak membuang waktu, melancarkan serangan balik yang membuat lawannya mundur beberapa langkah. Namun, pertarungan tidak semudah itu. Lawannya menggunakan setiap celah untuk menyerang balik, dan Chen Huang harus menggunakan semua kemampuannya untuk bertahan.

Di saat yang genting, Chen Huang memfokuskan energi ke tinjunya dan menghantam dengan kekuatan penuh, menciptakan suara keras yang menggema di arena. DUARR! Lawannya terlempar dan tidak mampu bangkit kembali. Penonton bersorak, sementara Chen Huang menghela napas lega dan kembali ke tempatnya, disambut tepukan tangan Ning Xue.

Akhirnya, giliran Ning Xue tiba.

“Pertarungan kedua puluh lima: Nomor 6 melawan Nomor 47!”

Ning Xue melangkah maju dengan langkah mantap, meskipun di dalam hatinya ia merasa gugup. Lawannya adalah seorang pria kurus tetapi gesit. “Ayo kita lakukan,” ujarnya dengan senyum sinis.

Saat aba-aba dimulai, Ning Xue segera mengambil posisi bertahan. Lawannya bergerak dengan cepat, mencoba mengganggu konsentrasi Ning Xue. Beberapa kali Ning Xue hampir terkena serangan, tetapi dia berhasil menghindarinya di saat terakhir. “Kamu cukup baik, tetapi tidak cukup cepat,” ejek lawannya.

Ning Xue memejamkan mata sejenak, mengingat latihan kerasnya bersama Chen Huang. Aku pasti bisa, batinnya. Dia mulai menyerang balik dengan pukulan cepat yang membuat lawannya terkejut. Serangan mereka saling bertukar dengan intensitas tinggi, tetapi Ning Xue tetap bertahan.

Ketika waktu hampir habis, Ning Xue mengumpulkan energi terakhirnya dan melancarkan serangan yang membuat lawannya terpental ke belakang. Instruktur langsung menghentikan pertarungan dan mengumumkan Ning Xue sebagai pemenang. Ning Xue tersenyum lelah, dan Chen Huang menyambutnya dengan bangga saat ia kembali ke tempatnya.

Setelah semua pertarungan selesai, keempat tetua berdiri dan mengumumkan 50 peserta yang lulus dan akan menjadi murid Akademi Xin. Nama-nama seperti Zhang Meng, Lei Hua, Ma Yue, Chen Huang, dan Ning Xue disebutkan, mengukuhkan mereka sebagai bagian dari Akademi Xin. Sorak-sorai memenuhi arena, sementara kepala akademi mengamati mereka dengan senyum penuh arti.

1
Kresentia Rosida
Luar biasa
juharto delle
mantap lanjutkan
juharto delle
lanjutkan karya nya Thor
Abi
Kecewa
Abi
Buruk
angin kelana
tahap selanjutnya
angin kelana
mc nya brp bintang yah?
afifo maning
gassspoll thor
angin kelana
lanjut
angin kelana
cape pastinya
angin kelana
gasss jangan kendorrr
angin kelana
semangatttt...
angin kelana
lawan lawan apapun musuhnya..
angin kelana
satu pukulan
angin kelana
semangat menggapai mimpi
G Wu
Novel DRAMA ANAK ANAK 90% ,, 10% sisa nya tidak jelas,MC nya yang mana !! ???
Saodah Xiaomi
alurnya menarik, cuma bab nya pendek. dan cepat habis, harus minta up, padahal baru bab 21, hadeuh,,,,,,,,,,,,,,. mungkin lanjut bacanya seminggu lagi, agar bisa puas bacanya, jika tiap hari up nya keluar
juharto delle
Memang top author ini kalau yang namanya bikin penasaran, lanjutkan
Darotama
seiring waktu tahap demi tahap jalan cerita lebih menarik semangat thor lanjut terus
Rusdi Udi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!