Domanick Limson seorang Casssnova yang terkenal di negaranya, pria yang menganggap wanita hanyalah sebuah mainan dikala dirinya jenuh dengan pekerjaan, maka dia akan memainkan mainannya ( wanita ) tapi setelah dia bosan maka dia akan menyingkirkannya.
Pria yang tidak pernah jatuh cinta sekalipun dalam hidupnya, memiliki segudang perusahaan legal mau pun ilegal group Limson. Hidupnya seketika berubah disaat sepupunya sendiri bernama Lindsey Caroline mengejarnya dan membawa segenggam cinta untuk Domanick.
Sementara orangtua Lindsey telah menjodohkannya dengan laki-laki lain.
Akankah Domanick bisa jatuh cinta dan bisa bersatu dengan Lindsey?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Dengan memakai gaun berwarna nude, dan rambut yang diurai Lindsey turun dari lantai atas melangkah menuju meja makan, membuat mereka yang berada dimeja makan sangat takjub akan penampilannya yang bukan hanya sangat cantik tetapi juga terlihat anggun mempesona.
"Lindsey kau cantik sekali!" Larisha sampai memutari Lindsey.
"Terimakasih Bi,"
"Tumben kau terlihat anggun begini nak? Semangat banget ketemu laki-laki yang akan kami kenalkan,"
"Iya dong harus semangat, kan kesan pertama itu yang dinilai jadi Lindsey harus terlihat cantik dan mempesona,"
"Hari ini tamu untukmu datang, momy serahkan semua pilihan ditanga mu nak yang penting kau kenalan saja dulu,"
"Iya mom,"
"Wah Nick kira-kira akan cemburu tidak jika Lindsey dipertemukan dengan laki-laki lain?" Tuan Lan bertanya-tanya.
"Mudah-mudahan dad, biar anak itu berhenti bermain-main terus!"
Waktu menunjukkan pukul 09.00 pagi dan laki-laki dengan wajah manis serta ramah itu pun datang sendirian karena ini sifatnya hanya perkenalan, dia bernama David berusia 28 tahun sama dengan Domanick.
David adalah putra bungsu dari pemilik perusahaan elektronik di negara ini. Meskipun kekayaan keluarganya berlimpah tak lantas membuat David menjadi sosok yang arogan seperti Domanick, dia terlihat santai dan kalem.
"Selamat pagi menjelang siang Paman Tan,"
"Selamat pagi juga Dev, wah bagaimana kabar ayah dan ibumu!"
"Baik Paman,"
"Ayo duduk Dev, anggap saja rumah sendiri!"
David duduk disamping Laluna, sementara dihadapannya ada Lindsey yang masih duduk santai.
"Nah ini anak Paman dan bibi Luna, namanya Lindsey kalian saat kecil pernah beberapa kaki bermain bersama,"
"Hai Dev," sapa Lindsey.
"Hai, Lindsey kau semakin cantik dan sudah dewasa sekarang akhirnya kita bertemu lagi,"
"Dev kau terlalu memuji,"
Tuan Lan dan Larisha yang sedari mengintip ingin melihat saingan putranya itu seperti apa dan setelah melihat sosok ramah David, Tuan Lan langsung menggelengkan kepalanya pada Larisha.
"Ini Nick kalah telak mom, laki-laki itu manis dan baik,"
"Iya santun dan ramah Dad, jauh sekali dengan anak kita yang pemarah, dan sering mempermainkan wanita!"
"Lindsey pasti akan lebih memilih laki-laki itu daripada Nick!"
"Jangan pesimis begitu dad, kan masa perkenalan mereka 3 bulan mudah-mudahan cinta tumbuh diantara Nick dan Lindsey,"
"Kalian mengintip?" Laluna tau-tau sudah berdiri dihadapan Tuan Lan dan Larisha.
Hahahaha..
"Sedikit," Tuan Lan langsung mengajak Larisha pergi dari sana.
Hari itu di perusahaan pusat group Limson sangat sibuk sekali sampai-sampai sejak pagi hingga siang hari Domanick sama sekali belum beristirahat dari semua tumpukan berkas diatas mejanya.
"Bert, besok jadwal ku longgar tidak?"
"Iya Tuan, setelah mengantarkan orangtua mu dan orangtua nona ke bandara, sampai pukul 09.00 pagi tidak ada jadwal khusus lagi!"
Besok memang orangtua Domanick dan orangtua Lindsey akan kembali ke Jerman lagi, dan Lindsey akan tetap dititipkan pada Domanick di rumahnya.
"Oke! Ngomong-ngomong aku tidak melihat Lindsey sejak pagi kemana dia?"
"Oh calon istri anda maksudnya?"
"Kau, darimana kau tau?"
"Dari Nyonya Risha tadi di meja makan sambil menunggu anda keluar dari kamar aku menggosipkan kau dan nona,"
"Cih, momy memang mulutnya tidak bisa dijaga, jadi kemana dia?"
