NovelToon NovelToon
Asmara, Dibalik Kokpit

Asmara, Dibalik Kokpit

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Fauzi rema

Ini adalah kisah tentang Asmara, seorang pramugari berusia 25 tahun yang meniti karirnya di atas awan, tiga tahun Asmara menjalin hubungan dengan Devanka, staf bandara yang karirnya menjejak bumi. Cinta mereka yang awalnya bagai melodi indah di terminal kedatangan kini hancur oleh perbedaan keyakinan dan restu orang tua Devanka yang tak kunjung datang. dan ketika Devanka lebih memilih dengan keputusan orangtuanya, Asmara harus merelakannya, dua tahun ia berjuang melupakan seorang Devanka, melepaskannya demi kedamaian hatinya, sampai pada akhirnya seseorang muncul sebagai pilot yang baru saja bergabung. Ryan Pratama seorang pilot muda tampan tapi berwajah dingin tak bersahabat.
banyak momen tak sengaja yang membuat Ryan menatap Asmara lebih lama..dan untuk pertama kali dalam hidupnya setelah sembuh dari rasa trauma, Ryan menaruh hati pada Asmara..tapi tak semudah itu untuk Ryan mendapatkan Asmara, akankan pada akhirnya mereka akan jatuh cinta ?

selamat membaca...semoga kalian suka yaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fauzi rema, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Pagi itu udara Bali terasa segar dan cerah. Di restoran terbuka resort yang menghadap langsung ke laut, sinar matahari menyinari meja sarapan yang sudah tertata rapi. Suara debur ombak berpadu dengan musik lembut dari pengeras suara, menciptakan suasana yang hangat dan menenangkan.

Asmara datang mengenakan gaun santai berwarna krem lembut, rambutnya dibiarkan terurai alami. Ia sempat terkejut ketika salah satu staf mengatakan bahwa Mami Rosa sudah menunggunya di meja pojok yang menghadap ke laut.

“Selamat pagi, Mami,” sapa Asmara sopan, tersenyum ramah.

“Pagi juga, Sayang. Duduk, ayo. Mami sudah pesan jus mangga kesukaanmu kemarin,” jawab Rosa lembut.

Asmara duduk perlahan, sedikit canggung tapi berusaha terlihat santai. Mami Rosa tampak sangat ceria pagi itu. Ia tampak begitu menikmati obrolan ringan, menanyakan tentang penerbangan, makanan sehat, hingga rekomendasi tempat wisata di Bali.

Namun setelah beberapa menit, Rosa meletakkan sendoknya dan menatap Asmara dengan penuh perhatian.

“Asmara…” panggilnya pelan. “Mami penasaran. Kenapa kamu tertarik jadi pramugari?”

Asmara sempat terdiam, menatap secangkir teh hangat di depannya. Pertanyaan sederhana itu justru membuka kenangan lama yang selama ini ia simpan.

“Sejujurnya, Mami… awalnya bukan karena impian,” katanya pelan. “Aku cuma ingin… bisa terbang jauh.”

Rosa menatapnya lembut. “Terbang jauh?”

Asmara mengangguk, senyum tipis muncul di wajahnya yang tampak sendu.

“Waktu kecil… aku sering merasa kesepian.Ibuku meninggal, dan Ayahku sibuk, dan sejak dia menikah lagi, rumah nggak pernah terasa sama. Aku sering berharap bisa pergi sejauh mungkin, melihat dunia lain. Jadi pramugari membuatku bisa merasa bebas...”

Rosa menatapnya lama, ekspresinya berubah menjadi penuh iba. “Sayang… hidupmu pasti nggak mudah, ya.”

Asmara menunduk sedikit. “Tapi aku bersyukur, Mami. Aku belajar banyak. Aku jadi mandiri, belajar bagaimana agar bisa menolong orang, dan… bisa bertemu banyak sosok baik, seperti Mami.”

Ucapan itu membuat Rosa tersenyum haru. Ia meraih tangan Asmara di atas meja dan menggenggamnya lembut.

“Kamu gadis yang kuat, Asmara. Mami bisa lihat itu dari caramu bicara. Sekarang Mami tahu kenapa Ryan bisa jatuh cinta sama kamu.”

