Seorang gadis yang berasal dari keluarga sederhana, baru saja lulus SMA. Namun tiba-tiba Ayahnya yang pemabok dan suka main judol, memaksanya untuk menikah dengan saudagar kaya yang memiliki 3 istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencoba Menjadi Istri Yang Baik
Setelah 4 bulan terpisah, akhirnya ia bisa berkumpul kembali dengan suaminya. Untuk membuat suaminya tercinta bahagia, tentunya ia ingin memberikan sesuatu yang spesial.
Ia mencoba menjadi istri yang baik, mencoba untuk tidak melakukan kesalahan lagi bersama anak tirinya.
Pada malam harinya pas jam menunjukkan pukul 21.30 malam.
Hampir 4 bulan berpisah tentunya suaminya, merasakan kerinduan yang cukup dalam akan belaiannya.
Dengan memakai baju tidur seksi, Sasa mencoba menggoda suaminya. Tidak lupa ia juga menambah parfum, supaya suaminya semakin terpikat.
Pada saat itu suaminya sibuk dengan aktifitas seperti biasanya, yaitu bermain game online. Sasa menghampirinya, yang saat itu sedang berbaring diatas tempat tidur.
"Mas..." panggilnya sambil memeluk suaminya
Namun reaksi suaminya dingin, tanpa perduli dengan Sasa yang disampingnya.
"Mas..." panggilnya, namun suaminya tetap sibuk dengan gamenya.
Sampai pada akhirnya suaminya merespon
"Apa Dek? aduh kan kalah." cetus suaminya
"Berhenti dulu mas main gamenya." ujarnya, meminta suaminya berhenti bermain game.
"Ada apa?" tanya Pak Yudi menoleh kearahnya
Anehnya walaupun ia sudah memakai baju tidur seksi, dan parfum yang menggoda. Namun suaminya tetap tidak bergeming, tetap dingin dan konsentrasi pada ponselnya.
"Berhenti dulu mas." ucap Sasa
"Tunggu Dek, kamu ganggu aja. Aku lagi main sama temen-temenku." seru suaminya kepadanya
"Mas apa kamu engga pingin, kita kan sudah lama tidak melakukan hubungan Mas." tanyanya melihat kearah suaminya
Tapi apa jawaban suaminya...
"Tunggu Dek, aku mau kalah lagi nih. Kamu sana nonton TV dulu." cetus suaminya, menyuruh Sasa menonton tv.
Mendengar perkataan suaminya ia beranjak dari tempat tidur, dan keluar dari kamar untuk menonton tv.
Saat menonton tv, tidak lama kemudian Sandy datang menghampiri nya.
"Wah cantik sekali." ucap Sandy, yang melihat Sasa memakai baju seksi.
Sasa hanya diam melihat Sandy yang duduk disampingnya.
"Kenapa murung?" tanya Sandy
"Tidak apa-apa San." sahut Sasa, sambil tetap memperhatikan acara televisi.
"Kemana Papa?" tanya Sandy lagi, yang merasa heran karena melihat Sasa duduk sendirian.
"Sibuk main game." jawab Sasa ketus
Mendengar hal itu Sandy hanya tersenyum, kemudian Sandy bergeser mendekat kearahnya Sandy mengerti sekali apa yang dia mau.
"Harum sekali kamu." ujar Sandy berbisik
"Ada Papa kamu San." cetus Sasa, mencoba menjauh dari Sandy.
Tanpa memperdulikan perkataan nya Sandy semakin mendekat, tiba-tiba sebuah kecupan lembut mendarat di keningnya. Sandy tersenyum kearahnya, membuat bulu kuduknya seketika berdiri.
Sasa diam menatap anak tirinya, menatapnya dengan hati yang berkecamuk. Mereka saling bertatapan untuk beberapa saat, sampai tidak terasa bibir mereka bersentuhan. Tangan mereka saling menggenggam, Sandy merengkuhnya dalam pelukan. Membuainya pelan menenangkannya dalam kecupan, dan belaian yang membuatnya tidak bisa berkata apa-apa.
Sampai tidak terasa malam semakin larut, nafas mereka memburu beradu dengan suara televisi.
Kemudian aktivitas mereka terhenti, karena suaminya memanggilnya dari lantai atas.
"Dek..." terdengar suara Pak Yudi memanggilnya, dari lantai atas.
"Iya Mas." jawab Sasa yang masih duduk di sofa
"Ayo tidur." ajak Pak Yudi dengan sedikit berteriak
"Cepat sana say." ucap Sandy, menyuruhnya untuk cepat pergi ke kamarnya.
Ia pun membenarkan baju tidurnya, dan naik ke lantai atas. Menuju ke kamarnya, meninggalkan Sandy yang masih duduk di sofa.
Setelah sampai diatas Sasa segera masuk ke kamarnya, ia melihat suaminya sudah selesai dengan aktivitasnya.
