NovelToon NovelToon
Nona, Kau Hanya Milikku

Nona, Kau Hanya Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cintapertama
Popularitas:981
Nilai: 5
Nama Author: SiskaahmaristhaBie95

Terlahir dari keluarga yang kaya Raya, Justin Alexandre tidak kekurangan apapun dalam hidupnya, apapun yang Dia inginkan selalu terpenuhi. Namun kehidupan kelam menyelimuti perjalanan hidupnya sejak Dia berumur dua belas tahun, kedua orang tuanya bercerai dan sudah memiliki kehidupan masing-masing. Justin Hidup bersama Om dan Tante yang merawatnya sudah seperti anak sendiri. mereka hanya punya Justin jadi kasih sayangnya tidak terbagi sama sekali. walau demikian Justin masih tetap membutuhkan sosok orang Tua yang hilang sejak perceraian itu terjadi. Dia sangat membenci kedua orang tuanya, oleh sebab itu perubahan sikapnya menjadi Angkuh,sombong dan tidak berperasaan. hanya kepada Om dan Tantenya lah Dia bisa luluh dan kalah. Namun suatu Hari tanpa di sengaja, Dia bertemu dengan seorang Gadis sederhana dengan kehidupannya yang juga sederhana Cantik, berbakat, dan baru lulus kuliah. Akhirnya...Justin Jatuh cinta pada pandangan pertama, akankah Cinta Justin berbalas...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiskaahmaristhaBie95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dikta Belum Rela melepaskan Arena!

Chapter 15

Hari ini Justin sudah boleh pulang, Arena ikut membantu tunangannya untuk mengemasi barang-barang. setelah semua selesai, mereka keluar dari rumah sakit.

" Arena, Kamu ikut kita pulang dulu Ya!" ajak Nyonya Wanda

" Mmm, kayaknya nggak usah deh Tante!Saya langsung pulang saja, lagipula Tuan Muda juga sudah semakin membaik"

" Arena, Tante sama Om ada urusan di luar!Tante minta tolong Kamu jagain Justin dulu. Nanti jam setengah empat Om sama Tante sudah pulang kok!Please ya" Nyonya Wanda memohon

Bagas memahami maksud Nyonya Wanda, dalam artian Dia ingin lebih mendekatkan anaknya dengan Arena agar semakin tidak ada jarak di antara mereka.

" Tapi Tante...!"

" Please..."

" Baiklah Tante, Saya akan menemani Tuan Muda"

" Terimakasih ya Sayang"

Arena hanya tersenyum kecut...

Justin tersenyum melihat ide Mamanya, ternyata Nyonya Wanda paham apa yang Dia inginkan. (" Ma, makasih!berkat Mama Aku semakin dekat dengan Arena") Gumam bahagia dalam hati Justin.

Mereka masuk kemobil dan menuju pulang, sepanjang perjalanan Justin terus menatap Arena tanpa henti!Nyonya Wanda menyadari Putranya benar-benar sedang jatuh Cinta. Nyonya Wanda sudah tau, Arena terpaksa menerima Justin karena sebuah ancaman besar!perbuatan Justin memang salah, namun Nyonya Wanda tidak bisa berbuat apa-apa selain mendukung walau keputusan putranya itu salah, mengingat emosi Justin yang tidak pernah bisa stabil Dia hanya bisa menjebak Arena agar selalu bersama Justin demi kebahagiaan Putra kesayangannya.

setibanya di rumah, Arena ikut masuk kedalam!sementara kedua orang tua Justin langsung pergi untuk menyelesaikan urusannya. Bagas di tugaskan mengantar mereka, sedangkan Justin berdua saja di temani Arena.

" Tuan Istirahat dulu, setelah itu minum obat!"

" Terimakasih Sayang, maaf jika Saya sedikit merepotkan"

" Tidak apa-apa Tuan Muda, jangan di pikirkan"

" Arena, Apa...Kamu sudah mulai menerima Saya?" Justin ingin memastikan perasaan Arena

" Tuan!Saya sedang tidak ingin membahas ini"

" Maaf! Saya tidak bermaksud" Justin tidak ingin menumbuhkan rasa benci semakin dalam dihati Arena, mungkin pelan-pelan Arena akan bisa menerimanya Justin hanya perlu sedikit bersabar saja.

" Tuan mau makan apa siang ini?" Arena bertanya

" Apa saja, yang penting Kamu tidak terlalu repot"

" Baiklah, Tuan Istirahat dulu nanti Saya kembali"

Justin mengangguk sembari tersenyum senang mendapat perhatian penuh dari Arena.

Arena bingung setelah keluar dari kamar Justin, rumah yang terlalu besar ini sulit untuk mencari di mana dapur! melihat kiri dan kanan seperti jalan buntu luas tanpa ujung. Dia terus berjalan menuruni tangga, setelah sampai di bawah Dia melihat Asisten Rumah Tangga Justin dan langsung mendekat

" Bik!" panggil Arena pelan

" Ah, Iya Non!"

