NovelToon NovelToon
I Just Want To Live An Ordinary Life

I Just Want To Live An Ordinary Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Cinta Murni / Masuk ke dalam novel
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Eby Mey2

"Angeline" adalah nama yang bagus dan cantik. Namun, pemilik nama ini tidak hidup seperti namanya. Ia masih baru lulus SMA, hidup dengan keluarga harmonis dan cukup, mempunyai banyak teman (kurasa), tapi dia introvert. Cukup pendiam, suka baca novel dan komik, dan motto hidupnya adalah hidup dengan yang biasa-biasa saja, tidak berlebih dan mencolok.

Namun ada perubahan drastis dalam hidupnya yang santai-santai saja. Secara mendadak dia meninggal, gara-gara menyelamatkan anak kucing. Tapi cerita ini tidak sampai disitu, Angeline tiba-tiba membuka matanya dan melihat atap-atap yang asing menurutnya.

"Ha...?! "

"Dimana ini? "

"inikan bukan rumah sakit, dan baju ini kenapa kuno sekali, apa aku cosplay? "




PENASARAN CERITA SELANJUTNYA SEPERTI APA?
BURUAN BACA SELENGKAPNYA!!!
DAN JANGAN LUPA KLIK LIKE, SUBSCRIBE, BERI HADIAH, DAN JUGA VOTE YAAA...!!!
AGAR AUTHOR NYA MAKIN SEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD CHAPTER BARU!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eby Mey2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 15

"Aku telah berbagi rasa atau emosi dengan melalui ingatan masing-masing dari kami seolah-olah kami juga mengalami hidup dari ingatan-ingat tersebut. Aku mengetahui semua ingatannya dan dia juga mengetahui semua ingatan ku, tapi dia masih tidak tahu bahwa kami saling berbagi ingatan kami masing-masing. " Xiao Annchi berhenti berkata-kata dan melihat reaksi guru Qiang yang terlihat biasa saja namun sedang menyimak ceritanya.

kemudian Xiao Annchi melanjutkan ceritanya. "Mungkin karena itu lah aku jadi sedikit merenungkan diri untuk berhenti sementara dari tindakan bunuh diri atau memikirkan tentang itu. "

"Lalu bagai mana tentang kehidupan pertama atau masa lalu Sima Annchi itu? " Tiba-tiba Guru Qiang memotong perkataan Xiao Annchi yang membuatnya sedikit kesal.

"Jangan mendadak memotong seperti itu dan tenang saja meskipun kau tidak menanyakannya aku akan tetap bercerita tentang itu. "

Sebenarnya Xiao Annchi merasa tidak enak membicarakan masa lalu seseorang karena dia sudah tahu bahwa jiwa lain yang ada pada tubuh ini berasal dari dunia lain. Lalu ia memutuskan untuk merangkai ceritanya meskipun tidak sama persis.

"Kehidupannya sangat biasa-biasa saja. saat masih kecil, dia seorang gadis kecil yang cengeng. ia sering menangis entah itu bersama dengan orang tuanya maupun dengan teman-temannya, berbeda denganku yang sudah lupa tentang cara menangis atau mengeluarkan air mata karena suatu alasan. Karena dia sangat cengeng, satu persatu teman-temannya menjauhi dirinya karena takut akan di salahkan yang membuat dia menangis padahal dia sendiri bukan pengadu. Sampai lambat laun ia akhirnya sendirian tidak mempunyai teman. Ia menyalahkan dirinya sendiri karena seperti itu, ia berusaha untuk tidak menangis, namun air matanya tetap saja keluar tak terkendali.

Saat ia sudah remaja, ia masih tetap cengeng seperti biasa, untuk menutupi kekurangannya ia menjadi pendiam dan hanya berinteraksi dengan sedikit teman. Ketika dia berinteraksi, dia hanya berkata dengan secukupnya yang membuat teman-temannya merasa hubungan mereka hanya sebatas teman tidak lebih.

Untuk mengalihkan kebosanannya karena ia jarang untuk keluar rumah selain bersekolah, ia membaca novel atau cerita fiksi untuk menghibur dirinya sambil mengurung diri di kamarnya. Sampai ia lulus dari sekolah ia masih saja tetap baperan tidak ada yang berubah.

Yang jadi alasan utama kenapa aku jadi seperti ini, aku sempat iri pada kehidupannya yang meskipun hidup dengan keluarga yang sederhana masih tetap merasa bahagia. Aku juga iri kepadanya yang memiliki keluarga yang saling mendukung satu sama lain. Mungkin aku merasa iri, tapi saat aku melihat ingatannya aku merasa seolah-olah hidup sebagai dirinya sendiri dan membuat pikiranku menjadi jernih dan aku juga merasakan kehangatan dari seseorang yang selalu menyayanginya. Aku mulai sadar bahwa masih ada orang yang menyayangiku dengan tulus di sekitarku. "

Sima Annchi mengakhiri ceritanya dengan senyuman tipis mengingat seseorang yang selalu ada padanya. Guru Qiang mengangguk-anggukkan kepalanya mulai mengerti. Ia mengerti selain cerita masa lalu Sima Annchi yang diceritakan Xiao Annchi ini, Sima Annchi tidak mengingat atau menyadari bahwa perkataan apa dan kejadian apa yang Xiao Annchi lakukan, tapi Xiao Annchi malah sebaliknya, ia mengetahui gerak-gerik Sima Annchi ini seolah kesadarannya masih ada tapi tubuhnya gerak sendiri seolah ada yang mengendalikannya. Mungkin Xiao Annchi adalah pemilik tubuh asli sehingga seperti itu.

