NovelToon NovelToon
Obsesiku Tawananku

Obsesiku Tawananku

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Playboy / Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Obsesi / Fantasi Wanita
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Adra

Meira, gadis muda dari keluarga berantakan, hanya punya satu pelarian dalam hidupnya yaitu Kevin, vokalis tampan berdarah Italia yang digilai jutaan penggemar. Hidup Meira berantakan, kamarnya penuh foto Kevin, pikirannya hanya dipenuhi fantasi.

Ketika Kevin memutuskan me:ninggalkan panggung demi masa depan di Inggris, obsesi Meira berubah menjadi kegilaan. Rasa cinta yang fana menjelma menjadi rencana kelam. Kevin harus tetap miliknya, dengan cara apa pun.

Tapi obsesi selalu menuntut harga yang mahal.
Dan harga itu bisa jadi adalah... nyawa.



Ig: deemar38

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Adra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

OT 15

Kevin melangkah cepat di lorong apartemen. Topi hitam menutupi sebagian wajahnya, kacamata gelap menutupi sorot matanya, masker menyamarkan rahangnya, dan hoodie ditarik hingga menutup kepala. Ia tidak ingin ada satu pun orang yang mengenalinya lagi siang itu.

Anton berjalan di sampingnya, langkahnya tegas namun sarat dengan nada kesal. Sesekali ia menghela napas panjang, lalu akhirnya membuka suara.

“Kev... gue masih nggak percaya lo kasih nomor pribadi lo ke cewek itu,” gumam Anton, suaranya setengah berbisik tapi tajam.

Kevin tetap menunduk, matanya hanya fokus ke ujung lorong. “Ton, she helped me. Aku nggak bisa... just turn her down like that.”

Anton mendengus. “Nolongin, iya. Tapi lo nggak lihat tadi? Apartemennya penuh barang-barang lo. Majalah, poster, boneka. Itu tanda apa coba? Itu fanatik, Kev. Kalau suatu saat dia mulai ganggu lo? What then?”

Kevin berhenti sebentar, lalu menoleh sedikit ke Anton, walau wajahnya masih tersembunyi oleh masker. “Ton... I know. Aku lihat semua itu. Aku juga sadar she might be obsessed with me. Tapi... mungkin she’s not dangerous.”

Anton mengangkat alis, nada suaranya meninggi. “mungkin? Feeling lo bisa salah, Kev! Lo tuh idol. Banyak fans kelihatan polos, manis, tapi bisa berubah bahaya kalo keterlaluan. Lo lupa kasus idol di Jepang yang diikutin fanatik sampai rumah? Itu bisa kejadian sama lo juga.”

Kevin menghela napas berat, melanjutkan langkahnya lagi. “Yeah, I know the risk. Tapi apa aku harus hidup selamanya... without trusting anyone? Aku udah cukup capek, Ton.”

Anton menoleh tajam. “Capek atau nggak, that’s your life now. Lo artis. Setiap langkah lo disorot, dan gue ada buat jagain lo. Lo pikir gue enak tiap hari mikirin lo aman apa nggak?”

Kevin berhenti lagi, kali ini lebih lama. Tangannya meremas tali hoodie. “Ton... I just wanna live normal. Aku pengen keluar rumah tanpa bodyguard. Aku pengen beli sesuatu tanpa kerumunan. Aku pengen...” suaranya serak, “...just wanna be a normal human again.”

Anton terdiam, sorot matanya sedikit melembut. “Kev... lo sadar nggak, kalo lo terus ngomong gitu, itu artinya lo beneran udah mikirin buat ninggalin panggung keartisan lo?”

Kevin tersenyum tipis di balik masker, pahit. “Maybe. And every day... that thought gets stronger.”

Anton menggeleng cepat. “Lo gila. Fans lo jutaan. Karier lo di puncak. Band lo, SilverDawn, butuh lo. Apa lo tega ngehancurin semua itu?”

Kevin tidak langsung menjawab. Ia menatap kosong ke lantai lorong, langkahnya melambat. “I don’t know, Ton. Honestly, I don’t know. Yang aku tau cuma... aku nggak bisa terus-terusan hidup kayak tahanan.”

Anton mendesah, tangannya menepuk bahu Kevin. “Denger ya. Untuk sekarang, jangan mikirin keluar dulu. Fokus jaga diri lo. Gue serius, kalau cewek tadi mulai macem-macem, lo kasih tau gue dulu. Don’t play the nice guy sampai akhirnya nyusahin diri lo sendiri.”

Kevin menunduk lagi, matanya meram di balik kacamata. “I hope that won’t happen. Aku beneran berharap... she’s not like the crazy fans you think.”

Anton hanya menggeleng tanpa menjawab, lalu mendorong pintu keluar lorong. Sinar matahari menyambut mereka. Kevin menarik napas panjang, mencoba meyakinkan dirinya sendiri, walau di lubuk hatinya ia tahu Anton mungkin benar.

____

Meira menutup pintu perlahan, sampai bunyi klik terdengar halus. Tubuhnya langsung merosot bersandar pada kayu pintu itu. Degup jantungnya masih belum normal, seolah tubuhnya belum selesai mencerna kenyataan bahwa Kevin... Kevin Silverdawn barusan ada di ruang tamunya. Bukan hanya sekadar singgah, tapi juga meninggalkan sesuatu yang lebih berharga daripada semua merchandise yang pernah ia kumpulkan: nomor pribadinya.

