Bagaimana reaksi orang tua, di kala sang anak meminta hadiah ulang tahun nya yang ke 18 tahun meminta hadiah yang sangat berbeda dari semua gadis remaja seperti Keysa Amanda.
Keysa Amanda gadis yang akan berusia 18 tahun sebentar lagi, yang kini menginjak kelas 12 SMA di salah satu sekolah ternama, meminta sebuah hadiah ulang tahun nya berupa menikah dengan seorang Polisi muda yang tampan berusia 25 tahun yang dia temui di Polres, dimana Ayah Keysa adalah seorang Kapolres.
Bryan Teguh Wicaksana, seorang Polisi tampan yang membuat hati Keysa langsung jatuh Cinta dan ingin menikah dengan nya.
Apakah Bryan akan menerima Keysa menjadi istri nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Herliyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ungkapan Perasaan
Keysa berjalan beriringan bersama Sandi kedua nya saling tertawa dan terlihat akrab. Banyak yang melihat kedua nya bahkan banyak yang mencibir.
"Kenapa sih tuh orang - orang, demen banget merhatiin kita. " Ucap Keysa kesal.
"Biarkan saja, mereka kan hobby nya begitu. Oh ya kamu setelah lulus mau kuliah kemana?" Tanya Sandi
"Ayah akan kirim saya ke kota kelahiran Ayah, di sana ada mbah saya sudah sepuh dan hanya tinggal bersama anak angkat nya. " Jawab Keysa.
"Kuliah disana? " Tanya kembali Sandi.
"Iya kuliah disana." Jawab Keysa.
"Kamu sendiri? " Tanya Keysa.
"Kamu nggak tahu ya kalau saya ini sudah banyak universitas ternama dari luar negeri meminta saya dengan menawarkan bea siswa hingga selesai." Jawab Sandi.
"Wah... selamat ya. "
"Makasih, kamu juga bisa seperti saya asal rajin belajar. "
"Kayak nya kalau ke luar negeri Ayah nggak mengijinkan deh soalnya saya kan anak satu - satu nya. "
"Benar juga ya, susah juga kalau orang tua kita berat sama kita. "
"Justru itu, makan nya jauh nya ya ke rumah si mbah. "
"Dalam negeri juga bagus nggak kalah sama yang luar negeri, materi nya juga sama hanya dapat wah saja kalau kuliah di luar negeri."
"Benar juga. "
Sandi dan Keysa pun berjalan hingga pintu gerbang sekolah lantas mereka berpisah, dan seperti biasa Keysa duduk di halte depan sekolah.
Sebuah motor tepat berhenti di depan Keysa duduk, si pengendara motor tersebut langsung menarik tangan Keysa.
"Eh... eh... siapa ini, Jangan main tarik -tarik saja. " Ucap Keysa sambil memukul lengan pria tersebut.
Teman - teman Keysa hanya menatap tak peduli dan hanya bisa berbisik. Sedangkan Keysa meminta tolong.
"Berisik, ini Mas. " Ucap Bryan membuka kaca helm nya.
"Mas Bryan. " Ucap Keysa.
"Ikut saya. "
"Nggak mau. "
"Please ada yang ingin Mas omongin sama kamu, cepat ikut Mas jangan sampai Kamila lihat Mas disini."
Keysa pun menurut dan menaiki motor Bryan meninggalkan sekolah. Hingga Bryan membawa nya ke Asrama polisi, saat itu suasana kanan kiri sedang sepi.
"Masuk." Ajak Bryan sambil membuka pintu rumah nya.
"Mas, kok ajak saya kemari? " Tanya Keysa yang masih berdiri di depan pintu.
"Kamu kemarin berani datang kesini sendiri, sekarang Mas ajak kamu malah nggak mau masuk." Jawab Bryan sambil berkacak pinggang.
Keysa pun masuk ke dalam rumah dan pintu pun Bryan tutup dan kunci.
"Loh kok di kunci? " Ucap Keysa sedikit takut dan saat itu Bryan melepas jaket nya dan melepaskan kaos yang menempel di tubuh nya dan berbaring di depan TV dengan beralas kasur lantai.
"Duduk, Mas nggak ngapain kamu kok temani mas istirahat. " Ucap Bryan sambil mengganti chanel TV.
Keysa pun lebih memilih duduk di ruang tamu sambil memainkan ponsel nya. Bryan pun beranjak dari berbaring nya dan berjalan ke arah lemari es lalu membawa dua botol air mineral dingin.
"Minum dulu, pasti haus kan." Ucap Bryan sambil membuka tutup botolnya.