"Aku masih bingung. Bukanya kau bisa berbicara dengannya melalui pikiran kalian masing-masing? " Maksud pertanyaan dari guru Qiang adalah jika Xiao Annchi ingin berbicara dengan Sima Annchi yang mengendalikan tubuhnya saat siang, tapi guru Qiang menyimpulkan bahwa Xiao Annchi tidak melakukannya dan tetap diam.

"Memang benar aku bisa mengobrol dengannya seperti telepati satu sama lain, dan tidak hanya itu aku juga bisa bertemu dengan dia di alam bawah sadar kami sendiri. Namun aku enggan untuk berbicara atau bertemu dengannya karena malas. Biarlah dia bermain dengan tubuh ini aku tak peduli lagi. "

Guru Qiang mendengus, ia yakin ada alasan lain selain itu. Kerena hari sudah semakin malam Guru Qiang menyuruh Xiao Annchi untuk segera tidur. Tapi sepertinya Xiao Annchi menolaknya dan menyuruh guru Qiang untuk cepat pergi dari asramanya. Guru Qiang menjadi jengkel karena diusir seperti itu. Guru Qiang membaringkan Xiao Annchi di ranjangnya dengan paksa dan menyelimutinya. "Kau sebaiknya tidur dengan nyenyak, selagi kau masih tetap bisa melihat matahari di esok harinya. Tubuh ini sedang sakit jadi kau harus istirahat! "

"Tapi kan aku memang tidak ingin melihat matahari di esok harinya(dengan kata lain mati). Lagi pula jika aku ikut tidur, maka aku bertemu dengan Sima Annchi di alam bawah sadar, aku tidak ingin itu. "

Guru Qiang yang mendengarnya menjadi semakin kesal. Ia kemudian menutup mata Xiao Annchi menggunakan jari-jarinya. Xiao Annchi sempat memberontak tapi lama kelamaan ia menjadi tenang dan tertidur. Guru Qiang pun bernafas lega dan ia segera pergi dari sana karena ia juga membutuhkan istirahat.

~Di alam bawah sadar atau bisa juga disebut dunia mimpi~

Xiao Annchi yang tersadar ia berpindah dari dunia nyata ke alam bawah sadar ini, ia merasa kesal terhadap Guru Qiang. Ia kemudian melihat sekelilingnya yang jauh berbeda dari biasanya. "Seingat ku, alam bawah sadar ini pertamanya hanya gelap gulita dan terasa hampa. Tapi sekarang ini seperti di luar angkasa dan banyak bintang. "

Xiao Annchi merasa takjub melihatnya. ia kemudian berjalan di sekelilingnya dan menemukan Sima Annchi(merujuk pada Angeline) yang sedang asik menggambar sesuatu di sebuah meja belajar. tanpa sepengetahuan Sima Annchi, Xiao Annchi diam-diam mendekat dan mengintip di belakangnya, apa yang sedang ia gambar dengan ekspresi yang sangat senang itu?

"Hah? Apa? Dia menggambar terong bertemu terong. Sungguh otak yang mesum! " Xiao Annchi menatapnya dengan jijik, ia segera melarikan diri darinya.

Sima Annchi yang sedang asik menggambar merasakan kehadiran seseorang di belakangnya, ia kemudian menoleh namun tidak ada siapa-siapa di sana. Ia mengangkat pundaknya sekali dan tak mempedulikannya, ia pun melanjutkan menggambarnya.

~Keesokan harinya~

Matahari pun telah muncul dan cahaya sinarnya mengenai wajah Sima Annchi. Sima Annchi mengerutkan keningnya dan perlahan membuka matanya. "Ukh... silau... " Gumamnya.

Sima Annchi membalikkan badannya untuk menghindari sinar matahari tersebut, kemudian ia tidur kembali dengan lelap. tampak dari luar jendela yang terbuka burung yang berkicau riang bersama pasangannya melihat Sima Annchi. Burung-burung tersebut bertengger di jendela Sima Annchi, karena rasa penasaran terhadap benda kering agak basah yang menempel pada sekitar bibir Sima Annchi. Burung-burung tersebut menghampirinya dan mematuk-matuknya mengira itu adalah makanan bagi mereka.

Sima Annchi yang merasa terganggu membuka matanya tiba-tiba yang membuat burung-burung tersebut terkejut dan segera melarikan diri keluar dari kamar tersebut. Sima Annchi yang terbangun mengelap air liur yang mengering tersebut di sekitar bibirnya. Ia melihat kuar jendela, ia membelalakkan matanya tak percaya.

"Hah, sudah sepagi ini? Oh yaudah! " Sima Annchi kembali berbaring dan tidur serta tidak lupa dengan selimutnya.

...~Bersambung~...

1
Alfatih Cell
lanjut Thor crazy Up....semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!