Berlinang air mata dan hanya bisa memeluk kedua lututnya dalam jeruji besi, Cassandra tidak tahu apa lagi yang harus ia lakukan. Semua bukti mengarah kepadanya, bahkan semua orang pada menuduhnya jika dialah orang dibalik pembunuhan yang dialami Amelia.
Ketakutan, hinaan rasanya sangat sulit untuk ia hilangkan dalam pikirannya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang, semua bukti mengarah kepadaku. Dan siapa seseorang yang tega telah menjebak ku dengan cara seperti ini. Tidak ada seseorang lagi yang mampu bisa mempercayai ku, kak Erlangga, kak Verrel aku butuh kalian.
Buliran demi bukan perlahan-lahan mulai menjatuhi pipi manisnya. Memeluk kedua lututnya dan menundukkan kepalanya tak lama langkah seseorang menghampirinya dan membukakan borgol yang tertertancap pada jeruji besi tahanan ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TERTUDUH
Jam kuliah yang terbilang masih masuk jam pelajaran membuat tidak ada satu pun orang yang memergoki akan terjadinya tindak pembunuhan yang dialami pada Amel.
Dalam ruangan kelas yang nampak sepi lantaran jam pelajaran, secara terus-menerus Cassandra melirik kearah bangku yang dimana bangku itu adalah bangku tempat dimana Amel biasa duduk disana.
Melihat kursi yang terbilang kosong tanpa berpenghuni membuat Cassandra tiba-tiba merasa panik akan kondisi Amel saat ini.
"Sudah hampir 30 menit Amel tidak masuk, tapi kenapa sampai sekarang ia tak kunjung kembali? Apa jangan-jangan ia berniat ingin melakukan tindakan gila aku harus mencarinya sekarang," batin Cassandra berlalu ia menghampiri guru dosennya.
"Maaf pak bolehkan saya ijin ke kamar kecil. Tiba-tiba perut saya sakit?"ijin Cassandra pada dosen.
"Baiklah cepat pergilah dan ingat jangan lama-lama."
"Baik Pak, terima kasih."
Segera keluar dari ruangan kelas dan beralih berlari kesemua penjuru arah tapi apa yang ia cari nampaknya tidak berhasil ia temukan.
Nafas yang tersengal-sengal membuatnya terlihat letih. Dan bingung akan dimana Amel berada sekarang.
Perasaan yang tambah semakin panik membuatnya tidak bisa berfikir dengan jernih. Pikiran aneh-aneh yang seketika mengelilingi otaknya membuatnya tambah panik akan keberadaan Amel saat ini.
Berjalan dengan keadaan berlari, langkahnya pun terhenti setelah ia tak sengaja tertabrak oleh salah seorang pengguna jalan.
"Maaf aku tidak sengaja," ucap seseorang itu dengan suara dinginnya.
"Baiklah tidak apa-apa lain kali berhati-hatilah," balas Cassandra, seseorang itu berlalu pergi. Akan tetapi Cassandra dibuat terkejut setelah adanya noda merah yang melekat pada bajunya.
"Noda merah? Sejak kapan noda merah ini melekat disini. Apa tadi aku tak sengaja menjatuhkan tinta," gumam Cassandra berlalu ia merasa ada sesuatu yang aneh setelah menghirupnya.
"Bau amis, sejak kapan noda tinta baunya amis seperti ini, ini bukan seperti noda tinta tapi noda apa ini?" gumam Cassandra yang merasa bingung. Kemudian ia dikejutkan dengan teriakan seseorang yang berteriak sangatlah kencang.
"Siapa yang berteriak itu?"ucapnya berlalu ia pun berlari mencari arah suara itu berasal.
Pandangannya yang tadi hanya sibuk melirik kearah kanan mau pun kiri, tak lama pandangan Cassandra beralih menatap salah satu seseorang yang pada berkerumun.
"Ada apa disana, kenapa orang-orang pada berkerumun?" gumam Cassandra yang merasa penasaran, lantas ia pun menghampirinya.
