Prasetya terpaksa menikahi perempuan pilihan orang tuanya karena desakan dari orang tuanya, namun selama pernikahan dia tidak pernah mencintai perempuan yang telah menjadi istrinya itu karena hatinya sudah memilih perempuan lain yang menjadi kekasihnya selama mereka masih sekolah. Namun demi memenuhi keinginan orang tuanya dia rela menikahi perempuan pilihan orang tuanya.
Namun ternyata wanita pilihannya tidaklah sebaik yang dia kira selama ini, kekasihnya ternyata memiliki sifat jahat yang hanya ingin menguasai harta miliknya. Dia pun juga memanipulasi perasaan Prasetya dengan berpura-pura menjadi wanita yang baik di hadapannya. Tetapi, sifatnya berbeda ketika di belakang Prasetya. Dia bahkan memfitnah istri pertama Prasetya agar dia terlihat jelek di mata suaminya dan Prasetya tidak akan pernah menyukai istri pertama itu yang ternyata memiliki hati yang baik seperti malaikat.
Akankah kejahatannya bisa terbongkar dan memperlihatkan sifat aslinya itu?! bisakah Jasmine bertahan?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phoenixsoen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15 Perubahan sikap Jasmine
Malam harinya Jasmine memilih berdiam diri di kamarnya, dia tidak ingin keluar dari kamarnya bahkan untuk memasak atau makan sekalipun. Setelah pertengkaran nya dengan Pras tadi siang membuat Jasmine malas untuk melakukan apapun, dia pun memilih untuk memesan makanannya sendiri secara online lewat aplikasi pesan antar.
Jasmine memilih untuk tidak memedulikan apapun tentang Pras dan Viona setelah insiden tadi siang. Dia lelah untuk selalu menjadi kambing hitam atas semua masalah antara Pras dan Viona. Jasmine bahkan membiarkan pekerjaan rumah begitu saja membuat rumah menjadi tampak berantakan. Setelah beberapa saat dia menunggu pesanannya sambil membaca Al-Qur'an, akhirnya pesanan yang dia tunggu datang juga.
Saat mendengar suara bel di gerbang berbunyi Jasmine pun bergegas untuk segera turun mengambil pesanannya. Ketika Jasmine keluar kamar dia secara tidak sengaja bertabrakan dengan Pras saat dia keluar dari kamarnya. Namun Jasmine tidak mempedulikannya dan terus berjalan keluar rumah, sementara Pras tampak terkejut dengan perubahan sikap Jasmine saat ini.
Jasmine yang biasanya akan bersikap manis di depan Pras untuk menarik perhatiannya, binar mata yang biasa terlihat cerah dimata Pras kini berubah menjadi tatapan dingin yang menyesakan hati. Pras pun mulai membayangkan ketika dulu mereka masih tinggal di rumah orang tua Pras, Jasmine selalu saja berusaha mendekatinya dengan berbagai cara. Dari memberikan perhatian kecil dengan mengambilkan air, handuk dan barang-barang lainnya yang lupa Pras bawa sampai membuatkan makanan untuk Pras semua dilakukan Jasmine hanya agar bisa lebih dekat dengan Pras.
Namun semuanya kini berubah semenjak Jasmine diminta menandatangani surat perjanjian pra nikah yang buat oleh Pras. Dimana dalam surat itu di tulis bahwa Jasmine akan setuju untuk Pras bisa menikahi Viona, dan menjadikan pernikahannya dengan Jasmine hanyalah untuk menutupi hubungan Pras dan Viona.
Tatapan hangat Jasmine yang dulu dan juga sikapnya ramah dan ceria kini semua seolah lenyap digantikan dengan sikap dingin dan pembangkang. Pras mengernyitkan dahinya ketika mendapati meja makan yang masih kosong tanpa ada makanan yang tersaji. Pras kemudian melirik Jasmine yang membawa tas plastik ditangannya.
"kamu tidak masak makan malam Jasmine?!" tanya Pras dengan mata nyalang.
"tidak, aku malas masak. Aku capek mas, kalian urus saja diri kalian masing-masing" jawab Jasmine tanpa melirik Pras yang berdiri di pantry dapur.
"berani sekali kamu bicara seperti itu pada suamimu Jasmine, kamu sudah tidak mau menghormati aku sebagai suami kamu, hah!! Dasar istri durhaka, pembangkang!!" ucap Pras dengan marah.
Jasmine tersenyum miris mendengar ucapan Pras yang menyebutnya sebagai istri.