" Mmm...dapur mana ya Bik?"

" Oh, mari Non Saya antar"

Arena ikut di belakang Bibik sembari terus berjalan, setelah sampai di dapur Dia!meminta bibik mengambilkan bahan makanan untuk di masak. beberapa potong daging dan sayur Bibik keluarkan dari kulkas, Arena mulai memasak makan siang untuk Justin. Capcai sapi bersama sayur-sayuran, Arena masak dengan kematangan sempurna,!tercium enak dan wanginya masakan Arena bahkan Bibik mengakui harum masakannya.

" Wah...sepertinya enak sekali Non!"

" Saya juga tidak tau Bik, semoga saja enak"

Setelah selesai Arena memindahkan masakannya kedalam piring. mengambilkan sedikit nasik dan membawa lauk yang Dia masak kekamar Justin.

melihat kedatangan Arena Justin pun kembali duduk tegap.

" Tuan makan dulu, setelah itu minum obat!" pinta Arena

" Ehm...!" Justin mengangguk patuh

melihat sikap Justin barusan, Arena merasa ada yang berbeda dari Tuan Muda yang kejam ini. yang katanya acuh, angkuh, galak, tegas, kenapa saat bersamanya semua sikap yang di kenal itu hilang? apa yang terjadi dengan Justin? Arena berpikir sejenak sembari menyuapi Tuan Muda.

Justin benar-benar memanfaatkan kesempatan, dengan sakit seperti ini waktu arena lebih banyak untuknya. di tambah lagi Mamanya begitu paham apa keinginannya.

" Enak sekali, terimakasih Arena!" Ucap Justin sembari memuji masakan Arena

" Ehem!" Arena mengangguk pelan

" Kamu...tidak makan?"

" Nanti saja Tuan!"

Justin mengambil piring yang ada di tangan Arena.

" Eh, kenapa Tuan?" Arena bingung ketika piring di tangannya di rebut

" Kamu juga harus makan!" Justin berbalik menyuapi Arena

" Saya Tidak mau Tuan!" Arena menolak secara halus

" Ayo..." Justin tetap memaksa

karena ingin Justin segera pulih, saat ini Arena hanya bisa patuh saja!tunggu setelah sembuh maka Dia akan kembali bebas

" Kamu tidak boleh merasakan sakit, cukup Saya saja!" ucap Justin singkat namun berkesan

Arena menatap sejenak wajah Justin yang terlihat masih pucat, wajah sangarnya sudah tidak terlihat lagi. jauh berbeda pada saat pertama kali bertemu! beberapa hari ini meski sedang sakit namun terlihat senyum cerianya selalu terselip.

selesai makan Arena langsung memberikan obat kepada Justin, setelah itu memintanya untuk beristirahat.

setelah Justin tertidur Arena keluar dari kamar membawa piring kotor dan meletakannya di dapur. Arena duduk di ruang tamu sembari menunggu Nyonya Wanda dan pak Agung pulang jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga.Dari dapur, Bibik datang membawa beberapa macam buah lalu memberiikannya kepada Arena agar bisa di makan.

" Terimakasih Bik, jangan repot-repot" Ucap Arena sopan

" Sama sekali tidak repot Non!Saya justru berterimakasih, karena Non Tuan Muda jadi bersemangat lagi"

" Saya hanya bisa berbuat semampu Saya saja Bik"

" Ini sudah lebih dari cukup Non, Tuan Muda itu kalau di rumah selalu murung!bicara hanya seperlunya saja" ungkap Bibik yang merawat Tuan Muda

" Seburuk itu masalalu Justin Bik?"

" Iya Non, trauma mendalam dari kedua orang tuanya menjadi penyakit mental yang harus Dia hadapi" Bibik terlihat sedih

" Dimana orang tua kandungnya sekarang Bik?"

" Papanya Saya tidak tau Non, tapi kalau Mamanya...kemarin kesini mau nemuin Tuan Muda" ucapan Bibik terhenti

" Terus Bik?" Arena penasaran

" Tuan tidak mau menemui Mamanya, Dia benci banget Non"

" Ooo, maaf Bik kalau Arena terlalu kepo!"

" tidak apa-apa Non, Non kan calon istri Tuan Muda jadi sudah sewajarnya Non tau sedikit banyaknya kehidupan Tuan Muda"

" Ehem, iya Bik!"

mereka melanjutkan mengobrol, tak lama setelah itu nyonya Wanda dan pak Agung kembali dengan membawa beberapa bingkisan.

" Arena!" sapa nyonya Wanda.

" Tante sudah pulang?"

