NovelToon NovelToon
ME OR HER, MR?

ME OR HER, MR?

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / Pelakor / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Romansa
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Blueberry Solenne

Serafim Dan Zephyr menikah karena di jodohkan oleh kedua orang tuanya, dari awal Serafim tahu Calon suaminya sudah mempunyai pacar, dan di balik senyum mereka, tersembunyi rahasia yang bisa mengubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Blueberry Solenne, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 - Topeng

(Zephyr) 

Kami berjalan di sepanjang tepi danau, angin gunung berhembus lembut membawa aroma bunga liar dari lereng Althyr. Serafim menggenggam tanganku, matanya bersinar memantulkan cahaya sore yang keemasan.

Senyumnya... terlalu tulus. Terlalu hangat bagi seseorang sepertiku.

Aku berhenti sejenak, menatap wajahnya.

Betapa mudahnya ia percaya, betapa polosnya ia mengira semua ini murni kebahagiaan.

Aku menelan ludah. Ada kalimat yang ingin keluar tapi tertahan di ujung lidah.

“Maafkan aku… aku melakukan semua ini demi sesuatu yang kau tidak bisa mengerti sekarang,” bisikku dalam hati.

Ia menoleh, mengernyit sedikit.

“Kau bilang sesuatu?”

Aku cepat-cepat tersenyum, menggeleng.

“Tidak, aku hanya senang melihatmu bahagia.”

Serafim menarikku duduk di kursi kayu panjang, lalu ia menata rambutku sesuai kemauannya.

“Sayang, gaya rambutmu lebih bagus seperti ini,” ucapnya riang. 

Aku mengangguk pelan, menuruti kemauannya. 

Begitulah hari-hari indah bulan maduku dengannya. 

Tidak terasa bulan madu kami selama satu minggu berakhir, kami pun kembali ke Velston City, jantung kota dimana banyak orang merantau dan padat dengan kendaraan yang macet. 

Kini  aku kembali kerumah kami, dan menambah beberapa orang untuk menjaga keamanan rumah. Setiap hari aku mengantar istriku ke kantor. 

Masa pra kampanye pun sudah dimulai, Dan pertemuan kami mulai berkurang, tapi Serafim memaklumi. 

Suatu hari, saat aku pulang kantor, ia  sedang belajar memasak dengan Bibi Naureen, ya… Serafim hanya pandai memasak kue saja. 

“Serafim, kau sedang masak?”

Dia tersenyum padaku. 

“Iya, aku masak Crimson Loaf, makanan favoritmu,”

“Wah, dari wanginya saja sudah membuat perutku lapar.”

“Ya sudah mandi dulu sana, nanti kita makan malam bersama! 

“Baik sayangku,” ujarku sambil mendaratkan sebuah ciuman di pipinya. 

 

(Serafim) 

Sementara Zephyr mandi, aku sibuk menyelesaikan masakanku. 

Beberapa saat kemudian, Zephyr pun kembali, kami duduk di meja makan. 

“Hemm harumnya.”

Aku melepas celemek meletakkan di gantungan dan duduk disebelahnya. 

“Sayang, Ayo cicipi!.”

Dia memakan sepotong, dan mengangguk puas. 

“Hemmm ini enak sekali”

“Benarkah?”

“Iya”

Dan ternyata  rasanya sangat enak, bibi Naureen yang sedang mengelap meja dapur ikut bicara, bahwa Serafim  sudah belajar berkali-kali namun setelah rasanya pas, baru dia berani memasaknya untuk ku. 

Selesai makan kami duduk di balkon dia duduk di pangkuanku. 

“Sayang, kenapa  kau harus mencalonkan diri jadi pejabat pemerintah?”

“Memangnya kenapa.”

Dia melingkarkan kedua tangannya di leherku. 

“Aku tidak suka kau sering pulang malam, waktu kita berduaan jadi berkurang.”

