Usia ku baru 10 tahun, aku melihat ibu ku pergi dengan sebuah koper di seretnya ayah ku diam saja melihat ibu ku pergi tidak menahan nya...
Sejak kepergian ibu ku ayah ku menikah lagi dengan wanita yang lebih muda dari ibu ku... wanita itu sangat baik dan menyayangi ku... sejak saat itu aku memanggilnya mama...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kienli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15...
Sandra menangis sambil berpikir ternyata semalam itu bukan mimpi tapi kenapa dirinya sungguh merasa kan sebagai mimpi, Vano yang melihat Sandra menangis tapi di luar sudah ada mami Sintia menunggu dirinya.
"Cepatlah pakai baju mu, mami sudah menunggu." ucap Vano lalu pergi meninggalkan Sandra tanpa mendengar ucapan Sandra.
"Ya tuhan ternyata bukan mimpi..." ucap Sandra pelan.
"Mami..." ucap Vano mendengar suara Vano Mami Sintia menoleh dan langsung masuk ke kamar lagi saat di depan pintu malah bertemu Sandra.
Mami Sintia hanya menatap Sandra, melihat tatapan mami Sintia membuat Sandra tidak bisa protes pada Vano dengan kejadian semalam... Mami Sintia yang duduk di bangku sementara Vano dan Sandra berdiri...
"Kenapa kamu masuk kamar Sandra.?" ucap Mami Sintia membuat Vano kaget dan Sandra langsung menatap Vano.
"Ini kamar ku..." ucap Vano berhenti saat sadar sekeliling kamar ini... Vano langsung membuka pintu ternyata salah masuk kamar.
Sementara Sandra hanya menangis lalu Angel datang kaget melihat Vano ada di kamar Sandra juga dirinya bertanya pada mami Sintia kenapa abangnya ada disini juga dan melihat ke arah Sandra yang menangis.
"Ada apa ini mi... kenapa Abang disini.?" ucap Angel.
"Mereka akan menikah." ucap mami Sintia.
"Mami, ini bisa aku jelaskan." ucap Vano.
"Kamu mau jelaskan apa.? Semua sudah jelas... Kamu mau jadi pria pengecut mami tidak pernah mengajarkan kamu seperti ini." ucap mami Sintia.
"Tapi mi, Vano di jebak." ucap Vano.
"Jadi maksud kamu ada yang menjebak kamu.? Bagaimana caranya dia menjebak mu.?" ucap mami ke Sandra.
Merasa di salahin Sandra hanya bisa menangis tiba tiba bi Yeti masuk datang juga mereka bisa masuk karena pintu tidak terkunci terbuka sedikit... Seperti mami Sintia juga kaget pintu tidak terkunci mungkin Vano karena sudah merasakan aneh di tubuhnya jadi tidak sadar bahwa pintu nya tidak tertutup rapat.
"Vano juga tidak tahu mi." ucap Vano.
"Ini apa yang terjadi nyonya... Apa yang di lakukan Sandra." ucap Bi Yeti...
"Bibi maafin Sandra..." ucap Sandra bersujud di kaki bi Yeti sambil menangis Sandra merasa tidak tahu lagi kondisi ini yang salah siapa.
"Mereka akan menikah." ucap mami Sintia.
"Apa.?" ucap Bi Yeti.
"Tidak... Aku bisa jelaskan ini semua mami ini bukan salah ku ." ucap Devano.
"Setelah kamu sudah menikmati semuanya Kamu mau jelaskan, Vano kamu seorang lelaki seandainya ini terjadi pada adik mu apa yang kamu akan lakukan .?" ucap mami Sintia.
Mendengar itu Angel paham dengan apa yang terjadi bi Yeti juga paham Sandra juga melakukan hal sama ke nyonya Sintia dia bersujud minta maaf pada nyonya Sintia tapi nyonya Sintia menyuruhnya bangun..
"Ini bukan salah Kamu sayang, anak ku yang masuk kamar kamu." ucap mami Sintia.
Reza masuk ke kamar karena mendengar dan melihat terbuka pintu kamar tersebut melihat di atas ranjang ada bercak darah Reza paham dengan apa yang terjadi, saat Reza akan mendaratkan pukulan ke Vano yang sudah berbaring di atas ranjang.
"Berengsek kamu..." ucap Reza.
"Reza hentikan..." ucap mami Sintia... Saat Reza akan melakukan pukulan untung ada mami Sintia akhirnya Reza tidak jadi memukul Vano.
"Sial..." dengan wajah marah Reza keluar kamar Sandra dengan emosi.
Bersambung...