"Hari ini nona tidak berangkat ke kantor Tuan,"
"Apa? Kenapa dia tidak ke kantor?"
"Nona hari ini bertemu dengan laki-laki pilihan orangtuanya, kemungkinan mereka berdua sedang bersama saat ini!"
Seketika kepala Domanick mendidih mendengar Lindsey bukannya masuk kerja malah enak-enakan ketemuan dengan laki-laki saingannya.
"Kenapa tidak ada yang memberitahu ku kalau Lindsey bertemu laki-laki itu sekarang?"
"Mungkin karena orangtua mu merasa kau tidak akan tertarik Tuan mendengar berita ini, apa perlu kita menyusul nona?"
"Cih menyusul? untuk apa? Tidak penting!"
"Baiklah kalau memang begitu Tuan,"
Domanick kemudian kembali membuka laptop dihadapannya, namun pikirannya seperti tidak ada ditempat! Dilihatnya bjam tangan yang dia kenakan.
"Bukankah ini sudah jam makan siang? Kenapa kita tidak menyusul Lindsey saja dengan laki-laki itu mereka juga pasti sedang makan siang bersama kan, cari tau dimana mereka sekarang!"
Rasanya Gilbert tidak dapat lagi ingin mentertawakan sikap Domanick saat ini, kalau tidak ingat Domanick akan menghabisi nyawanya bila ditertawakan mungkin Gilbert sudah tertawa terbahak-bahak saat ini.
"Baik Tuan, saya akan menghubungi nona Lindsey untuk menanyakan,"
Setelah menghubungi Lindsey dan kebetulan memang Lindsey dan David sedang dalam perjalanan menuju salah satu restoran mewah di pusat kota.
Gilbert dan Domanick meninggalkan kantor dan menuju ke restoran disana. Setelah melakukan perjalanan 15 menit kemudian mereka sampai di restoran, rupanya Lindsey dan Davie sudah sampai lebih dulu beberapa saat lalu.
"Kak Nick!" Lindsey melambaikan tangan.
Domanick dan Gilbert duduk dihadapan Lindsey dan David.
"Kak kenalkan ini David!"
"Aku Domanick Limson,"
"Aku David Wiliam, senang bisa bertemu dengan mu Nick aku banyak mengetahui tentang dirimu,"
"Ya, semua orang memang mengenal ku! Tapi aku belum pernah mendengar nama mu sebelumnya,"
Lindsey pun menyenggol kaki Domanick dengan kakinya, agar Cassanova itu tak lantas menyombongkan dirinya dihadapan David.
"Tuan aku akan pesankan makanan untuk kita disini,"
Domanick mengangguk, kemudian Gilbert memilih buku menu.
"Lindsey kenapa kau tidak bilang bahwa hari ini kau bolos kerja?"
"Bukan bolos kak, orang aku sudah izin kok sama Paman Lan!"
"Memangnya CEO disana itu ayahku? Lain jika izin tidak masuk kerja lakukan prosedurnya seperti karyawan lain, jangan mentang-mentang kau sepupuku lantas Isa seenaknya seperti ini,"
Tak ingin ribut dengan Domanick dihadapan David, Lindsey pun meredam amarahnya. Sebenarnya kesal sekali Domanick datang hanya untuk memarahinya didepan David seperti ini.
"Sey, maaf ya gara-gara aku kau jadi harus kena teguran,"
"Eh tidak apa-apa Dev, baiklah kak Nick aku minta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi aku akan bekerja lebih giat lagi!"
"Baguslah, Bert kau minta Leon kirim via email semua pekerjaan Lindsey dia harus mengerjakannya hari ini juga!"
"Baik Tuan!"
"Kak Nick, tapi setelah ini aku dan Dev akan pergi bersama aku tidak bisa mengerjakan pekerjaan hari ini,"
"Bukankah baru saja kau berjanji untuk bekerja lebih giat lagi,"
"Sey, tidak apa-apa aku akan mengatur jadwal pertemuan kita lagi nanti! Kau tidak keberatan kan jika kita kedepannya akan sering bertemu?" suara David begitu sopan, halus dan lembut ditelinga Lindsey.
"Terimakasih ya Dev atas pengertiannya!"
David dan Lindsey saling bertatapan dan saling melempar senyuman. Seketika Domanick pun memalingkan wajahnya.
"Aku akan kerjakan pekerjaan kantor sepulang dari sini kak, jadi kakak jangan marah-marah lagi padaku!"
"Baguslah! Kakak akan periksa begitu pulang kerja dari kantor!"
♥️♥️♥️
Yakin ngeselin banget si Nick, anak orang disuruh ngerjain kerjaan untung aja si Davidnya pengertian 🤣
Ada yang sama engga sama maak othor, kalau suka banget tipe-tipe wajah kaya Domanick ini emang gak terlalu tampan tapi kayanya laki banget gitu, bad boy gimana gitu kharismatik banget pokoknya manis-manis garang galak gitu😎😎😅
mampir yuk ke novel aku❤☺