"hah... Istri!! Apa aku tidak salah dengar mas, kamu menganggap aku sebagai istri?! Istri apa?! Istri diatas kertas?! Bukankah mas sendiri yang bilang kalau mas sama sekali tidak menganggap aku sebagai istrimu" ucap Jasmine penuh penekanan.
Pras hanya diam tidak bisa menjawab perkataan Jasmine, dia lupa bahwa dia sendiri yang mengatakan jika dia tidak menganggap Jasmine sebagai istrinya di malam sebelumnya ketika di rumah orang tuanya. Jasmine pun kembali berjalan menuju ke dapur untuk mengambil miring dan sendok untuk dia makan makanan pesanannya di kamar.
"mulai sekarang, kita urus saja urusan masing-masing. Kalau mas mau makan silakan masak sendiri atau minta mbak Viona yang memasak untuk mas. Saya capek kalau harus mengalah terus untuk kalian, sementara kalian tidak pernah menghargai keberadaan aku di rumah ini. Kalian hanya menganggap aku sebagai orang asing di rumahku sendiri, dan aku bukanlah pembantu yang harus melakukan semua pekerjaan rumah sendirian" kata Jasmine sambil berlalu pergi dengan membawa alat makan serta setelah air.
Jasmine kemudian menaiki anak tangga satu persatu untuk menuju kamarnya, setelah sampai di atas Jasmine menutup pintu kamarnya dengan sedikit kasar. Jasmine pun mulai membuka makanan pesannya dan kemudian memakannya pelan-pelan walau nafsu makannya sudah rusak karena pertengkaran nya dengan Pras.
Sementara itu Pras merasa dongkol dengan sikap Jasmine yang berubah dingin dan keras kepala tidak mau menuruti perintahnya. Berbeda dengan Jasmine yang dulu tinggal di rumah orang tuanya yang selalu bersikap lembut dan penuh perhatian. Meski Pras tidak pernah memedulikan kehadiran Jasmine disana.
Pras pun kemudian langsung membuka kulkas dan mencari bahan makanan yang bisa dia olah untuk menjadi makan malamnya dan Viona hari ini. Saat tengah mengambil bahan makanan Viona turun dari kamarnya menuju dapur untuk menghampiri Pras.
"mas, makan malamnya belum siap?!" tanya Viona yang melihat belum ada makanan yang tersaji di meja.
"Jasmine tidak masak makan malam hari ini, jadi aku yang akan masak untuk kita malam ini" jawab Pras tanpa menoleh.
"ish.. Kenapa sih dia itu mas, biasanya kan dia yang menyiapkan makanan untuk kita. Dasar perempuan kampung tidak tahu di untung, pemalas, penggoda juga perempuan murahan" hina Viona pada Jasmine.
"sudahlah Vi, tidak usah cari gara-gara biarkan saja. Aku juga tidak peduli dengan apa yang dia lakukan" ucap Pras acuh tak acuh.
Viona kemudian duduk di kursi pantry sambil memperhatikan Pras yang tengah memasak, Viona kemudian memperhatikan tubuh Pras yang terlihat dari belakang. Tubuhnya begitu sempurna walau hanya menampakan punggung tegapnya.
"Jasmine itu keterlaluan deh mas, padahal kita sudah menunggu lama untuk makan masakan dia. Tapi dia hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memedulikan kita yang sedang kelaparan" kata Viona.
"sudahlah Vi, malam ini kita makan masakan aku saja. Kalau kamu mau makan kamu bisa meminta aku untuk masak, dan kalau pun aku tidak ada kamu bisa masak sendiri makanan kamu. Tidak usah mengharapkan Jasmine, dan tidak perlu kamu memohon-mohon untuk dimasakan oleh dia" kata Pras.
"tapi tidak bisa begitu mas, dia kan juga istri kamu seharusnya dia melayani kamu sebagai suaminya. Bukankah biasanya begitu tugasnya sebagai istri kamu mas" kata Viona memanasi perasaan Pras.
"entahlah Vi, dia yang sekarang sudah berubah tidak lagi selembut dulu baik sikap dan maupun perkataannya. Tidak seperti apa yang di banggakan mama sama papa selama ini" kata Pras.
"ya.. Mungkin dulu dia cuma mau cari muka sama orang tua kamu mas, biar mereka menyukai Jasmine untuk dinikahkan sama kamu. Sekarang setelah dia berhasil menikah dengan kamu sifat aslinya keluar, memang dasarnya perempuan munafik ya begitulah mas" kata Viona.
"sudahlah kita makan saja Vi, tidak usah membahas dia itu cuma bikin nafsu makan aku jadi hilang. Lebih baik kita habiskan waktu makan kita dengan tenang tanpa harus membicarakan tentang dia" kata Pras menasehati.