Meira merogoh saku hoodienya dan mengambil gawai, di mana nomor Kevin telah ia simpan. Dengan jemari yang sedikit gugup, ia membuka layar dan mulai mencari nomor itu. Begitu nomor Kevin muncul, senyum tipis pun menghiasi wajahnya.

Meira menghela napas panjang, lalu menutup matanya rapat. “Nomor pribadi... dia beneran kasih ke gue.” Suaranya hampir tak terdengar, tapi senyum di bibirnya sulit ditekan.

Rasanya mustahil. Meira tahu persis betapa idol sekelas Kevin dijaga ketat privasinya. Bahkan untuk sekadar mendapat shout out di media sosial saja butuh keberuntungan luar biasa. Tapi tadi di ruang sempit apartemennya Kevin sendiri yang menyerahkan itu, menatap matanya, dan mempercayainya untuk menyimpan rahasia. Meira menggigit bibir bawahnya. Apa mungkin... itu tanda kalau Kevin sedikit menyukainya?

Pikiran itu langsung berkelebat, menyalakan api kecil dalam hatinya. Imajinasi liar pun menyeruak, tanpa bisa ia cegah. Ia membayangkan Kevin kembali ke apartemennya malam-malam, mengetuk pintu, lalu berkata dengan suara rendah, “Meira, I just wanna see you again.” Ia membayangkan Kevin duduk di sofa itu, bukan lagi sebagai idol yang jauh, tapi sebagai pria yang dekat, menatapnya bukan karena ia seorang fans, melainkan karena ia seorang wanita yang membuatnya nyaman.

Meira melepas ikatan rambutnya. Rambut panjangnya jatuh terurai, menutupi sebagian wajahnya. Dengan jari-jari gemetar, ia menyisir rambut itu pelan, mencoba menenangkan debaran yang justru semakin tak terkendali. Bayangan-bayangan indah muncul silih berganti: Kevin tersenyum kepadanya, Kevin menyentuh tangannya, Kevin membisikkan kata-kata manis di telinganya. Ia bahkan membayangkan skenario absurd Kevin memilih meninggalkan panggung gemerlap, hanya untuk hidup sederhana bersamanya di apartemen kecil ini.

Senyum getir sekaligus bahagia terbit di wajahnya. “Gila, Meira... lo kebanyakan nonton drama,” gumamnya, separuh malu, separuh tenggelam dalam khayalan. Tapi siapa yang bisa menyalahkannya? Dunia nyata sudah cukup keras, dan kini ia punya alasan untuk bermimpi lebih tinggi.

Namun, di balik euforia itu, ada rasa takut yang samar. Kevin memang memberinya nomor pribadi, tapi... apa itu benar tanda kedekatan? Atau hanya sekadar bentuk terima kasih, sekadar sopan santun agar ia tak merasa diabaikan? Pikiran itu berusaha menembus lapisan mimpinya. Tapi Meira menepisnya cepat-cepat. Ia ingin percaya bahwa sesuatu yang lebih bisa tumbuh dari sini.

Ia bangkit perlahan, berjalan menuju sofa tempat Kevin tadi duduk. Masih ada lekukan di bantal, bekas tubuhnya. Meira menelusuri jejak itu dengan jemarinya, seolah ingin mengabadikan setiap detail. Aroma hoodie yang dipakai Kevin pun masih samar tercium. Ia menutup mata, tersenyum tipis, lalu berbisik, “Kalau ini mimpi, jangan bangunin gue.”

Malam itu, di dalam apartemennya yang penuh dengan wajah Kevin di setiap sudutnya, Meira memeluk bantal sofa dengan hati berdebar. Dunia luar boleh saja menganggapnya fans fanatik, tapi di dalam dirinya, ia ingin percaya hubungan ini sudah melangkah ke sesuatu yang lebih pribadi.

1
Aquarius97 🕊️
Meira kah vin.? jika iya, hmm...diam2 kamu memperhatikan yaa
Aquarius97 🕊️
yaiyalah mei... lu siapa emangnya wkwk
Aksara_Dee
periksa sama aku aja, rahasia aman 😅
Aksara_Dee
emang kalau udah penyakit hati susah ya
Aksara_Dee
semoga bukan kevin ya
Aksara_Dee
tapii... crush nya Kenji naksirnya kamu, Kev
Aksara_Dee: ❤️❤️❤️❤️
total 8 replies
D. A. Rara
kalo Kevin aku rasa dia mau ngk tau Kenji
Aquarius97 🕊️
wah parah juga lu Mei...
Aquarius97 🕊️
tahan Meira, jangan ngamuk yaa 🤣
Aksara_Dee
like plus mawar untuk kaka
Dee: yeeeaa... makasih Kakak🥰
total 1 replies
Aksara_Dee
yups mantap kata²nya cukup menampol bibir kenji
Aksara_Dee
owalaahh aku gemess sama Kenji
Aksara_Dee
kenji pengen bgt tampil nih kayaknya
Aksara_Dee
duuhh dia capek banget itu, pengen peluk kevin 🥺
Dee: Merasa tertekan
total 1 replies
Aksara_Dee
diam-diam dia ingin tampil sebagai tokoh di head line
Dee: Mulai ketauan aslinya
total 1 replies
Aksara_Dee
jeli bangen si wartawan
Aquarius97 🕊️
tabok dulu wajah kau mei hhh
Aquarius97 🕊️
selmattt Meiraa 💪😵
Aquarius97 🕊️
apal bgttt.. orang si kevin dunia meira
Aquarius97 🕊️
wuahhh.. kalau aku jadi Meira bakalan kayang trus jungkir balik tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!