Dipenuhi dengan adanya darah yang mengalir hampir di setiap bagian tubuh Amel, tergeletak dan berlumuran banyak darah orang-orang yang mendengar sebuah teriakan bergegas mereka pun segera keluar dari ruangan dan berhamburan pergi ke halaman Kampus.
Tergeletak dalam kondisi darah yang mengalir dengan sangat deras. Salah seorang ia pun lantas mengecek denyut nadinya.
"Astaga apa yang terjadi pada wanita ini, apa dia jadi korban pembunuhan, denyut nadinya sudah tidak ada. Apa yang terjadi dengannya?" ujar seseorang laki-laki setengah tua, yang tanpa menunggu lebih lama lagi, ia pun segera menelfon Ambulan mau pun pihak kepolisian.
Berhamburan mengerubunginya mereka tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.
Sesampainya Cassandra melihat siapa seseorang yang jadi bahan tontonan, ia seketika terkejut bahkan ia tidak bisa mempercayai dengan apa yang ia lihat saat ini.
"A ... Amel tidak! Ini tidak mungkin, dia ... Dia tidak mungkin meninggal, ini tidak mungkin,"ucapnya dengan ekspresi tidak percayanya.
"Kamu? Apa yang kamu lakukan padanya? Apa kamu seseorang yang sudah membunuhnya?" tegas salah satu pria dengan muka garangnya. Dan menunjuk langsung kearah Cassandra, tatapan semua orang yang tadinya fokus menatap kearah Amel, kini tatapan itu pun beralih kearah Cassandra.
"Apa maksud kamu? Punya bukti apa anda bisa berkata lancang seperti itu padaku?" tegas Cassandra akan tetapi mendapat balasan sebuah dorongan laki-laki itu.
"Kamu seorang pembunuh, bagaimana kamu bisa mencoba melakukan pembelaan lagi, semua bukti sudah ada ditangan ku. Dan beberapa menit yang lalu aku tak sengaja memergoki kalian yang sedang bertengkar hebat. Bahkan aku menyimpan rekaman suara kalian itu apa kamu masih mencoba untuk mengelaknya lagi," tegas Pria itu yang terus-menerus memojokkannya.
"Cassandra apa benar yang ia katakan kalau kamu lah dalang dari pembunuhan ini. Apa benar kamu orang kejam yang sudah dengan kejamnya pembunuh Amel dengan cara mengenaskan seperti ini?"tanya temannya yang sama sekali tidak percaya.
"Tidak, semua itu tidak benar. Aku berani bersumpah bukan aku pelakunya. Aku berani bersumpah bukan aku! Bukan aku! Aku tahu semua ini pasti ada kesalahpahaman aku yakin, jadi aku mohon percayalah padaku aku mohon percayalah."
"Percaya kamu bilang. Setelah kamu lupa untuk menyembunyikan sebuah bukti kamu bilang percaya. Baju kamu? Kenapa baju kamu bisa ada noda merah apa itu adalah noda darah Amel yang tertinggal disana?" ucapnya yang membuat Cassandra pun terkejut.
"Darah, tidak bukan seperti itu. Aku yakin pasti ada seseorang yang telah menjebak ku aku mohon percayalah."
"Baiklah jika kamu merasa kalau kamu sedang dituduh, mari kita ke kelas dan lihat isi dari dalam tas kamu, mungkin didalam sana ada sebuah bukti yang kamu sembunyikan."
Bergegas pergi menuju kedalam kelas, mereka lantas membongkar isi tas tersebut dan hasilnya ditemukan satu buah pisau yang masih terdapat noda darah yang terdapat didalam sana.
"Ini apa? Apa kamu masih mencoba untuk membela diri lagi?"ucap seseorang itu dengan membuang pisau itu dibawah Cassandra.
"Gak ini tidak mungkin, bukan aku pelakunya aku mohon percayalah bukan aku! Bukan aku!"teriak Cassandra akan tetapi sudah tidak ada seseorang yang mampu mempercayainya lagi.
BERSAMBUNG
sukses
semangat
mksh