Bianca Salsabila Santoso, wanita dewasa berusia 26 tahun. Usia transisi membuat nya harus di cecar dengan pertanyaan kapan menikah? Hingga perjanjian dari almarhum sang ayah bersama sahabat nya membuat wanita yang biasa dipanggil Bee tersebut harus terikat pernikahan dengan seorang pemuda berusia 19 tahun.
Lalu bagaimana jadinya jika pria bernama Bastian Schweinsteiger, berusia 19 tahun harus menikahi seorang wanita dengan usia terpaut 7 tahun. Bastian tak hanya masih muda tetap dia juga ketua geng motor yang hobby nya tawuran. Namun, dia tak bisa menghindari pernikahan gila tersebut.
Kehadiran orang ketiga juga membumbui pernikahan yang rusuh setiap hari itu.
Bagaimanakah sikap Bee menghadapi suaminya yang kekanak-kanakan?
Apakah Bastian bisa meluluhkan batu es seperti Bee?
Tawa dan air mata mengiringi perjalanan kisah cinta mereka....
Yuk simak kisah nya.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengobrol
Kata orang-orang menikahlah dengan orang yang tepat karena pernikahan tidak hanya berbicara tentang perasaan dan cinta, tetapi juga obrolan. Dalam pernikahan yang banyak dilakukan adalah mengobrol dengan pasangan, membahas ekonomi dan masa depan anak-anak. Jika salah pilih pasangan maka akan menyesal seumur hidup. Sebab mengobrol itu akan berjalan terus sepanjang hidup. Jika tak menemukan orang yang bisa di ajak bicara baik-baik, maka hubungan pernikahan itu tidak akan berjalan dengan baik.
Ada beberapa orang yang salah pilih pasangan karena terburu usia atau desakkan dari orang tua serta para tetangga. Akhirnya dia memilih pasangan yang salah karena tanpa mengenali sejauh mana sifat dari pasangan nya. Lalu terjadilah bentrokan dalam rumah tangga yang tak bisa di elakkan lagi, bahkan ada yang menyebabkan perceraian.
Hal tersebut lah yang sering dipikirkan oleh orang-orang single yang memilih menikah diusia matang. Bahkan ada yang harus benar-benar memilih dari antara ribuan insan. Bukan pemilih karena harus kaya, tampan atau cantik. Tetapi ingin menemukan orang yang benar-benar tepat menjadi pasangan hidupnya. Sebab perkara menikah adalah berbicara seumur hidup. Banyak orang yang terkecoh karena keadaan tanpa memikirkan konsekuensi dari pilihannya tersebut.
Begitulah yang selalu di pikirkan oleh wanita bernama Bee. Melihat kegagalan rumah tangga Willy dan Rara, membuat wanita itu selalu takut untuk berumah tangga. Apalagi dirinya pernah ditinggalkan saat sedang sayang-sayangnya. Di mana sang kekasih hati lebih memilih wanita lain, dibandingkan dirinya.
Namun, siapa yang menyangka bahwa Bee akan menikah tanpa melalui proses perkenalan seperti orang menikah pada umumnya. Lebih parah lagi lelaki yang harus dia nikahi dan menikahi nya adalah pria muda yang usia nya jauh lebih muda dari Bee. Terlebih pria tersebut masih duduk dibangku sekolah dan anak orang kaya serta manja luar biasa yang suka nya berulah dan membuat masalah.
"Ayang nanti kita mau punya anak berapa?" tanya Bastian yang sudah membayangkan memiliki anak, padahal mereka belum melakukan malam pertama hingga kini.
"Kau mau nya berapa?" tanya Bee sambil menggaduk-aduk minuman dalam gelasnya.
Mereka masih berada di area mall dan selesai makan. Seperti biasa setelah makan keduanya akan mengobrol, meski akhirnya Bee emosi karena suaminya yang mesum tersebut, padahal Bastian masih muda dan bau kencur tetapi sudah tahu-tahu saja hal-hal vulgar seperti itu.
"Lima," jawab Bastian semangat sambil menunjukkan kelima jarinya.
Bee mendelik, "Ck, kau pikir melahirkan itu mudah," ketus Bee, yang benar saja mereka harus punya lima anak. Memangnya menggandung selama sembilan bulan sepuluh hari itu hal yang mudah.
"Ada aku Ayang yang bantu, Ayang tidak perlu takut," ucap Bastian mengedipkan matanya jahil. "Ehh kenapa Ayang bisa tahu kalau melahirkan itu tidak mudah? Ayang sudah pernah melahirkan?" tuding Bastian memincingkan matanya curiga.
Bukan apa Bee adalah wanita dewasa yang tentu nya sudah pernah merasakan pahit manis nya dalam hubungan. Bisa saja seperti remaja pacaran zaman now yang diluar batas kelakuan nya, bahkan anak sekolah saja bisa hamil dengan teman sekelasnya. Bisa jadi Bee juga begitu.