Asmara tercekat, pipinya langsung memanas. “M-Mami…”

Rosa tertawa kecil, menepuk punggung tangan Asmara pelan. “Tenang saja, Sayang. Mama senang akhirnya Ryan bisa terbuka soal perasaannya. Sejak dulu dia susah sekali percaya sama perempuan.”

Asmara tak tahu harus menjawab apa. Ia hanya menunduk, mencoba menyembunyikan debar jantungnya yang mulai tak terkendali. Dalam hati, ia tahu… meski hubungan mereka hanyalah pura-pura, setiap kali nama Ryan disebut, perasaannya selalu terasa terlalu nyata.

Asmara masih menggenggam gelas jus mangganya ketika suara langkah kaki mendekat. Dari arah lobi resort, Ryan muncul dengan kemeja putih kasual dan celana abu muda, rambutnya sedikit berantakan karena angin laut pagi. Ia terlihat segar, tapi juga sedikit kaget saat menyadari siapa yang duduk bersama Mami Rosa di meja itu.

“Mami sarapan tanpa nunggu aku?” sapa Ryan santai sambil menarik kursi di sebelah Asmara.

Rosa tertawa kecil. “Kamu ini lambat sekali, Ry. Mami sudah hampir selesai. Untung ada Asmara yang nemenin Mami dari tadi.”

Asmara menoleh cepat, menunduk sopan. “Selamat pagi, Ryan.”

Ryan menatapnya sekilas dan membalas dengan senyum tipis. “Pagi, Asmara. Kelihatannya kamu bangun lebih pagi dari aku, ya.”

“Iya, kan udah janji sama Mami mau sarapan bareng.” jawab Asmara cepat, membuat Rosa terkekeh.

Suasana sarapan itu terasa hangat, meskipun di antara Ryan dan Asmara ada semacam getaran canggung yang sulit dijelaskan. Mami Rosa tampak bahagia sekali melihat keduanya duduk berdampingan.

“Ryan,” kata Rosa tiba-tiba, “Mami baru tahu alasan Asmara jadi pramugari. Anak ini hebat sekali, lho. Mandiri dan berani. Mami makin yakin kalau pilihanmu kali ini tepat.”

Asmara langsung tersedak roti di mulutnya, sementara Ryan menatap ibunya dengan alis terangkat.

“Mami...” ucapnya pelan, seolah memperingatkan.

Tapi Rosa malah tersenyum nakal. “Apa? Mami cuma bilang yang sebenarnya. Mami nggak pernah lihat kamu setenang ini waktu ada perempuan lain.”

Asmara buru-buru meneguk airnya, wajahnya merah padam.

“Mami, jangan bercanda begitu…” ucapnya gugup.

“Tuh kan, panggilannya udah ‘Mami’ sekarang.” Rosa tertawa puas. “Mama suka dengarnya.”

Ryan menahan senyum di balik ekspresi datarnya. Ia bersandar di kursi, menatap laut sebentar sebelum berkata santai,

“Kalau Mami terus menggoda, Asmara bisa kabur nanti.”

“Yang penting jangan sampai kamu yang kabur duluan,” sahut Rosa cepat, membuat Ryan tak bisa menahan tawa kecilnya.

Asmara menatap Ryan sejenak, dan untuk pertama kalinya sejak mereka memulai sandiwara ini, Ryan terlihat… benar-benar rileks. Senyumnya tulus, matanya hangat.

Sekilas, Asmara merasa dadanya bergetar aneh.

Namun, sebelum suasana terlalu nyaman, Rosa menatap keduanya penuh arti.

“Ryan, Mami senang sekali kalian bisa menjalin hubungan begini. Tapi Mami cuma mau satu hal, jangan main-main sama perasaan Asmara, ya. Kalau kamu betul-betul sayang, buktikan dengan tindakan.”

Ucapan itu membuat keheningan jatuh di meja. Asmara menatap piringnya, sementara Ryan memandangi wajah ibunya, lalu beralih menatap Asmara.

“Tenang aja, Mi,” katanya pelan tapi tegas. “Aku nggak akan main-main.”

Asmara menegakkan kepala perlahan. Ada sesuatu di mata Ryan, bukan sekadar sandiwara, tapi kesungguhan yang samar-samar mulai tumbuh di antara keduanya.