" Ehem!Maaf ya jadi ngerepotin Kamu"

" Tidak apa-apa Tante, Tuan Muda sedang istrirahat!kalau begitu Saya permisi pulang dulu"

" Eh tunggu, ini buat Kamu" Nyonya Wanda memberi satu bingkisan kepada Arena

" Apa ini Tante?"

" Kue, untuk Kamu sama kakak Kamu" Nyonya Wanda tersenyum

" Terimakasih banyak Tante, harusnya Tante tidak perlu repot-repot"

" Tidak repot, justru Tante yang ngerepotin Kamu"

" Ya sudah permisi Tante, Om!"

" Hati-hati Sayang, kabari kalau sudah di rumah"

Arena mengangguk pelan...

setelah di dalam mobil Arena melihat isi bingkisan yang di berikan Mama Justin, ternyata beberapa macam kue yang harganya sudah pasti mahal-mahal, dari mereknya saja sudah terlihat.

Bagas mulai melaju mengemudi, dari kaca pantau Dia melihat Arena melamun, karena tidak ingin terjadi apa-apa Bagas pun berusaha mengajak Arena ngobrol

" Nyonya, bagaimana keadaan Tuan Muda?"

" sudah semakin membaik Pak, tadi waktu Saya tinggal Dia tidur!" jelas Arena pelan

" Syukurlah, semoga Tuan Muda tidak sakit-sakit lagi" ucap Bagas lagi

tiga puluh menit di perjalanan mereka sampai...

Arena turun dan langsung masuk ke halaman rumah, dari jauh terlihat Dikta sudah menunggunya di teras. Bagas pun melihat keberadaan manager Central Group sedang berada di rumah Arena. (" Itukan...Laki-laki yang sangat di cemburui Tuan Muda!kenapa Dia ada di rumah Nyonya Arena?" ) sejenak berpikir kemudian Bagas langsung tersadar, keberadaan Dikta sangat berbahaya untuk hubungan Tuan muda dan calon istrinya ini. dengan segera Bagas merekam dan mengirimkannya ke Tuan Muda, Bagas tidak ingin Arena berubah pikiran lagi karena manager itu. ujung-ujungnya Tuan Muda patah hati dan terluka

Bagas melihat Dikta langsung memeluk Arena, pelukan itu terlihat pelukan penuh kasih sayang pelukan tidak ingin kehilangan. ("Nyonya jangan lakukan ini, kasian Tuan Muda") Bagas berharap Arena tidak lagi-lagi menyakiti Tuan Muda. setelah Vidio di kirim Bagas pergi meninggalkan rumah Arena.

Arena menolak pelukan Dikta, Dia tidak mau perasaannya semakin dalam!seberapa sayang dan cintanya mereka berdua, tetap saja takdir tidak membersamai dan mereka tidak akan pernah bisa untuk bersama.

" Arena, Aku benar-benar tidak bisa melepaskan Kamu!" mata Dikta berkaca-kaca

" Kak Dikta, jawabanku tetap Sama!Kita...tidak mungkin lagi bisa bersama Kak"

" Kenapa Arena? kenapa harus kita berdua? Aku sudah bersusah payah dengan niat ingin membahagiakan Kamu di masa depan tapi kenapa Kamu memilih laki-laki lain, kenapa Kamu lebih memilih meninggalkan Aku?"

" Maaf Kak!"

" Aku mencintai Kamu lebih dari diriku sendiri, kenapa Kamu tidak bisa menungguku sedikit lebih lama? Aku tidak pernah mencintai siapapun selama enam tahun ini selain Kamu, karena tujuan hidupku itu Kamu"

" Perasaanku bukan lagi seperti dulu Kak, Aku bisa berubah dan kapan saja Aku bisa bertindak"

" tapi kenapa harus Aku? kenapa Kamu lebih memilih untuk pergi?Aku sangat tau Kamu begitu menyukaiku dan begitu pun sebaliknya, kenapa Kamu tidak mau merubah keputusan Kamu? kembali Ren, Aku benar-benar tidak sanggup kehilangan Kamu" Dikta berusaha membujuk dan merayu Arena

" Kak, sebaiknya Kakak pulang!Aku mau istirahat"

" Arena..!" panggilan suara Dikta memelas

Arena terus melangkah masuk Dia tidak ingin rasa bersalahnya semakin besar!bagaimana pun ini semua demi kebaikan Dikta sendiri. Arena tidak ingin karena mempertahankan cinta, perjuangan Dikta selama ini sia-sia dan hancur dalam sehari.

bersambung...🤗🤗🤗

1
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
marmota_FEBB
Gila, endingnya bikin terharu.
Siskaahmaristha Luvbiee
waah terimakasih kakak masih pemula saling support ya 🤗🤗🤗
Coykusayang
hai, cerita kakak menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!