Menjalani kehidupan rumah tangga sempurna adalah impian setiap wanita ketika memiliki seorang suami yang sangat mencintai dan menjadikan satu-satunya yang dicintai.
Namun, semuanya hancur ketika mengetahui bahwa pria yang selama ini dicintai telah menipunya dengan menciptakan sebuah konspirasi untuk bisa memilikinya.
Konspirasi apa yang membuat hidup seorang Diandra Ishana berubah penuh kepalsuan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dianning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semoga percaya
Austin kini menatap ekspresi wajah wanita yang terlihat sangat penasaran tersebut. "Emm ... dulu aku penasaran denganmu dan hal itu berubah menjadi cinta setelah sering berinteraksi, tapi jujur saja saat pertama kali bertemu dulu berpikir bahwa ...."
Ia tidak melanjutkan perkataannya karena dulu sempat berpikiran mesum.
Semakin curiga, kini Diandra mengarahkan cubitan pada lengan kekar itu. "Cepat dilanjutkan kata-katanya! Jangan buat aku makin penasaran!" Diandra terdiam ketika jari telunjuk Austin menelusuri bibirnya.
Berpikir jika sebentar lagi akan datang dokter yang memeriksanya, sehingga tidak bisa bersabar untuk segera mengetahuinya.
"Ini ... saat awal bertemu denganmu dulu langsung melihat bibirmu. Bahkan sangat ingin menyesap dan **********." Austin seketika meringis menahan rasa nyeri ketika mendapatkan cubitan dari sang istri.
"Dasar pria mesum!" sarkas Diandra yang seketika menoleh ke arah pintu karena telah terbuka dan melihat sang ibu berjalan masuk disusul dokter keluarga Matteo.
"Bagaimana rasanya sekarang, Sayang? Apa masih pusing kepalamu?" tanya Laksmi Mustika yang kini meletakkan cangkir berisi minuman hangat di tangannya tersebut di atas nakas.
"Tidak, Ibu. Ini sudah lebih baik." Diandra kini mengulas senyuman ketika melihat sang dokter meminta izin untuk memeriksanya. "Silakan, Dokter."
Sang dokter yang kini membuka tas, mulai memeriksa tanda-tanda vital dari pasien. Sebenarnya ia terkejut tadi karena saat pertama kali mobilnya masuk begitu dibuka pintu gerbang, ternyata ada banyak tamu di sana.
Begitu mengetahui bahwa hari ini baru saja ada pernikahan, langsung mengetahui begitu sahabatnya yang tak lain adalah Malik Matteo merasa kesal karena tidak diberitahu.
Bahwa ia sama sekali tidak dianggap ketika tidak diberitahu. Namun, ketika Malik Matteo menceritakan tentang semuanya, sehingga bisa memaklumi jika ia memang harus diam karena memang semuanya mendadak dan bukanlah haknya.
"Semuanya baik dan tidak perlu khawatir. Anda hanya kelelahan dan sedikit stres belakangan ini. Pasti itu karena pernikahan hari ini." Kemudian menyerahkan resep ke tangan sang suami.
"Tebus saja obatnya di apotik."
Saat Austin menanggapi, ia tidak jadi berbicara karena ponselnya berdering. Kemudian ia berjalan kaki menjauh karena tidak ingin perkataan tersebut didengar oleh orang lain atau pun istrinya.
Semua itu karena sebenarnya ingin saling menghargai dan menghormati. Bahwa tidak akan ada rahasia di antara suami istri dan berlangsung bertahun-tahun saja, hanya akan diam meskipun sudah mengetahuinya.
"Halo, cepat katakan apa kali ini yang membuatmu menelpon!"
Suara bariton yang mengintimidasi tersebut membuat orang lain merasa sangat aneh karena seperti pertama kali menunjukkan emosinya, sedangkan di sisi lain, merasa sangat penasaran.
Hingga ia pun merasa sangat puas dengan penjelasan dari sang detektif membawa sebuah kabar bahagia.
"Lebih baik cepat katakan sebelum aku berubah pikiran," ucap Austin yang tidak ingin membuang waktu atas perkataan ambigu dari seberang telpon. Hingga ia merasa sangat senang begitu mendengar suara bariton dari sang detektif.
"Seperti yang kukatakan tadi, Tuan. Jadi, hari ini saya menemukan kabar baru," ucap sang detektif yang mulai menjelaskan mengenai keadaan Yoshi setelah dilakukan perawatan intensif.
Sementara itu, Austin hanya diam karma saat ini tidak ingin berkomentar apapun ketika ada Diandra di atas ranjang.
"Jadi, tuan Yoshi baru saja diperiksa oleh dokter untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab utama sama sekali tidak berbicara sampai sekarang. Bahwa itu karena dalam bayangan tuan Yoshi seperti merasa sangat kehilangan pasangan."
"Besar kemungkinan mengingat semuanya, tapi saat ingatan itu terkumpul, hal paling buruk yang diingat oleh pria itu adalah kecelakaan."
Austin seketika ingin tahu pengobatan seperti apa yang dilakukan demi kesembuhan Yoshi karena berpikir jika harus segera berjaga-jaga untuk tidak sampai berakhir ditinggalkan oleh sang istri.
Saat Austin ingin berbicara, mendengar suara dari Diandra dan membuatnya menoleh ke arah belakang.
"Sayang, siapa yang menelponmu?" Diandra yang merasa sangat aneh ketika melihat sang suami memunggungi, seolah tidak ingin didengar mengenai pembicaraan bersama orang di telpon.
Hingga memilih untuk bertanya karena tidak ingin dibebani rasa penasaran.
Refleks Austin berbalik badan dan memberikan penjelasan singkat. "Asisten pribadiku mengirimkan laporan mengenai dokumen kerja sama dengan salah satu rekan bisnis."
'Semoga istriku percaya,' gumam Austin yang saat ini menunggu hingga sosok wanita yang berada di atas ranjang tersebut tidak lagi merasa curiga padanya.
To be continued...
kan sdah bahagia d austin sdh berubah jdi baik...