“Tapi setelah selesai aku langsung pulang, tidak pergi kemana-mana, kau juga bisa lihat GPS ku bukan?”

Ia mendesah. 

“Aku berharap kau hanya jadi pemilik Ellias construction global, aku tidak suka kau terjun  ke dunia politik.”

Makanya kau ikut denganku supaya kau tahu, dan kita bisa bersama terus, 

Serafim menekuk wajahnya. 

Ya sudah terserah kau saja, aku lebih suka istirahat setelah pulang kerja. 

Kemudian aku mengajaknya masuk karena sudah larut. 

Sekitar jam dua pagi lewat delapan menit aku terbangun karena haus, Serafim ada di pelukanku, aku melepaskan pelukannya dengan perlahan. 

Setelah mengambil segelas air aku duduk di sofa kamar dan melihat ponselku sebentar, namun saat aku meletakannya kembali ada chat masuk. 

Aku menatap layar untuk membacanya sambil menggosok-gosok bibirnya dengan jarinya. 

“Aku merindukanmu, apakah kau  merasakan hal yang sama, aku mencintaimu.” 

Aku tidak membalas chat dari Zea, hanya menatap pesan itu lama, lebih lama dari yang seharusnya, lalu mematikan layar seolah tak pernah melihatnya, kemudian meletakkan kembali ponsel-ku, dan kembali tidur.

Keesokan harinya, saat sarapan Serafim minta izin untuk reunian bersama teman kampusnya pada hari minggu nanti. Dan aku mengijinkan. 

“Baiklah, kebetulan aku libur, nanti aku antar ya.”

Serafim menyeringai dan membujukku. 

“Sayang, aku mau menghabiskan waktu bersama mereka, kalau aku ingin pergi sendiri boleh kan?”

Dengan tegas aku menolak. 

“Tidak bisa, aku harus ikut.”

Mendadak dia cemberut. 

“Ku pikir setelah hubungan kita lebih dekat, kau akan membiarkanku lebih bebas, ternyata sama saja, huft sayang sekali, aku hidup seperti tawananmu.”

Aku tertawa. 

“Baiklah, aku akan mengizinkanmu pergi sendiri, jangan matikan GPS dan kau akan diawasi bodyguard ku”

“Ya Tuhan, Zephyr… kenapa kau selalu ketakutan…?”

Karena bicara terus aku langsung menyuapinya dengan buah anggur hijau. 

Dia masih protes, lalu aku menutup mulutnya dengan bibirku. Dia pun tersenyum. 

Lalu aku menyuruhnya menghabiskan sarapan  dan akan segera mengantarnya ke kantor. 

Setelah mengantar Serafim ke kantor, dengan

Mobil hitam aku berhenti di depan gerbang proyek pembangunan jembatan lintas pesisir. Angin laut membawa debu semen dan suara mesin berat yang berdengung tak henti. 

Aku turun dengan langkah percaya diri, jas hitam yang berkibar ringan di antara pekerja yang menunduk memberi salam. Lalu mengecek struktur baja yang menjulang, sebagian berdiri di atas air, sebagian lagi masih menunggu disatukan oleh waktu dan tenaga manusia.

“Pastikan pengiriman baja tambahan tiba besok pagi,” katanya pelan, tapi tegas.

Meskipun proyek sudah berjalan lancar, pikiranku tak lagi sepenuhnya di dunia konstruksi. Sejak beberapa minggu terakhir sudah mulai menyeimbangkan untuk menjaga stabilitas perusahaan dan membangun jaringan politik untuk langkah kedepannya. Pertemuan-pertemuan informal dengan tokoh masyarakat dan beberapa pejabat daerah sudah berlangsung diam-diam, tanpa sorotan media. Semua masih tahap pra-kampanye, dimana fase paling rawan tapi juga paling menentukan.