Sasa menghampiri suaminya, dan Pak Yudi segera memeluknya dengan mesra.
"Ayo Dek." pinta suaminya
Tanpa banyak bicara, suaminya langsung membimbingnya keatas tempat tidur.
Sasa berusaha menjadi istri yang baik, tapi nyatanya saat ia melakukan hubungan dengan suaminya di pikirannya hanya ada Sandy. Ia membayangkan melakukan dengan anak tirinya, Sasa tetap berusaha melayani suaminya walaupun ia tidak merasakan apa-apa.
*******
Sampai keesokan harinya tepatnya hari sabtu pagi, setelah menyiapkan sarapan. Ia meminta agar suaminya, mengantarkannya periksa kandungan.
"Mas, aku mau periksa." ujarnya kepada suaminya
Pada saat itu mereka sedang sarapan pagi, bersama Pak Yudi dan juga Sandy.
"Sabtu tetap buka, Dek?" tanya suaminya
"Buka Mas, tapi sampai jam 10 pagi." jawabnya
"Tapi Mas ada urusan sama teman." sahut Pak Yudi
"Sama aku aja Bu." tiba-tiba Sandy nyeletuk
"Yaudah boleh tuh di antar Sandy aja." ucap Pak Yudi
"Terserah sama siapa saja, yang penting Sasa ada yang ngantar." ucap Sasa kesal
Setelah selesai sarapan, ia langsung masuk kedalam kamar.
Saat didalam kamar, ia melihat suaminya sudah bersiap-siap untuk pergi.
"Dek, aku mau kerumah teman dulu ya." ucap Pak Yudi
"Gak mau antar aku mas?" tanya Sasa lagi
"Sama Sandy atau Bi Inah saja dulu, Dek. Ini urusan penting sekali." ucap Pak Yudi
"Urusan apa Mas?" tanyanya penasaran
"Urusan kerjaan." sahut Pak Yudi
"Tapi Mas...."
"Sudah jangan banyak tanya, minta antar Sandy saja." ucap Pak Yudi dengan sedikit membentak
Seketika Sasa langsung menunduk, karena ia takut setelah melihat suaminya yang membentak.
Setelah Pak Yudi keluar dari kamar, ia pun segera bersiap-siap karena akan pergi ke Dokter kandungan.
Kemudian Sasa pun keluar dari kamar, dan menuruni anak tangga dengan hati-hati lalu menghampiri Sandy.
"San ayok, antar aku ya." pinta Sasa, dan Sandy pun segera bangkit dari duduknya setelah mematikan televisi.
"Kamu tunggu disini dulu ya, aq mau ganti baju dan ambil kunci mobil." ucap Sandy, lalu ia berlari keatas.
10 menit kemudian Sandy sudah turun kembali, dan langsung mengajak Sasa pergi.
Di perjalanan ke tempat praktek Dokter Indah, Sandy terus saja memegang tangannya sambil menyetir mobil.
"Kamu cantik sekali." ucap Sandy, seraya menggenggam tangan Sasa.
"Kamu gombal terus." sahut Sasa
"Serius, akhir-akhir ini kamu cantik sekali." sambung Sandy
"Berarti anakku perempuan San." ucap Sasa
"Kata Dokter, cowok atau cewek?" tanya Sandy
"Waktu di USG cewek San." sahut Sasa
"Cewek atau cowok sama saja, yang penting ibu dan bayinya selamat." kata Sandy
"Iya." jawab Sasa singkat
Setelah sampai di tempat praktek Dokter Indah, ia pun di periksa. Dan ternyata kehamilannya sudah memasuki usia 8 bulan, jika sesuai jadwal berarti bulan depan ia akan melahirkan anak pertamanya.
Ia merasa tidak sabar menunggu saat-saat melahirkan anak pertamanya, yang selama ini sangat di idam-idamkan.
Setelah selesai periksa, mereka pun keluar dari tempat praktek Dokter Indah.
Namun tiba-tiba saja Sandy menghentikan mobilnya, lalu ia menarik wajah Sasa agar menghadap kearahnya.
"Aku sayang banget sama kamu, kamu cinta sejatiku. Aku belum pernah mencintai seorang wanita, segila ini apapun yang terjadi ku mohon jangan pernah tinggalin aku. Kalau suatu hari nanti Papa sampai mengetahui hubungan kita, kamu jangan khawatir aku akan menikahimu. Karena aku sangat yakin yang di perutmu itu, buah cinta kita." ucap Sandy sambil menggenggam tangan Sasa
"Janji ya sayang." tambah Sandy, yang diangguki oleh Sasa.
Lalu Sandy mencium sebentar bibir Sasa, Sasa hanya memejamkan matanya tanpa melarangnya.
"Yasudah sekarang kita pulang ya." ucap Sandy, lalu ia pun menjalankan mesin mobilnya.
Bersambung...