Rosa tersenyum puas, tak sadar bahwa ucapannya barusan telah menyalakan api kecil yang bahkan Ryan sendiri belum tahu bagaimana cara memadamkannya.

Setelah sarapan usai, suasana di restoran resort masih hangat. Angin laut berhembus lembut, membuat rambut Asmara yang terurai sedikit tersibak. Ryan tengah memeriksa ponselnya ketika Mami Rosa tiba-tiba menutup tas dan menatap keduanya dengan senyum misterius.

“Ryan, Sayang… Mami baru ingat. Mami ada janji temu dengan teman lama di Bali, Ibu Hasna. Dia telepon tadi pagi, minta Mami mampir ke rumahnya sebelum sore ini.”

Ryan mengangguk santai. “Oke, Mami mau aku antar?”

Rosa langsung melambaikan tangan cepat. “Oh, tidak perlu. Mami dijemput langsung sama sopirnya Bu Hasna. Lagipula…” — Rosa melirik ke arah Asmara, senyumnya makin lebar — “kalian berdua kan butuh waktu berdua juga, sebelum nanti malam balik ke Jakarta.”

Asmara nyaris tersedak jus mangganya lagi. “B- berdua...?”

“Ya, tentu saja.” Rosa tersenyum lembut tapi penuh arti. “Anggap saja waktu ini untuk quality time. Kalian jarang punya kesempatan seperti ini, kan? Nikmati Bali, jalan-jalan, makan siang bersama… Ryan yang traktir.”

Ryan menatap ibunya dengan pandangan tak percaya. “Mi, kita di sini bukan untuk—”

“Kalian ini kenapa sih ? Bukannya kalian ini sepasang kekasih ? Aneh banget.” Rosa memotong cepat, lalu berdiri anggun dari kursinya. “Mami pergi sebentar, sore nanti kita ketemu lagi di lobi untuk pulang, ya.”

Sebelum Ryan sempat membalas, Rosa sudah melangkah pergi dengan elegan, meninggalkan aroma parfum lembut dan dua anak muda yang sama-sama kebingungan.

Asmara menatap punggung Rosa yang menjauh, lalu menoleh ke arah Ryan. “Mami serius, ya?”

Ryan menghela napas panjang sambil menaruh ponselnya di meja. “Mami selalu serius kalau sudah kasih senyum seperti itu.”

Asmara mendengus pelan. “Berarti… kita disuruh kencan di Bali?”

Ryan menatapnya datar, tapi ada sedikit senyum mengintip di sudut bibirnya. “Kencan pura-pura. Seperti status kita.”

Asmara melipat tangannya di dada. “Kamu ngomongnya enak banget. Buat aku ini canggung, tahu nggak?”

Ryan berdiri, merogoh saku celana dan menatapnya dengan tenang. “Kalau begitu, ayo. Biar aku bantu kamu merasa… nggak canggung.”

“Dengan cara apa?” tanya Asmara waspada.

Ryan menyipitkan matanya sedikit, lalu menunduk mendekat, cukup dekat hingga Asmara bisa merasakan hembusan napasnya yang tenang.

“Dengan cara… menjalani hari ini seperti benar-benar kekasihku.”

Asmara terdiam, pipinya memanas. “Kamu tuh selalu bisa bikin situasi jadi ribet.”

Ryan menegakkan badan, senyumnya muncul samar. “Tapi kamu tetap ikut kan ?”

Asmara mendengus pelan sambil mengambil tasnya. “Aku ikut cuma karena Mami Rosa yang nyuruh. Bukan karena kamu.”

Ryan tertawa kecil. “Terserah alasannya apa, yang penting kamu ikut.”

Ia berjalan lebih dulu keluar restoran, sementara Asmara hanya bisa menghela napas panjang, mencoba menenangkan degup jantungnya yang anehnya, semakin tak terkendali setiap kali Ryan tersenyum seperti itu.

...✈️...

...✈️...

...✈️...

^^^Bersambung...^^^

1
Siti Naimah
menyimak dulu...kelihatannya bakal seru nih
Marini Suhendar
❤❤❤...lanjut thor
Nursina
semangat lanjutkan👍
Nursina
karya yg menarik semangat
Mericy Setyaningrum
wah Dubai Im in love
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!