Di bawah langit yang gelap, lampu di ruang kerjaku masih menyala. Di antara tumpukan dokumen proyek dan laporan survei politik, aku tahu satu hal, jika aku ingin berkembang, aku tak hanya harus membangun jembatan dari baja, tapi juga jembatan kepercayaan dari manusia ke manusia, dan itu jauh lebih rapuh.

Menjelang malam, ia baru tiba di kantornya lagi. Lampu-lampu di gedung utama masih menyala, menandakan rapat tak akan berakhir cepat. Layar ponselku menyala karena notifikasi, berita tentang diriku terus berdatangan yaitu “CEO Ellias Global Construction diprediksi masuk bursa calon pejabat baru.” Zephyr menatap layar beberapa detik, lalu menghela napas panjang, seolah sadar bahwa sejak hari itu, setiap langkahnya bukan lagi milik dirinya sendiri sepenuhnya, dan ya sebentar lagi aku akan mengabadi kepada masyarakat dan negara. 

Saat aku pulang, dia menungguku di sofa ruang tamu. Layar televisinya menyala, sedangkan tuan rumahnya tertidur sambil memegang remote yang hampir terjatuh.

Aku menghampirinya, meletakkan jasku di sandaran sofa, lalu duduk di sampingnya. Dengan hati-hati aku merapikan rambutnya, kemudian mencium keningnya.

Dia terperanjat, mengucek matanya yang masih mengantuk.

“Oh, ternyata suamiku sudah pulang,” katanya, lalu mencium pipiku dan memeluk tanganku.

“Sayang, kenapa tidak tidur di kamar saja?”

Dia tersenyum, senyum yang menampakkan gigi putih dan rapi.

“Besok kan aku akan pergi lebih pagi. Aku takut kita tidak sempat mengobrol, jadi aku ingin melihatmu dengan mata terbuka.”

Ia memegang wajahku, mendekatkan bibirnya yang lembut, kemerahan meski tanpa pewarna, lalu menempelkannya perlahan, dari kening hingga bibirku.

Aku bisa merasakan betapa tulusnya perasaannya. Namun tidak denganku.

Tatapanmu membuat dadaku bergejolak, dan aku teringat ciuman kedua kami di pinggir hutan sore itu, ketika ia memejamkan mata dan aku menatapnya dengan tatapan yang tak sepenuhnya tulus. Senyumku saat itu hanyalah topeng, satu-satunya cara agar misi ini tetap berjalan tanpa tersingkap. 

Bersambung… 

1
🦋Rosse Roo🦋
timpuk aja tuh, muka pake tas. Daripada di anggurin tasnya.. 😩
🦋Rosse Roo🦋
sori sori tu say bang,, 😌
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
katanya kalau orang yang minta cerai, nanti pernikahannya akan awet terus
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
hahaha kamu yang terlalu bodoh😂
⛧⃝ 𓂃Luo Yi⧗⃟
Klo suka mulai brubah bukannya ngekang gak jelas
⛧⃝ 𓂃Luo Yi⧗⃟
Ni Zapyr tu maunya apa dah.. Posesif tpi masih main ama selingkuhan juga dasar nyebelin
dilafnp
sabar ya bu..
dilafnp
aku kebayang kok, pasti cantik..
dilafnp
pake jaket kamu sekarang, aku traktir seblak.. dijamin ga hambar.
kim elly
🙄🙄🙄kok gitu
kim elly
wow gundik 🤣
kim elly
🙄🙄bingung ya kalo bukti terarah padanya
Ani Suryani
ibunya di bunuh siapa
Iyikadin
Weh ternyata menikah diaaa
Iyikadin
Baru kali ini ada yang menolak perjodohan
Mingyu gf😘
ehh langsung di snaggul ya kirain cuma fitting coba coba gaun aja
Kutipan Halu
Di sogok dong biar dapat cucu🤣🤣
rahmad faujan
tenang bakal tau juga lama²
Nadin Alina
Visual yang keren dan cool banget cowok jas hitam itu
Wida_Ast Jcy
wah... kuat juga ya. keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!