Tetapi Bastian yakin bahwa istrinya tidak begitu, kalaupun iya. Bastian tidak keberatan menerima masa lalu Bee, dia mencintai istrinya itu dengan tulus sepenuh hati jiwa dan raga nya.
"Jangan ngadi-ngadi," ketus Bee mendorong kening suaminya dengan gemes.
"Aww, Ayang. Suka kali mendorong kening suami sendiri. Tidak ada lembut-lembutnya," gerutu Bastian mengusap keningnya.
"Makanya kalau bicara itu disaring, jangan asal keluar," omel Bee mengusap kening sang suami, dia kasihan sendiri melihat Bastian. Entah kenapa Bee suka sekali mengerjai suaminya ini.
"Memang nya saringan apa?" cetus Bastian. "Ehh Ayang kau belum jawab pertanyaan ku, dari mana kau bisa tahu kalau melahirkan itu sakit?" tanya Bastian masih tidak puas karena Bee belum menjawab pertanyaan nya tadi.
Bee menghela nafas panjang lalu menghembuskan nya perlahan. Dia harus sabar dan tidak boleh emosi. Sebab dia harus sadar diri bahwa yang dia nikahi secara adalah bocah yang masih berusia 19 tahun.
"Semua perempuan juga tahu Bas, kalau melahirkan itu tidak mudah, sakit dan taruhannya nyawa," jelas Bee sabar.
"Tahu dari mana kalau belum merasakan nya?" ujar Bastian yang masih belum paham.
Bee merenggut kesal. Seperti nya Bee akan cepat tua karena sifat sang suami. Andai saja ini bukan suaminya sudah pasti Bee akan menendang tubuh Bastian, saking kesalnya.
"Tanyakan saja pada rumput yang bergoyang," cetus Bee menyeruput minuman dalam gelasnya.
Bastian terkekeh, dia pikir wanita kulkas ini tidak punya nilai humor. Ternyata semakin Bastian mengenal Bee, sebenarnya wanita ini tidak sedingin yang ada dipikirannya. Bee hanya perlu menemukan orang yang paham akan dunia dan keinginan hatinya.
"Cie, Ayang merajuk?" ledek Bastian.
Bibir Bee mengerucut kesal. Meski sang suami selalu membuatnya naik darah, tetapi kehadiran Bastian di hidupnya mampu menutupi segala luka dan kecewa di hati Bee. Kecewa di masa lalu yang sekarang masih membekas.
"Sudahlah, ayo kita lanjut," ajak Bee berdiri sambil menyambar tas nya.
"Ayo, Ayang."
Setelah membayar bill makanan mereka, kedua orang itu melanjutkan jalan-jalan mereka hari ini. Bee sengaja meluangkan waktu untuk bersama Bastian. Sebab di rumah mereka hanya bertemu malam dan pagi, siang nya sibuk dengan urusan masing-masing.
"Ayang kau tidak ingin beli tas baru atau sepatu baru?" tawar Bastian. "Jangan khawatir Ayang, uang suami tengil mu ini banyak, bahkan membangun mall baru saja bisa," ucap Bastian menyombongkan dirinya.
Bee menggelengkan kepalanya mendengar kesombongan sang suami. Bee memaklumi karena usia Bastian yang memang masih muda dan jiwa nya yang belum memahami aspek-aspek kehidupan.
"Tidak. Tas dan sepatu ku masih bagus," tolak Bee.
Bastian tersenyum simpul, dia belajar banyak hal dari Bee untuk tidak menjadikan uang sebagai sumber kebahagiaan. Sejak mereka menikah, Bastian tidak boros seperti dulu yang sering menghabiskan waktu dengan teman-teman nya dan menghamburkan banyak uang. Sekarang dia paham, bahwa segala sesuatu memang butuh uang tetapi uang bukanlah segala sesuatu nya.
Bee wanita sederhana yang hidupnya biasa saja. Hal itulah yang membuat pembuat masalah seperti Bastian bisa berobat meski kalau lupa dia bisa kumat. Sudah sering Bastian meminta maaf karena Bee yang dipanggil oleh sekolah, tetapi lelaki itu tak kala akan mengulangi kesalahan yang sama meski sudah dipanggil berulang kali.
"Tidak apa beli saja, Ayang. Sebagai koleksi," ucap Bastian tersenyum.
Bastian ingin seperti suami pada umumnya yang mampu membiayai kehidupan sang istri, meski saat ini dia belum bisa mendapatkan banyak uang. Tetapi nanti akan dia pastikan bahwa hidup Bee akan terjamin saat bersama nya.
Bersambung.....
BKNKH GK ADA PACARAN DLM ISLAM, YG ADA TA'ARUF.. BILA COCOK DI KHITBAH..
GOBLOK JUGA SI BAS YG TRLALU MNJA, HRSNYA LO LBH TEGAS, DINGIN DN DEWASA.. DN JUGA AGAK KEJAM BIAR TDK DIREMEHKN