"Langsung saja deh mas ngapain bawa saya kesini?" Ucap Keysa.
"Baik, Mas ingin bicara sama kamu. Kenapa mas sulit untuk bertemu sama kamu."
"Sulit bagaimana mas? Kemarin kan Bang Ibnu ke rumah bertemu sama Keysa, sulit nya dimana? "
"Jemput kamu sekolah nggak boleh sama Ayah kamu, kemarin kamu sedang pergi sama mba Susi ke pasar."
"Ke Pasar? "
"Nah ya kan, Ayah kamu itu benar - benar ngerjai mas. "
"Memang jam berapa? Saya di rumah terus deh mas. "
"Ya sudah jangan bahas itu, intinya mas ingin bicara berdua sama kamu."
"Mau bicara apa?"
"Perasaan kamu sama mas bagaimana?"
"Perasaan? Biasa saja. "
"Jangan bohong. "
"Bohong apa sih Mas, saya sudah nggak memiliki rasa lagi sama Mas. "
"Yakin? "
"Yakin, setelah Mas tolak saya dan mengejek nasi goreng buatan saya itu sudah hilang rasa dulu pernah saya suka sama Mas. sudah nggak ada lagi rasa cinta sama mas, kalau mas paksa juga tetap sama."
"Terus kenapa bucket mawar merah itu kamu terima nggak di tolak?"
"Ya karena kasihan saja sama Bang Ibnu sudah susah payah bawa ke rumah dari pada di bawa balik lagi."
"Sekarang kabar bucket mawar nya bagaimana?"
"Sudah saya kasih ke mba Susi buat mandi kembang. "
"Tega kamu, padahal itu bunga mawar mahal harga nya. " Ucap Bryan dengan wajah kesal.
"Oh.. jadi nggak ikhlas minta ganti rugi, ok berapa harga bunga itu nanti saya ganti." Ucap Keysa marah.
"Mahal sangat mahal, kamu nggak akan mampu membayar nya. " Ucap Bryan.
"Cih, nggak mampu. Mas kira Ayah saya nggak punya uang banyak. "
"Ya berarti kamu nggak mampu, itu uang Ayah kamu. "
"Sudah akh malas lama - lama, bukain pintu nya saya mau pulang. " Ucap Keysa langsung beranjak berdiri namun tangan Keysa ditarik oleh Bryan hingga terjatuh ke pelukan Bryan dan menyentuh langsung dada bidang Bryan yang bertelanjang dada.
Mata mereka kini saling menatap hingga jarak wajah hanya satu centi, nafas mereka pun saling menerpa. Keysa berusaha bangun namun tangan Bryan menarik pinggang Keysa hingga kini Bryan memeluk keysa sangat erat.
"Ma - mas lepaskan saya. "
"Nggak mau. "
"Saya teriak nih. "
"Silahkan teriak saja. "
"To.. "
Mmmmmppphhhh
Mata Keysa membulat lebar saat Bryan mencium bibir Keysa, sedangkan Bryan memejamkan matanya.
Tangan Bryan yang semula di pinggang Keysa kini naik ke atas hingga berhenti di tengkuk leher milik Keysa, dan menarik nya hingga ciuman pun di lanjutkan kembali, seakan terhipnotis akan ciuman Bryan yang di berikan Keysa memejamkan matanya menikmati ciuman yang di berikan Bryan.
Sadar apa yang di lakukan, Keysa menggigit bibir Bryan hingga berdarah, dan dengan segera bibir nya Keysa lap dengan lengan baju nya.
"Mas... kamu curi ciuman pertama saya hiks... hits.. ciuman yang kamu ambil secara paksa hiks... hiks.. bibir ini sudah tidak suci lagi. " Bentak Keysa hingga menangis.
Bryan masih memegang bibir bawahnya yang berdarah akibat Keysa menggigit nya.
"Sakit tahu. " Bentak Bryan tak kalah histeris.
"Rasain hiks.. hiks... saya lapor kan sama Ayah biar Mas di mutasi yang jauh hiks.. hiks.. "
"Lapor kan saja sana kalau berani, kalau kamu berani bilang sama Ayah kamu kalau kita berciuman di rumah dinas berdua. Paling juga kita nanti di suruh nikah. "
Tangis Keysa berhenti, dan kembali memainkan matanya dengan mengedip - kedip kan matanya bagai sebuah boneka.
"Kenapa kamu? mulai lagi ya penyakitnya?" Ucap Bryan menatap ke arah Keysa.
"Ni - nikah Mas."
"Iya nikah, kalau kamu lapor kan sama Ayah kita akan di dinikahkan. "